CHAPTER XI : CASE CLOSED OR NOT AT ALL

56 31 96
                                    

****

“Saya tidak akan menghukum kalian semua, terutama kamu Zane. Tetapi tindakan yang kamu melakukan suatu hal membuat semuanya dalam bahaya— Joseph menggantung ucapannya lalu kembali menghela nafas. “Bapak terpaksa harus melaporkan ini kepada polisi, biar mereka yang melakukannya dan kalian harus diam saja dan tidak melakukan tindakan sendiri,” ujar Pak Joseph.

Apa yang di katakan oleh Pak Joseph membuat Zane menggeleng dengan keras. ia tak akan membiarkan kepala sekolahnya melapor pada polisi. Ini adalah kasusnya sudah tentu ini kewajiban untuk menyelesaikannya sendiri.

“Tidak pak! Saya sama sekali tidak setuju, jika bapak melakukan itu jangan harap saya akan tunduk pada polisi atau pun bapak.” ucap Zane yang tak terima dengan usulan kepala sekolah.

Seketika Joseph geram mendengarnya lalu menarik tangan Zane secara kasar dan membawanya pergi ke tempat lain.

“Zane! Kamu tidak boleh ikut campur urusan Bapak—

Zane memotong pembicaraan. “Ikut campur? saya ikut campur?! Seharusnya saya yang mengatakan itu kepada bapak.” murka Zane pada orang yang lebih tua di depannya.

“Kamu tahu kenapa saya melakukan tindakan ini?” tanya Joseph yang membuat Zane terdiam tak menjawab.

“Itu karena saya tidak mau reputasi saya hancur begitu saja sebagai kepala sekolah, saya harus tetap berwibawa dan tetap harus menjadi kepala sekolah terkenal di kota Vermonion ini” ucap Joseph dengan menjelaskan panjang lebar.

Hal itu membuat Zane berdecih. “Ternyata bapak sama saja dengan kepala sekolah saya sebelumnya. Memang buah tidak jatuh dari pohonnya.” kata Zane lalu menatap Joseph dengan tajam.

“Jangan samakan saya dengan kepala sekolah kamu yang dulu!” sentak Joseph tidak terima.

Zane menyungging sinis. “Kenapa? Bapak takut harga diri bapak hilang sebagai kepala sekolah. Asal bapak tahu kota ini banyak memakan korban, dan jika sampai anak-anak di asrama kenapa-napa bapak sendiri yang akan menanggungnya.” jawab Zane.

“Perlu bapak tahu, polisi tidak akan menjamin semua orang di kota ini bisa selamat. Yang mereka tahu hanyalah uang, uang dan uang!” lanjutnya sambil menekankan kata itu secara berulang-ulang.

Setelah ia merasa puas mengatakan itu kepada Joseph, Zane meninggalkan kepala sekolah yang masih terdiam itu.

Sedangkan Joseph hanya terdiam setelah mendengar ucapan Zane, apa dirinya sungguh egois? Sungguh dirinya dilema saat ini. Namun, pikirannya untuk melaporkan hal ini kepada pihak berwajib tetap ia akan di lakukannya.

Ia sangat khawatir dengan profesinya sebagai kepala sekolah, sebelum ia datang ke rumah sakit banyak wartawan berbondong-bondong datang kepadanya menanyakan apa yang terjadi di asrama miliknya. Joseph tak bisa mengatakan apapun bibirnya seperti di tutup oleh makhluk tak kasat mata ia merasa malu dan harus menanggungnya karena tak bisa menjawab apapun. Ia melewati semua wartawan itu dan memilih pergi ke rumah sakit untuk melihat keadaan muridnya.

Joseph seperti di pengaruhi oleh seseorang di dalam dirinya, mengatakan kalau ia harus melapor pada polisi jika tidak mau reputasinya hancur.

Sungguh, Joseph sangat egois dia melakukan ini demi reputasinya sendiri ia tidak tahu jika bahaya akan datang melanda di murid-muridnya suatu saat nanti ia pasti akan menyesal seumur hidup. Tapi ia masih belum tahu jika itu akan benar terjadi.

𝐙𝐀𝐍𝐄 [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang