Tidak perlu di umbar rasa rindu yang membuncah biar alam semesta yang memberitahu.
Chaeyoung merasa harapannya untuk bersama Lisa sudah pupus tanpa ada yang tersisa lagi dan ketika rasa putus asa menghampiri maka takdir yang akan memainkan perannya.
Saat Lisa hendak menghampiri Jisoo,tiba-tiba seseorang sengaja menabrak salah satu alat peraga dan jatuhnya akan mengenai tubuh si gadis poni. Jisoo bergerak untuk melindunginya, tapi Chaeyoung sampai di sana lebih dulu dan melindungi Lisa menggunakan tubuhnya.
Keduanya tersungkur ke lantai dengan memeluk tubuh Lisa,tangan Chaeyoung berada di bawah kepala Lisa sekedar menopang agar gadis itu tidak cidera.
"Ah" Chaeyoung meringis merasakan pergelangan tangannya sangat ngilu.
Suara histeris menyelimuti lantai dansa dalam sekejap.
Chaeyoung cidera tampaknya cukup serius dan teman-temannya membawanya ke klinik masih berada didalam kawasan kampus.
"Separah apa sih? Kenapa kita tidak bisa masuk?" Jennie kesal saat berada di ruang tunggu.
"Mana ku tahu" Seulgi bolak-balik sedari tadi, kecemasan melanda wajahnya.
"Seharusnya dia serahkan saja pada Jisoo. Kenapa dia yang harus menolong?" Kesal Seulgi sambil merilik sekilas pada Lisa yang tengah duduk.
"Aku sangat frustasi. Aku mau pergi mencari udara segar" Jennie berdiri dan sedikit kecewa akan sikap Chaeyoung.
Jennie dan Seulgi memutuskan untuk pergi tapi Lisa menunggu dengan sabar. Beberapa saat setelah mereka pergi, Jisoo yang merupakan mahasiswi kedokteran keluar dari dalam ruangan dan mengatakan dokter sudah selesai mengobati Chaeyoung dan sudah dapat melihatnya.
"Yang lainnya kemana? Masuklah" ucap Jisoo saat menyadari Lisa yang tinggal seorang diri.
Lisa melangkah perlahan dan masuk ke dalam ruangan dan tengah mendapati Chaeyoung duduk di atas ranjang. Perasaan bersalah menyeruak begitu saja begitu menatap Chaeyoung.
"Hei,orang sakit! Temani Lisa,ya" canda Jisoo. Dia menutup pintu ruangan kemudian mencari keberadaan Jennie dan Seulgi
"Dokter bilang aku pasti sembuh jika aku tetap memakai ini" Chaeyoung berusaha menghibur memamerkan lengannya sebelah kanan yang sudah di gips.
"Kau mau menggambar sesuatu disini?"
"Kau tetap saja tidak tertawa" Chaeyoung kikuk dan menurunkan tangannya yang terluka.
Lisa tak mampu membendung air matanya, menetes secara perlahan-lahan mengenai wajah cantiknya. Chaeyoung merasa tak enak hati melihat gadis yang disukainya harus bersedih.
"Maaf. Saat kau terluka,aku kira badanmu benar-benar parah. Orangtuaku meninggal saat mencoba menyelamatkanku dalam kecelakaan mobil" nada Lisa getir dan air mata terus berjatuhan.
Demi apapun,dia tidak mau kehilangan seseorang lagi dalam hidupnya. Kejadian ini membuatnya Dejavu.Lisa berpikir sesuatu yang buruk terjadi pada gadis itu.
"Maaf. Aku turut berduka" kata Chaeyoung pelan, memandangi wajah Lisa yang berlinang air mata.
Chaeyoung ingin berdiri, sekedar ingin dekat dengan tubuh Lisa kemudian terganggu karena kedatangan Jisoo dan Seulgi saat pintu terbuka.
"Chaeyoung,kau baik' saja?" Seulgi mendekat kemudian melihat wajah Lisa yang sembab seperti habis menangis.
"Aku baik' saja. Mereka bilang aku akan sembuh dalam dua minggu" balas Chaeyoung tersenyum.
°°°
Kembali ke kamar asrama, Seulgi membantu Chaeyoung melepas mantelnya perlahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOMETHING [CHAELISA]☑️
RomantizmSatu,dua,tiga. Hanya dalam tiga detik aku telah jatuh cinta