08

319 40 0
                                    

Malam hari pun tiba, Ashley mengajak Azizi untuk berbicara sebentar. Dan Azizi mau-mau saja, cuman bicara dengan Ashley ini.

Namun, pembicaraan ini berbeda seperti biasanya, Ashley menanyakan apakah Azizi ada kekasih? Dan tentu Azizi jawab ' tidak '. Azizi sudah mempunyai istri, untuk apa kekasih?

Sampai dimana Ashley selesai menyodorkan pertanyaan kepada Azizi, ia memberikan suatu benda kecil berwarna biru dan putih. Azizi melihat adanya garis berwarna merah dua, Azizi membelalakkan matanya. Betapa terkejutnya ia melihat itu, ia meyakinkan Ashley bahwa benda itu milik istrinya.

 Betapa terkejutnya ia melihat itu, ia meyakinkan Ashley bahwa benda itu milik istrinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kurang lebih seperti itu. Mata Azizi berpindah menatap Ashley yang sedang menangis, ia mengusap punggung Ashley dan membawanya ke dekapan Azizi untuk menenangkan.

" Kita omongin baik-baik, ya? Jangan sampai kamu kepikiran untuk gugurin anak yang tidak bersalah ini. Ini salah aku, maaf. " Azizi bersuara, tangis Ashley semakin kencang setelah Azizi mengucapkan itu.

" Maaf, Ashley. Seharusnya malam itu aku tidak terbawa suasana, dan seharusnya aku tidak mengeluarkan itu didalam. Aku hancurin masa depan kamu, maaf! Hukum aku, tapi tolong, jangan bayinya... " Lirih Azizi meminta maaf, seharusnya Ashley kuliah! Namun, karena dirinya, Ashley tidak bisa melanjutkan pendidikannya.

" A-aku takut, Azizi! Aku mau kuliah, tapi mungkin tidak bisa... " Ashley mengeratkan pelukannya kepada Azizi.

Ucapan Ashley membuat Azizi semakin merasa bersalah, ia akan bertanya kepada Graciana, meminta saran untuk masalah? Ini.

" Aku mau bicara dulu sama Dda, kamu tunggu ya? " Azizi mengelus puncak kepala Ashley, lalu pergi keluar untuk menelepon sang ayah.

Disisi lain, Graciana yang sedang berada didalam mobil untuk pulang kerumahnya mendapatkan telepon dari anak semata wayangnya itu. Ia segera mengangkat telepon itu.

" Halo, Kenapa Zizi? Ada masalah? " Graciana bertanya, semenjak anaknya menikah. Azizi semakin jarang untuk memberikan kabar kepada dirinya.

" Dda, Ashley hamil. Aku harus gimana? Dia ngga bakal bisa kuliah! " Azizi kembali bertanya kepada sang ayah dengan nada suara yang bergetar.

" Ashley hamil? Ya Tuhan... " Graciana bergumam namun sepertinya Azizi mendengar itu.

" Zi, Ashley bisa kuliah! Namun, setelah melahirkan. Jaga cucu Dda baik-baik, coba kamu telepon Ibun kamu. Setelah itu, bicarakan hal ini dengan mertuamu! " Graciana bingung, ia harus bagaimana? Seharusnya ia bahagia mendengar kabar bahwa ia akan segera mendapatkan cucu. Tapi bagaimana dengan Oniel dan Inara? Apakah mereka tak marah jika anaknya gagal berkuliah? Aghh, seharusnya Azizi tidak mengeluarkan sp**ma itu didalam.

Setelah telepon bersama ayahnya dimatikan, Azizi segera menelepon ibunya. Shania mendukung kehamilan Ashley, ia mencoba berbicara kepada Ashley. Shania juga mendukung Ashley untuk berkuliah, mau setelah melahirkan ataupun berkuliah online.

Tangan Azizi bergetar hebat ketika akan menelpon mertuanya, Ashley menyadari itu. Ia membawa ponsel Azizi ketangannya, lalu menelepon orangtuanya itu.

Oniel dan Inara sungguh terkejut, tak menyangka bahwa mereka akan bertambah cucunya. Oniel sedikit kecewa ketika mendengar kabar itu, namun. Rasa bahagia lebih besar dari pada rasa kecewanya, ia memberi tahukan Azizi untuk menjaga Ashley selalu.

Keinginan Ashley untuk berkuliah pun dituruti oleh Oniel. Oniel mempunyai 1 universitas ternama dijakarta, ia mendaftarkan anaknya itu, namun. Kuliah online, dan semuanya dipermudah dengan Oniel. Mengingat bahwa Oniel adalah seseorang yang berkuasa dinegri itu, begitu pula dengan Graciana.

Akhirnya semuanya selesai sudah, Azizi mencium perut dan kening Ashley. Berdoa kepada Tuhan agar semuanya berjalan dengan baik.

Only And Youngest Child [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang