Setiap malam Chaeyoung membaca buku harian gadis itu berulang kali.Selain mengetahui fakta bahwa salah satu keinginannya adalah melihat film Love Story di bioskop, Chaeyoung juga membaca kalau saat kecil Lalisa punya kebiasaan menggunakan air liur untuk menyembuhkan luka, dan itu semua adalah cara yang diajarkan oleh neneknya.
Chaeyoung ingin tahu segala sesuatu tentang Lalisa
Chaeyoung bahkan pergi ke bioskop untuk membeli tiket film Love Story keesokan harinya serta pergi ke perpustakaan untuk mencari buku favorite ayah Lalisa The Little
PrinceSemua cara dilakukan oleh Chaeyoung demi ingin dekat dengan gadis pujaan hatinya dengan penuh kehati-hatian juga diam mengamati dari belakang.
Dia tidak menyadari kalau Lalisa ada di perpustakaan, dan mata mereka saling bertemu dari dua sisi yang berbeda di rak buku. Chaeyoung yang bingung seketika menabrak gerobak buku dan membuat kegaduhan kecil hingga Lalisa tersentak dan ingin mengetahui apa yang sedang terjadi.
Lalisa mengernyitkan dahinya saat dapat melihat dengan jelas seseorang yang sudah dikenalinya secara tak sengaja di taman kampus.
Ya,gadis blonde bertubuh jangkung itu sedang membantu seorang pustakawan dan bibir mungilnya mengucapkan kata maaf berulang kali.
"Ingin mengambil ini?" Tanya pustakawan saat novel The Little Prince jatuh dari tangan gadis blonde.
"Tidak" geleng Chaeyoung cepat dan menatap gugup Lisa kemudian pergi begitu saja saking malunya.
Sementara itu Lisa heran, diantara banyaknya judul novel, mengapa The Little Prince yang dipilih oleh Chaeyoung? Dan saat itu juga dia merasa memiliki kesamaan dengan si gadis blonde.
°°°
Kau tidak tahu tentangnya?" Irene menyesap minumannya saat sudah duduk berdua dengan Lisa di kantin kampus.
"Mereka dapat julukan princess kampus! Jisoo adalah seorang playgirl sejati, Seulgi adalah anak desa dengan kemampuan dance yang terbaik" papar Irene.
"Yang paling penting,,," Irene setengah berbisik
"Chaeyoung adalah seorang mahasiswi seni misterius yang memiliki karisma lembut, pemenang kontes lukisan banyak dan anak dari keluarga kaya raya. Gosip yang mencengangkan adalah dia sudah memiliki tunangan" Irene menyudahi ceritanya.
"Tunangan?" Batin Lisa dan entah mengapa dia merasa sedih.
"Tidak!!" Chaeyoung menyela pembicaraan mereka dengan lantang dan sedikit kesal akan gosip murahan yang cepat menyebar.
"Aku tidak memiliki tunangan" Matanya seolah menyiratkan agar Lisa jangan percaya begitu saja.
Setelah mengatakan hal seperti itu, Chaeyoung terburu-buru keluar dari dalam kantin meninggalkan Lisa yang sedang termangu serta kebingungan.
°°°
Cinta pertama, seperti hujan, selalu segar.
Cinta juga seperti hujan, bisa dirasakan tapi tidak bisa dihentikan.
Chaeyoung masih setia menunggu kehadiran Lalisa setelah dirinya sudah keluar dari dalam kantin bertindak ceroboh dengan menyela pembicaraan orang lain.
Chaeyoung menatap ribuan rintik hujan yang jatuh di atas permukaan tanah, membuat basah jalanan serta pohon-pohon di sekitar area kampus.
Dia langsung berdiri tegak saat Lisa sudah keluar seorang diri tanpa memegang payung dan sedang berdiri di sisinya.
Setelah beberapa saat keheningan yang canggung Chaeyoung akhirnya mengumpulkan keberanian dan mendekat perlahan pada gadis itu.
"Tunggu disini,ya" katanya tiba-tiba dan Lisa tak dapat menyembunyikan keterkejutannya akan sosok gadis itu yang selalu muncul tak terduga.
Chaeyoung berlari secepat kilat sambil menenteng tasnya, matanya sibuk menjelajahi sudut kantin tapi tak menemukan barang yang dicari.
Bibirnya tersenyum manis saat menemukan payung lusuh berwarna biru di sudut meja dan langsung mengambilnya begitu saja tanpa bertanya siapa yang punya.
Chaeyoung kembali ke luar, dengan payung di tangan, dan mereka berpayung berdua serta berjalan beriringan keluar dari kampus.
Karena payungnya kecil dan agar Lisa tidak terkena hujan, Chaeyoung berkorban dengan membiarkan setengah tubuhnya terkena tetesan air dari atas langit.
"Lebih dekat denganku" Lisa merasa tak tega karena separuh bahu gadis itu sudah basah demi dirinya.
"Seperti ini lebih baik" Chaeyoung tersenyum kikuk merasa aliran darahnya mengalir lebih deras akan kedekatan mereka di bawah payung kecil.
"Are you sure?"
"Yeah"
Ketika mereka berjalan bersama, Chaeyoung membicarakan topik tunangan, dan meyakinkan Lisa bahwa itu semua tidak benar.
Lisa tampak senang mendengarnya, meskipun dia khawatir ketika Chaeyoung kehujanan.
"Mendekat lah" pinta Lisa
Chaeyoung meyakinkan kalau dia tidak apa-apa dengan sikap malu-malu kucingnya dan Lisa tersenyum tipis melihat sikap gadis itu.
"Ah, sepertinya aku ada urusan" Chaeyoung berhenti di tengah jalan dan tetap memayungi Lisa saat tubuhnya sendiri sudah basah kuyup.
"Kapan aku bisa mengembalikan payungmu?" Tanya Lisa saat Chaeyoung mau meninggalkannya.
Chaeyoung mengumpulkan semua keberaniannya dan menatap lurus pada gadis poni "apa kau ada acara di hari Minggu?"
"Tidak ada"
"Maukah kau menonton bersama denganku? Film Love story" Chaeyoung tertunduk saat menyebutkan nama film itu dan sangat was-was akan reaksinya
Lalisa kaget dan jauh di dalam lubuk hatinya bersorak gembira karena menemukan kesamaan lagi pada gadis itu. Lalisa langsung setuju dengan senyum malu-malu.
"Aku mau" pipi Lisa merona.
"Terimakasih. Sampai jumpa di hari Minggu" Chaeyoung pamit dengan tubuh yang sudah basah. Bersikap biasa saja di depan gadis pujaannya walaupun jauh dalam hati,dia sudah ingin berteriak sekeras mungkin.
°°°
Author ngilang karena ngerjain ini 😋😂
Dua part sekali update, bolehlah ya
See y!
KAMU SEDANG MEMBACA
SOMETHING [CHAELISA]☑️
DragosteSatu,dua,tiga. Hanya dalam tiga detik aku telah jatuh cinta