Chapter 15 - Eat You!

3 2 0
                                    

×ו××

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

×ו××

Pukul 7 pagi hari ini Sofie akan segera pergi dari ruang inapnya. Dokter Karatu turun tangan atas penanganan kesehatan Sofie. Tiada satu pun dokter atau perawat diberi persetujuan oleh Karatu untuk turun tangan atas penanganan Sofie.

Akhirnya Sofie pergi dari ruang inapnya usai Rankasa mengemasi barang-barang Sofie. Walau Sofie telah sembuh dari sakitnya dan tubuhnya telah pulih, Rankasa tetap ingin menggendong Sofie. Rankasa membawa Sofie ke basemen sembari berlari.

Selanjutnya Rankasa akan membawa pergi Sofie mengelilingi kota menggunakan mobilnya. Pada awalnya Sofie meminta Rankasa untuk menggunakan motor, tapi Rankasa menolak permintaan itu dengan alasan kesehatan. Sofie tidak mengetahui jika alasan utama Rankasa tidak mengenakan motor adalah karena dirinya ingin menyembunyikan Sofie. Terlalu berbahaya untuk Sofie muncul di hadapan masyarakat.

Walau tengah menyetir mobil, Rankasa terus menggenggam tangan Sofie dengan sesekali mencium punggung tangannya. Sofie tidak mempermasalahkan itu, dia membiarkan Rankasa. Tidak masalah juga jika Rankasa melakukan apa pun padanya selama tidak berbahaya. Rankasa juga sesekali melirik ke Sofie yang duduk di sebelahnya.

“Fokus menyetir, Elka,” kata Sofie kesal.

“Tapi, ingin melihatmu,” jawab Rankasa kecewa.

“Nanti di kamar saja. Jangan di sini,” balas Sofie.

Akhirnya Rankasa diam. Dia terus mencium tangan Sofie. Rankasa terlihat ingin segera pulang untuk melihat Sofie lebih dekat dari saat ini. Tapi, Sofie menahan Rankasa untuk pulang dengan meminta Rankasa menghentikan mobilnya di sebuah tempat pembelian pakaian.

Sejujurnya, Sofie memilih dengan asal pemberhentian. Namun, beruntungnya dia membawa dompet untuk membeli beberapa pakaian untuk menahan Rankasa.

Sofie dibuat tidak bisa melakukan apa-apa kala mengetahui siapa pemilik dari toko itu. Dia sudah masuk ke dalam, dia tidak bisa keluar dari sana. Sofie memilih untuk menetap di sana sembari memilih beberapa pakaian. Tapi, setelah Sofie memilih-milih pakaian, dia dibuat tertarik dengan satu model pakaian. Pakaian berwarna hitam dengan model simpel namun elegan.

“Cantik jika kamu mengenakan itu,” kata Rankasa.

Sofie mengulurkan tangannya, melihat harga yang tertera. “Dua kali lipat dari tabunganku.” Dia menarik tangannya. “Kita pergi saja,” katanya.

Tanpa sepengetahuan Sofie, Rankasa mengambil pakaian itu. Kala Sofie fokus berjalan di depan Rankasa, Rankasa langsung menggendong tubuh Sofie. Sofie memilih untuk menyembunyikan wajahnya dalam pelukan. Rankasa membawa Sofie ke kasir untuk membayar. Rankasa berusaha menyembunyikan wajah Sofie sembari membayar. Beruntungnya kasir tidak terlalu ramai.

“Apakah akan lama?” tanya Sofie.

“Tidak akan.” Rankasa menjawab sembari berbisik. Usai membayar, Rankasa langsung membawa masuk Sofie ke dalam mobilnya. “Aku tak sabar melihatmu mengenakan ini, Fie,” kata Rankasa. Dia mengulurkan tangannya tuk memberikan tas belanja pada Sofie. Wajahnya terlihat datar menatap tak peduli ke arah Sofie.

Elfie.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang