sesuatu yang terpendam

305 20 4
                                    

Sudah 3 kali yeonjun melihat Beomgyu duduk di depan tokonya yang belum buka. Biasanya dia hanya akan duduk, memperhatikannya buka toko lalu pergi begitu saja. Namun kali ini tidak, ia duduk di sana dengan 2 bungkus bubur.

"Kau pasti belum sarapan kan?"

Yeonjun menghela nafasnya, tidak tega. Maka ia mengajak Beomgyu untuk masuk ke dalam toko.

"Kau tidak ada kelas"

Yeonjun mengambil kursi, meletakkannya di balik meja kasir untuk Beomgyu duduki.

"Ada, jam 10"

Yeonjun mengangguk, mempersilahkan Beomgyu duduk di sampingnya. Bungkusan bubur di buka, lalu di letakkan diatas meja kasir.

"Sejak kapan kau mewarnai rambutmu Hyung?"

"Belum lama ini"

Beomgyu mengangguk, menyuapkan sesendok bubur kedalam mulutnya.

"Cocok, terlihat lebih manis"

Yeonjun mendengus, mulutnya diam sibuk memakan buburnya.

"Ngomong-ngomong, aku memberi tahu ayah kalau bertemu denganmu"

Gerakan yeonjun berhenti, kepalanya mendongak menatap Beomgyu yang duduk di depannya.

"Kenapa kau memberi tahunya?"

Beomgyu selesai, meletakkan bekas sampahnya di lantai.

"Dia orang yang paling khawatir denganmu"

Yeonjun diam, nafsu makannya menghilang.

Beomgyu yang melihatnya bergerak, tangannya mengambil jemari yeonjun. Meremasnya pelan.

"Kami mencarimu Hyung. Ayah bahkan menyuruh beberapa orang untuk menemukanmu"

Yeonjun menunduk, sebelah tangannya yang tidak di genggam mengepal erat di atas pahanya.

"Maaf sudah merepotkan kalian"

Beomgyu yang mendengarnya tersenyum, menggeser kursinya untuk lebih dekat. Tangannya terangkat, memeluk pundak yeonjun.

"Tidak apa-apa. Yang penting sekarang aku sudah menemukanmu"
.
.
_______________________________________
.
.

Beomgyu melempar tasnya ke atas meja, lalu duduk di samping Taehyun yang sedang memainkan ponselnya. Mereka sedang di kelas.

Taehyun melirik sebentar, lalu kembali memainkan ponselnya.

"Habis dari sana lagi?"

Beomgyu berdehem, tangannya bergerak ke dalam saku celana, mengambil ponsel dan ikut memainkannya.

"Aku jadi ingin bertemu dengannya, boleh aku ikut jika kau kesana lagi?"

"Ya boleh saja"

****

Yeonjun menghela nafasnya, lagi. Sudah beberapa kali dalam sehari ini ia menghela nafasnya. Kepalanya pening melihat 3 pemuda yang sangat ia kenal berdiri di depan meja kasirnya. Jemarinya bergerak memijat pelipisnya.

"Untuk apa kalian kesini?"

Taehyun dan hueningkai cemberut.

"Yeonjun Hyung, apa kau tidak merindukan kami?"

Yeonjun kembali menghela nafasnya, lama-lama ia bisa tua lebih awal jika seperti ini.

"Tidak, sekarang kalian keluarlah. Aku sedang bekerja"

"Tidak mau, lagian juga lagi ga ada pembeli tuh"

Beomgyu yang memperhatikan interaksi tiga orang di depannya tersenyum. Lalu langkahnya bergerak menyusuri barisan di mana gitar-gitar di pajang menempel pada dinding toko. Lalu tatapannya jatuh pada sebuah gitar berwarna biru dengan ornamen putih di tengahnya. Tangannya bergerak untuk mengambilnya, entah kenapa tiba-tiba ia ingin mempelajarinya.

FATE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang