SM 19

192 20 19
                                    

Cinta bukanlah tentang berapa lama kau mengenal seseorang, melainkan tentang seseorang yang membuatmu tersenyum sejak saat kau mengenalnya.

Saat pertama kali bertemu, dirimu selalu hadir dalam hatinya. Waktu berjalan bersama bayangnya, ingin selalu dekat dengannya

Mencintai karena di sisinya sepi hilang, di sampingnya merasa terjaga, dan bersamanya membuat bahagia

Saat menatap matanya, bagaikan telah menemukan cermin jiwa.

Chaeyoung dan Lisa mengingat semua kembali pertemuan pertama mereka di area taman kampus. Hanya butuh waktu tiga detik untuk jatuh cinta sama lain.

Perasaan berdebar itu hadir setiap kali menatap wajah orang yang di sukai.

Ya, menyatakan perasaan tidak semudah jatuh cinta. Chaeyoung dan Lisa sempat mengalami beberapa masalah di mulai dari kedekatan Jisoo dengan Lisa, serta sikap pengecut Chaeyoung yang enggan memberitahu perasaan yang di milikinya.

Hingga akhirnya setiap masalah yang muncul teratasi dengan tindakan berani dari Lisa. Mengatakan kebenaran yang ada dan memulai semuanya dari awal.

Bahwa,,,

Cinta tidak serumit itu.

Setelah bertemu secara dadakan, Chaeyoung dan Lisa berjalan-jalan sepanjang malam, menikmati momen indah karena telah resmi menjadi sepasang kekasih.

"Tadi kau mau kemana?" Chaeyoung memecah keheningan.

"Jalan-jalan saja. Tadi kau mau ke rumahku?" Lisa mengusap telapak tangan mengurangi rasa dingin yang melanda tubuh.

"Tidak. Aku hanya jalan-jalan juga" Chaeyoung bohong menutupi rasa gugup yang menjalar.

Bukankah terlalu kentara betapa dia sangat mencintai Lisa?

"Aku juga heran tadi kenapa aku berlari ke arah rumahmu" Chaeyoung melepas tangan yang berada di kantong jaket hitamnya.

"Sebenarnya,,," Chaeyoung berhenti sebentar, menatap Lisa lebih lembut.

"Aku sangat merindukanmu" ucapnya malu-malu

"Aku juga" senyum Lisa, menutupi rona merah di wajah.

Perlahan Chaeyoung menarik sebelah tangan Lisa, kemudian mengaitkan jemarinya di sana. Perasaan bahagia menusuk relung jiwa ketika bersama dengan orang terkasih.

Lalu mereka berjalan saling berpegangan tangan, dan terus memegang tangan menikmati jalanan kota bertabur ribuan lampu serta bintang di atas langit sebagai saksi bisu.

Keduanya duduk di bangku di depan sebuah bangunan,seperti kota aula. Chaeyoung tetap mengaitkan jemarinya di tangan gadisnya.

Saat Lisa menoleh,dia memperhatikan luka lebam kecil yang terletak di sudut bibir Chaeyoung. Perhatiannya teralihkan beberapa saat di sana.

"Oh ini,,, tidak apa-apa" Chaeyoung menyentuh bibirnya yang terluka.

"Jennie memarahiku. Tidak apa-apa. Mereka pada akhirnya akan mengerti" Chaeyoung mengusir rasa khawatir Lisa atas apa yang telah terjadi.

"Oh iya,kau tidak pergi ke rumah sakit,kan?" Tanya Chaeyoung saat Lisa hanya diam sekedar mengubah suasana yang sedikit sunyi

"Aku tidak pergi" ujar Lisa.

Dalam posisi seperti ini bukan waktu yang tepat untuk membicarakan masalah tentang dirinya. Selain itu Lisa masih terlalu takut untuk mengungkapkan hal tersebut.

Bagaimana jika tubuhnya memang menghadapi sesuatu yang serius?

Lisa tidak akan sanggup membuat Chaeyoung khawatir berlebihan kemudian hanya memikirkan tentang dirinya sepanjang hari.

Apapun itu,Lisa tidak berani mengambil resiko.

Ayolah,Lisa dan Chaeyoung baru resmi pacaran sehari. Sungguh terlalu kejam jika membahas sesuatu yang dapat merusak momen kebersamaan mereka.

"Sudah kuduga"

"Maaf" Lisa terkekeh kecil

"Kan sudah kubilang pergi" Chaeyoung sedikit kecewa

"Maaf"

"Jangan pernah bilang seperti itu. Cinta berarti tidak pernah berkata maaf"

Hati Lisa menghangat seketika saat mendengar kalimat Chaeyoung, ternyata hal-hal kecil seperti ini masih teringat jelas olehnya.

Lisa merasa telah bertemu kekasih hatinya seperti yang terjadi di film Korea, impiannya selama ini.

"Kita harus mengatakan maaf pada orang lain. Jadi ini hanya di antara kita saja, jangan pernah ada kata maaf"

"Cinta berarti tidak pernah berkata maaf" setuju Lisa, tersenyum pada kekasih hatinya dengan tulus.

Chaeyoung menampilkan jari kelingkingnya ke atas kemudian Lisa menautkan jemarinya di sana sebagai sumpah kecil atas perasaan cinta yang baru.

Apapun yang terjadi di masa depan, tidak akan pernah ada kata maaf.

"Aku sudah menyelesaikan lagunya dengan lirik yang kau tulis untukku" kata Chaeyoung sedikit bangga.

Selama berminggu-minggu dia telah bekerja keras untuk menulis lirik dalam lagu tersebut, menuangkan semua perasaannya pada setiap melodi agar dapat membentuk sebuah lagu indah dengan Lisa berada di dalamnya.

"Benarkah?" Rasa bangga sekaligus kaget bercampur menjadi satu saat Lisa mengetahuinya.

"Aku tulis di bagian akhirnya. Tapi ada sesuatu yang benar-benar ingin aku katakan padamu" Chaeyoung menciumi pergelangan tangan Lisa dengan kecupan hangat.

"Apa itu?" Pipi Lisa merona.

"Aku akan menyanyikannya untukmu di festival nanti"

Chaeyoung dan Lisa berbincang tanpa kenal waktu. Menghabiskan kebersamaan dengan candaan serta pelukan yang membuat jiwa damai. Terlalu asik dengan cinta yang baru saja terjalin dan tanpa menyadarinya, bagaimana mempersiapkan diri untuk sebuah akhir.

Benarkah kebahagiaan yang terjadi? Atau malah sebaliknya?

Sebuah bom besar tengah menanti dan dapat menghancurkan semua dalam sekejap.

Bagaimana jika Lisa tahu tentang rahasia Chaeyoung yang menyimpan buku hariannya selama ini?

Chaeyoung tau semua tentang Lisa berkat buku harian tersebut.

Masih bisakah cinta mereka di sebut karena takdir?



°°°

Today, author ulang tahun 🙈

Update ini hadiah untuk kalian!

See y!

SOMETHING [CHAELISA]☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang