Chapter 3 - He is.

56 50 0
                                    

×ו××

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

×ו××

“Siapa namamu? Siapa kamu sebenarnya?” gumam Sofie.

Jari-jemarinya mengelus-elus pigura foto yang menampilkan wajah seorang pria. “Aku ingin bertemu denganmu. Ingin kau membantuku mengingat semuanya tentangmu. Hariku berdebar karena dirimu. Aku ingin melakukan segalanya yang aku ingin lakukan denganmu.”

Tiba-tiba alarm pertanda operasi terdengar. Sofie tak sengaja membanting pigura foto yang berada di genggaman tangannya. Kacanya pecah, tapi Sofie tidak memedulikan itu. Dia bangkit dari duduknya, dia langsung berlari untuk memasang seluruh pakaian operasi. Sofie tidak buru-buru, tapi dia harus cepat. Sofie langsung mengoperasi pasiennya setelah semuanya siap. Pasien pertama hari ini adalah seorang laki-laki remaja.

Operasi pagi ini terbilang cukup cepat dari kemarin. Hanya membutuhkan waktu tiga puluh menit untuk mengoperasi pasiennya. Setelah itu, dia kembali ke ruangannya usai membersihkan tubuhnya pascaoperasi. Sofie duduk di kursi ruangannya. Dia memainkan laptopnya untuk mengerjakan pekerjaan serta melihat berita-berita terbaru hari Selasa ini. Cukup untuk membuat dirinya mengetahui sesuatu tentang dunia.

Sofie menggulir layar laptopnya. Hal pertama yang ingin dia lakukan adalah melihat-lihat berita terbaru terlebih dahulu. Dia fokus melihat laptopnya hingga dirinya dibuat terkejut dengan suatu berita yang ramai dibahas orang-orang. Sebuah artikel menjelaskan jika pelaku bencana di negara yang ditinggali oleh Sofie adalah sekelompok gang motor. Lagi-lagi gang motor berulah, Sofie membenci mereka. Sofie langsung menutup artikel dengan perasaan benci menyelimutinya.
Setelah itu, Sofie mengerjakan pekerjaannya.

Akan tetapi, tak lama kemudian, alarm operasi terdengar lagi. Sofie langsung mematikan laptopnya dan buru-buru mempersiapkan dirinya. Operasi kembali dimulai oleh Sofie. Sofie dibuat terkejut dengan siapa pasien yang harus dia operasi.

Lagi-lagi seorang laki-laki remaja yang menjadi pasien yang harus dioperasi oleh Sofie. Hal itu membuat Sofie sedikit ketakutan dan kebingungan. Entah mengapa, hatinya berdebar begitu kencang.

“Kita mulai lagi, Dok. Kita harus semangat,” kata perawat.

Operasi kembali dimulai. Lagi-lagi operasi dimulai selama tiga puluh menit. Setelah operasi selesai, tiba-tiba pasien selanjutnya memasuki ruang operasi. Lagi-lagi pasien Sofie mengoperasi seorang laki-laki remaja. Sofie mendapatkan informasi jika setelah dokter lain kembali ke rumah sakit, tempat ini menjadi penuh. Lalu, kurangnya obat-obatan medis membuat semua pasien terpaksa dibawa ke rumah sakit. Beruntungnya, rumah sakit merupakan tempat aman, tidak akan ada kekerasan.

Sofie harus segera mengoperasi pasiennya karena pasien selanjutnya menunggu. Sofie kebingungan, dia kewalahan, tapi dia bersikap profesional. Julukan ‘Dokter Gila Operasi’ sudah diketahui hampir semua orang. Sofie tak boleh mencoreng nama baiknya.

Tapi, beruntungnya orang-orang tidak mengetahui nama aslinya. Maka dari itu, dia akan menghabiskan seluruh energinya untuk hari ini, untuk mengobati semua pasien yang datang padanya.

Elfie.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang