Chapter 10 - With Love.

6 3 0
                                    

×ו××

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

×ו××

Hal yang Sofie ketahui hanyalah mengotak-atik organ manusia yang merupakan hobi Sofie. Sofie cukup kecewa saat dirinya diminta untuk istirahat oleh atasannya. Tidak ada sesuatu yang dapat dia kerjakan selain organ tubuh manusia. Tidak mungkin jika dirinya mengotak-atik organ tubuhnya sendiri.

Satu minggu Sofie diminta untuk libur telah berakhir. Sofie dapat kembali mengerjakan pekerjaannya sebagai dokter operasi. Tapi, Sofie tetap berada, tetap tinggal di rumah Rankasa. Kini dirinya sudah memiliki kamar sendiri di sebelah kamar Rankasa. Sofie yang meminta untuk Rankasa memberikan kamar padanya. Rankasa memberinya dengan syarat, Rankasa atau temannya harus menemani Sofie berangkat dan pulang dari rumah sakit atau bahkan keluar rumah.

Hal sepele dapat langsung diterima oleh Sofie tanpa pikir panjang. Selama itu tidak mengganggu pekerjaan ketika di ruang operasi, tidak masalah. Hari ini Rankasa menemani Sofie bekerja. Saat Sofie tidak memiliki pasien, Rankasa-lah yang menjadi pasien Sofie. Sofie tidak mengoperasi Rankasa, melainkan memanjakan pria itu. Kini, Sofie tengah duduk di sofa-sofa pemberian Rankasa-sembari memangku kepala Rankasa.

Alarm tiba-tiba berbunyi, Sofie yang tadinya mengelus rambut Rankasa langsung berhenti. Pria itu langsung membuka matanya.

"Tunggu sebentar, ya," bisik Sofie sembari tersenyum.

"Berapa menit?" tanya Rankasa dengan wajah yang terlihat kesal.

Sofie bangkit dari duduknya, meregangkan otot-otot tubuhnya. Lalu, dia menghadap ke arah Rankasa yang akhirnya bangun. "Tiga puluh menit hingga satu jam jika tidak terlalu parah. Jika terlalu parah, lima jam adalah waktu yang cukup. Aku akan meminta perawat untuk memberitahumu jika aku membutuhkan waktu lama untuk mengoperasi," jawab Sofie.

Tangan Rankasa terulur, menaikkan jari kelingking dan menutup jari lainnya.

Sofie mengerti hal itu. Dia juga melakukan hal yang sama, namun jari kelingkingnya melilit jari kelingking Rankasa. Tapi, tiba-tiba tubuhnya ditarik oleh Rankasa. Pria itu mencium bibir Sofie sejenak lalu membiarkan Sofie pergi. Sofie hanya bisa tersenyum melihat tingkah laku Rankasa yang menggemaskan di matanya. Sofie mengerti jika Rankasa menginginkan bibirnya-sudah berkali-kali Rankasa melakukan hal yang sama-tapi Sofie ragu untuk memberikan tubuhnya.

Sofie sibuk mengoperasi pasien ke limanya untuk hari ini. Rankasa sibuk memainkan ponselnya sembari tidur terlentang di atas sofa. Jari-jemarinya menari di layar ponselnya untuk memberi pesan pada teman-temannya. Rankasa melepas teman-temannya terlebih dahulu. Posisinya diambil alih oleh Levin D Caels. Rankasa pernah membawa Levin untuk bertemu dengan Sofie secara langsung di dalam kamar satu minggu yang lalu.

Satu jam telah berlalu, Sofie telah kembali dengan tubuh bersih. Rankasa menyambut kedatangan Sofie dengan wajah seolah menginginkan sesuatu. Dengan pasrah, Sofie mendudukkan tubuhnya di sofa. Seperti yang dia duga, Rankasa kembali tidur di pahanya dengan nyaman. Sofie kembali mengelus-elus kepala Rankasa sembari tersenyum.

Elfie.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang