Setelah memeriksa kondisi tubuhnya di rumah sakit,Lisa merasa tidak lebih baik. Kepalanya terasa berat, seakan memikul barang ribuan ton dan wajah cantiknya juga terlihat pucat.
Ketika dia berjalan kembali ke rumah, Jisoo sudah ada di sana menunggunya di depan rumah dengan ekspresi wajah yang tak bisa di prediksi.
Lisa perlahan mendekat dan berdiri di depan gadis bermarga Kim tersebut.
"Apakah itu benar?" Tanya Jisoo kesal
"Maafkan aku" balas Lisa
Sebenarnya dia sudah menduga Jisoo akan mendatanginya secepat mungkin, meminta penjelasan tanpa membuang-buang banyak waktu.
"Kenapa kau lakukan ini padaku?" Mata Jisoo memerah, menahan air matanya agar tak jatuh.
"Maafkan aku,,,sudah menyakitimu"
"Chaeyoung tidak bersalah"
Bahkan dalam keadaan seperti ini hanya keselamatan Chaeyoung yang ada di benaknya serta memikirkan perasaan gadis itu sepanjang masa daripada berusaha bersikap baik agar tidak menyakiti perasaan orang lain lagi
"Chaeyoung hanya memikirkan dirimu. Jadi dia melepaskanku. Seharusnya aku katakan bahwa aku lebih menyukai Chaeyoung,,,"
"Hentikan" Jisoo mengepal kedua tangan hingga buku-buku jarinya memucat.
"Jangan membela Chaeyoung di hadapanku. Kurasa aku tidak akan bisa memaafkannya" kalimat tajam Jisoo mampu membuat Lisa terdiam beberapa saat.
"Jangan bicara lagi"
Jisoo menatapnya dengan wajah terluka kemudian melenggang pergi dan meninggalkan Lisa seorang diri yang sedang berdiam diri di tempatnya.
Kita tidak akan bisa mengatur hati untuk jatuh cinta pada siapa begitupun dengan rasa sakit akibat patah hati. Tidak bisa memaksa agar segera menghapusnya secepat mungkin.
Biarkan waktu yang akan menjawab.
°°°
Flashback
Lisa
Chaeyoung menggandeng tanganku dan berlari pergi ke pinggiran pantai, menikmati air beriak laut mengenai mata kaki.
Di bawah pohon pinggiran pantai ,tempat dia menyatakan perasaan terpendamnya selama ini. Pohon itu terletak di bibir pantai,nuansa di sana memberikan kesejukan dan kedamaian yang tentram. Tidak banyak yang tau ada sebuah tempat seperti itu karena orang-orang sibuk bekerja dan lebih memilih di rumah saat akhir pekan.
Chaeyoung membawaku duduk di atas pasir putih, menikmati sunrise lalu dia berucap pelan "Aku mencintaimu, Lisa"
Kata-katanya yang begitu tulus, mampu menggetarkan hatiku. Dia menoleh dan melihat ke arahku. Lalu aku memegang kedua pergelangan tangannya yang berada di atas lutut,memeluknya beberapa saat untuk menikmati debaran jantung yang berirama tak beraturan.
"Aku lebih mencintaimu" Ujarku bahagia.
Kami beristirahat sambil melihat indahnya pantai di pagi hari sebagai pemandangannya. Chaeyoung duduk dengan santai bersandar di bawah pohon, dan aku berbaring di atas pangkuannya.
Dia mengusap rambutku dengan halus dan bertanya dengan hati-hati.
Lisa, bolehkah aku merasakan manisnya bibir mu?" katanya lembut.
Aku kaget mendengar kalimat darinya dan mengambil posisi duduk menghadap ke arah wajah nya. Aku menatap matanya ingin menyelidiki, serentak dia menundukkan kepalanya malu.
Aku memegang wajahnya dan mengambil tindakan lebih dulu. Ku beranikan diri mencium kening dan pipinya lalu tersenyum dengan polos.
Chaeyoung terkejut, menatapku dengan sangat. Tatapannya membuatku tersentak berhenti tersenyum. Dengan lembut dia menarik badanku lebih dekat ke arahnya membuat wajah kami benar-benar terasa dekat.
Seketika wajah ku memerah dan hendak melarikan diri. Namun dia mencoba menahan ku dengan kekuatannya agar posisi kami terjaga seperti itu. Dengan ekspresi wajah yang serius namun terlihat cantik itu mendorong ku hendak melakukan apa yang sedang dia pikirkan untuk mengikuti alunan yang telah tersusun rapi.
Akhirnya,,,
Bibir yang semerah ceri itu berhasil menyentuh bibirku dengan lembut untuk pertama kalinya!
Chaeyoung kemudiaan menghisap bibirku lembut, dengan sangat intens .Tak ku sangka dia sangat ahli melakukannya dalam sekali coba. Terasa imajinasi yang semakin menggila saat kami mulai terangsang akibat ciuman pertama kami. Aku terkejut saat lidahnya masuk ke dalam mulutku dan caranya menghisap bibirku.
Tanpa sadar aku pun terbawa suasana, membalas ciumannya lebih agresif, melakukan lumatan beberapa kali hingga terdengar suara nafasnya yang lembut.
Setelah ciuman terlepas beberapa saat,kami saling bertatapan. Chaeyoung memulainya lagi dengan sentuhan bibir yang hangat perlahan-lahan.
Oh, rasanya seperti gulali yang ketika di makan pecah di mulut
Serentak wajah Chaeyoung merona merah seperti buah apel yang hampir matang. Dia tampak malu, sisinya yang seperti itu belum pernah kulihat.
Dia seperti anak anjing penurut yang sangat manis!
Wajahnya tetap memerah dan berkata dengan pelan" terimakasih atas cinta dan ciumannya"
Ciuman pertama kami terasa manis, menggairahkan serta mendebarkan.
Aku tak akan pernah melupakan kenangan seperti ini, berciuman dengan seseorang yang ku cintai di depan hamparan laut biru yang luas.
°°°
Malam itu, baik Chaeyoung dan Lisa tersenyum mengingat saat-saat manis mereka.
Ciuman pertama dan setiap sentuhan pertama yang mereka lakukan masih terekam jelas di pikiran serta rasanya masih tertancap sempurna di palung hati terdalam.
Lalu tiba-tiba Chaeyoung mengambil jaketnya, teringat akan ucapannya akan mengunjungi Lisa di rumahnya. Sepanjang perjalanan wajah cantiknya tak pernah lepas dari senyuman. Pipinya terlihat lebih chubby dengan perasaan bahagia seperti ini.
Pada saat yang sama, Lisa juga berlari keluar dari dalam kamarnya. Mengenakan mantel yang sedikit tebal. Perasaan rindu meluap hanya dengan memikirkan Chaeyoung.
Waktu terus berputar dan tak terasa keduanya pun bertemu dengan perasaan cinta yang bergemuruh di dalam dada.
Chaeyoung dan Lisa tersenyum satu sama lain.
Dunia seakan milik berdua.
°°°
Author bakal jor-joran update 🙈
Karena tinggal beberapa part lagi
See y!
KAMU SEDANG MEMBACA
SOMETHING [CHAELISA]☑️
RomanceSatu,dua,tiga. Hanya dalam tiga detik aku telah jatuh cinta