pertemuan

274 28 10
                                    

Beomgyu mematut dirinya pada cermin, merapikan rambutnya yang mulai memanjang. Taehyun bilang ia harus potong rambut, gaya rambutnya sudah seperti penyanyi tahun 90an. Terserah, dia tidak perduli. Mau orang bilang apa juga Beomgyu menyukai gaya rambutnya yang sekarang. Memakai jaketnya lalu keluar dari apartemennya.

Sejak 2 tahun lalu, Beomgyu memutuskan untuk tinggal sendiri setelah lulus dari sekolahnya. Sekarang dia sudah menjadi mahasiswa semester 2 jurusan arsitektur.

Beberapa tahun kebelakang sudah cukup membuatnya terpuruk tanpa arah. Sekarang waktunya untuk seorang Choi Beomgyu kembali bersinar. Melupakan masa lalu yang menyedihkan. Menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik.

Tapi yang namanya hati tidak pernah bisa untuk berbohong. Jauh di dalam, Choi Beomgyu masih berharap bisa bertemu Choi yeonjun.
.
.
_______________________________________.
.

Mengenal kang Taehyun sepertinya sudah separuh dari umurnya. Sejak zaman SMP , orang yang selalu menjadi temannya hanya laki-laki bermarga kang ini.

"Taehyun-ah, kau tidak mau pindah keluar negri?"

Beomgyu membuka suaranya sore itu, di dalam cafe dekat kampusnya.

"Hah? Kenapa tiba-tiba?"

Beomgyu menaikan bahunya.

"Bosan saja melihatmu"

"Hei! Bajingan"

Beomgyu tertawa, meminum ice americanonya yang sudah habis separuh.

Taehyun yang melihatnya tersenyum. Sejujurnya ia takut. Sehari setelah upacara kelulusan Yeonjun, Beomgyu datang padanya dengan penampilan berantakan. Kedua matanya sembab. Taehyun yang saat itu tidak mengerti hanya mempersilahkannya masuk. Memberinya segelas coklat hangat untuk menenangkan sahabatnya. Butuh 3 tahun baginya untuk menenangkan Beomgyu. Mencegah hal-hal aneh yang mungkin saja sahabatnya lakukan saat itu.

Dan melihat tingkah Beomgyu saat ini, dia pikir usahanya tidak sia-sia. Sahabatnya kembali seperti semula. Tidak lagi bertingkah seperti mayat hidup.

"Kau tidak mengajak kai kesini?"

Taehyun menggeleng, tangannya kembali sibuk membuat sketsa pada kertasnya.

"Dia lagi kecintaan sama pacarnya. Makanya ngebucin terus"

Beomgyu mengangguk, menyeruput icenya hingga habis lalu berdiri dari kursinya.

"Mau kemana?"

"Ketemu pak Kim, ada diskusi"

Taehyun mengangguk, tangannya terangkat untuk melakukan TOS dengan sahabatnya.

"Aku duluan"

.
.
_______________________________________
.
.

Gambar Beomgyu itu luar biasa bagus. Makanya dia ambil jurusan arsitektur untuk kuliahnya. Saat ayahnya bertanya kenapa arsitek, Beomgyu hanya menjawab biar skilnya makin terasah. Padahal jauh di lubuk hatinya karena dia males aja nyari jurusan, yang terlintas di pikirannya saat itu hanya arsitektur. Jadi yaaa begitulah.

"Bagus, kau bisa mempersentasekan ini nanti"

Beomgyu tersenyum, berdiskusi dengan dosen favoritnya memang keputusan yang tepat. badannya membungkuk, mengucapkan terima kasih lalu pergi keluar dari ruangan.

Langkahnya cepat menyusuri koridor kampusnya. Ingin cepat sampai parkiran untuk mengambil motornya lalu pulang ke rumah.

Namun sial yang sungguh sialan!

Ban motornya kempes.

Beomgyu menendang bannya kesal, lalu berjongkok di samping motornya.

"Kau ku jual saja lah, bocor terus. Kan aku jadi tekor keluar duit terus"

FATE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang