Chapter 13 - Elandra.

2 2 0
                                    

×ו××

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

×ו××

Hal yang dibutuhkan Sofie saat ini adalah dukungan dari Rankasa. Saat ini Sofie tidak memiliki orang yang dekat dengannya selain Rankasa. Jika dibandingkan dengan orang lain, Sofie merupakan salah seorang beruntung. Namun, Sofie tidak mengetahui hal itu dan sesuatu yang berhubungan dengan hubungan mereka berdua. Sofie tidak mengetahui tentang fakta jika Rankasa merupakan bukan seorang pria biasa, pria yang di luar pemikirannya.

“Hari ini ingin makan apa, Cantik?” tanya Rankasa tersenyum manis.

Sofie mengerutkan keningnya heran. “Memangnya dokter memperbolehkan aku untuk memakan makanan lain selain makanan di rumah sakit?” tanya Sofie.

Rankasa langsung mengalihkan pandangannya, dia menggaruk tengkuknya yang tak gatal. “Mungkin mereka memperbolehkanmu,” jawabnya ragu. “Aku tidak memahami kedokteran.” Ia kemudian mengedikkan bahunya. Sebelah tangannya mengelus kepala Sofie. “Tapi, yang terpenting kamu senang dan kamu bisa segera pulang, kan?”

“Tapi, Sofie tidak boleh memakan makanan yang dilarang dokter, ya ....” Suara Karatu terdengar lembut dari arah pintu.

“Ibu bos?” sapa Sofie.

“Halo, Sofie,” balas Karatu.

“Halo juga, Ibu. Kenapa Anda ke kamar saya?” Sofie memasang wajah penasaran.

Karatu terlihat menolehkan kepalanya ke arah Rankasa. Tangannya menepuk pundak Rankasa sembari tersenyum mengerikan. “Saya pinjam wali kamu terlebih dahulu, ya,” katanya pada Sofie sembari terus tersenyum. Tangannya mencengkeram kuat pundak Rankasa sembari membawa Rankasa pergi dari hadapan Sofie.

Tanpa dijawab, Karatu dan Rankasa telah pergi dari kamar Sofie. Mereka berdua terlihat tengah menyembunyikan sesuatu dari Sofie. Itu membuat Sofie penasaran setengah mati. Tapi, Sofie tidak boleh ikut campur dengan urusan antara Rankasa dan Karatu. Sejujurnya Sofie ingin menguping pembicaraan mereka, tapi posisinya sebagai dokter operasi dan orang dekat Rankasa akan terancam jika dia melakukan itu.

Sofie memilih untuk membaringkan tubuhnya. Sepasang matanya dia tutup dengan pergelangan tangannya. Dia lelah, sedih, kecewa, penasaran, sakit hati, marah, semua tercampur menjadi satu dalam hatinya. Tubuhnya lelah, perasaannya lelah. Hatinya sedih, kecewa, dan sakit hati mengetahui jika hanya beberapa hal yang dapat dia ingat.

Beberapa menit kemudian, akhirnya Sofie tertidur.

Bahkan ketika Sofie tidur, dia bermimpi hal yang aneh. Di dalam mimpi, dia tengah melihat dan merasakan ketika dirinya tengah membunuh orang-orang yang berada di depannya. Lalu, di sampingnya, seorang pria asing tengah membantunya. Saat Sofie menolehkan kepalanya ke arah lain, pria-pria asing ikut menyerang pihak yang sama seperti pihak yang Sofie lawan.

“Ketua! Saya mendapatkan informasi jika ketua mereka berada di barisan paling belakang!!” Suara pria asing terdengar keras.

Sofie tidak bisa mengendalikan tubuhnya yang bergerak sendiri. Hatinya memiliki keinginan kuat untuk menuju ke lokasi yang ditunjukkan. Sofie tidak bisa menghentikan langkahnya. Tapi, saat Sofie menutup matanya untuk berkedip, Sofie langsung bangun dari tidurnya. Dia telah kembali ke dunia asalnya, telah pergi dari dunia mimpi.

Elfie.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang