CHAPTER XVI : THE LABYRINTH

26 13 0
                                    

Setelah mereka menghadapi berbagai makhluk mitologi, kini mereka harus mendapat rintangan yang sangat besar. Yaitu jika mereka ingin sampai ke tempat berkumpulnya para satanisme.

Mereka harus melewati sebuah labirin yang sangat sulit di lewati karena banyaknya perangkap di setiap jalanan.

Semua yang berada di sana melihat beberapa perangkap yang mungkin sangat sulit akan di lalui oleh mereka, tetapi tidak ada salahnya mereka mencoba siapa tahu mereka mampu melewati semua perangkap tersebut.

"Ayo kita jalan, siapa tahu kita bisa melewatinya." ajak Boris pada teman-temannya.

Saat mereka mulai melangkah tiba-tiba...

WUSHHH...

Mereka semua berteriak lalu saling berpegangan karena tergelincir, mereka menganggap jika ini adalah jebakan
lantai yang sangat licin. Ini lah petualangan baru mereka saat ini mencoba melewati berbagai rintangan yang akan menghampiri mereka setiap saat.

Boris menahan sebuah celah tembok lalu menangkap tangan Zane. "Pegang yang erat semuanya!" titah Zane sambil berteriak pada teman-temannya.

Semua berpegangan tangan dengan erat agar tidak ada satu pun yang akan tergelincir, namun lucunya saat ada yang sesuatu yang menghinggapi lengan Keanu. Pria itu langsung berteriak lalu berusaha menyingkirkan hewan kecil yang berada di lengannya.

Sial! karena ulah Keanu, Boris tak bisa menahan kuat pegangan tersebut dan akhirnya mereka semua pun tergelincir lalu tak lama mereka mengumpat kepada pria yang membuat mereka menjadi seperti ini.

"Keanu!" Keanu yang mendengar umpatan itu untuknya hanya bisa meringis lalu ikut berteriak.

Semuanya terus tergelincir hingga mereka terbawa ke tempat yang akan ada perangkap lain menanti untuk mereka. Setelah melewati perangkap pertama yang menurutnya sangat tidak pantas untuk di lewati, semua kembali normal dan tak ada lantai yang licin.

"Ini semua karena mu Kean, lihat rambut ku jadi basah." kesalnya Claire pada pria itu.

Keanu menyengir. "Sorry, aku tadi reflek karena ada ulat bulu yang menempel di lengan ku masa aku membiarkannya begitu saja, aku tidak mau lah lengan ku gatal-gatal hanya karena aku konyol membiarkan ulat bulu tetap menetap di sana."

"Sudah-sudah, jangan bertengkar. Yang penting sekarang kita sudah tidak tergelincir lagi." sahut Boris.

Kemudian pria itu mengeluarkan sesuatu dari tasnya lalu. "Ini pakai hydryer ini, Keanu ini obat gosok untuk menghilangkan rasa gatal lengan mu." ucapnya memberikan kedua benda itu kepada teman-temannnya yang terkena masalah.

"Terima kasih," ucap mereka bersamaan.

Setelah wanita itu mengeringkan rambutnya, ia pun duduk sebentar lalu membuka sepatunya.

"Kaki ku terasa lemas akibat tadi." ucapnya sembari memijat kakinya.

Liam yang melihat itu langsung saja memegang kaki Claire lalu memijatnya secara perlahan, wanita itu melihat perlakuan pria itu seketika tersanjung karena perhatiannya, namun itu tak berlangsung lama karena kakinya terasa geli ketika di pijit.

"Kamu mijatnya geli Liam hahaha," ujarnya lalu tertawa merasakan geli, sedangkan pria itu hanya terkekeh mendengarnya.

Liam menghentikan pijatan itu, membalikkan dirinya ke belakang lalu menepuk punggung belakangnya seperti menawarkan sesuatu.

"Jika kaki mu terasa sakit, naiklah ke punggungku aku akan menggendongmu." Claire yang mendengar penawaran pria itu, seketika merasa tersipu malu dan pipinya merah bak kepiting rebus.

𝐙𝐀𝐍𝐄 [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang