13

272 36 0
                                    

Semakin hari, kondisi Shasa semakin parah. Dokter hampir putus asa untuk membantu Shasa, beberapa waktu lalu, detak jantung Shasa sempat berhenti. Itu membuat semua keluarga menangis sedih, terutama Freya dan Flora.

Keluarga pun meminta doa-doa kepada beberapa mata agama di Indonesia untuk kesembuhan Shasa. Berharap ada keajaiban datang, namun. Tuhan lebih sayang kepada Shasa.

Ya.

Shasa pergi kepangkuan Tuhan tepat pukul 12.00 siang pada hari Jumat. Kepergian Shasa membuat Flora dan Freya terpuruk, begitu pula dengan keluarga yang lain.

Ashley tak kuasa menahan tangisnya, melihat kakaknya, Flora. Yang meraung-raung dipelukan Inara, dan Freya yang menangis kencang dihadapan Azizi. Aran, Chika, dan Oniel. Mereka pun menangis dalam diam, Luna dan Raisha berpelukan, menguatkan diri mereka masing-masing. Sedangkan Ashley, ia berlari ke dekapan Shania.

Kedua anaknya dititipkan kepada baby sitter mereka. Tak mungkin jika mereka ikut serta dalam pemakaman. Banyak keluarga serta kerabat Flora dan Freya yang hadir disana.

Chika, dia pingsan setelah menangis kencang. Semua terpukul atas kepergian Shasa kepada sang pencipta.

Setelah mengurus tanah, akhirnya. Shasa akan segera dimakamkan, tangis Flora mulai mereda ketika melihat tukang yang sedang memasukkan tanah kedalam lubang itu.

Ikhlas.

Harus.

Pandangan mata Flora kosong, Luna menghampirinya dan mengelus-elus pundak sebelah kiri Flora. Mereka semua tak menyangka bahwa Shasa akan meninggalkan mereka semua secepat ini.

Acara pemakaman telah selesai, mereka semua sudah kembali berkumpul ditempat tinggal Flora dan Freya. Mereka akan melaksanakan acara pengajian. Namun, Flora tidak diperbolehkan ikut membantu untuk acara malam ini. Flora diharuskan untuk beristirahat saja, pastinya dia masih lemas.

Flora membaringkannya tubuhnya dikasur kamar, memejamkan matanya. Flora membayang-bayangkan moment yang bersama Shasa, dan tak lama dari itu, Freya masuk kedalam kamar dan menghampiri Flora.

Freya membawa Flora kedalam dekapan hangatnya. Mengusap-usap kepala Flora dengan lembut. Freya sudah ikhlas jika anaknya telah berpulang, daripada didunia, Shasa akan terus tersiksa oleh alat-alat yang membuatnya sakit.

Freya mengajak Flora untuk keruang keluarga. Di sana, ada keponakan-keponakan mereka yang sedang berkumpul semua. Flora pun menyetujui permintaan Freya, ia berpikir jika bermain dengan anak kecil, membuatnya akan merasa ada Shasa di sana.

Melihat Flora memasuki ruang keluarga, Chika menghampirinya dan menuntun Flora untuk berjalan. Karena kondisinya yang lemas, membuat Flora kesusahan untuk berjalan.

Setelah menduduki sofa yang berada di ruangan itu. Muthe melihat Ashley dan Azizi yang sibuk mengurus si kembar yang menangis ntah kenapa, melihat itupun Flora tersenyum manis, ia mengalihkan pandanganya ke arah Lana dan Nala yang  berantem disana tanpa adanya kedua orangtua mereka yang memisahkan.

Jadilah Flora menghampiri mereka, dan mencoba merelai kan perang adik kakak itu.

" Kok berantem sih... Kenapa? " Ujar Flora menatap Lana dan Nala secara bergantian.

" Aunty, kakak ambil mainan aku! " Adu Nala terlebih dahulu sebelum Nala mengucap sepatah kata.

" Engga ya, kamu yang rebut mainan aku! Kamu mah gitu ah, aku bilangin Papah! " Balas Lana dan langsung menangis dengan keras.

Tak berselang lama, Nala mengikuti Lana menangis. Dan akhirnya Luna memasuki ruangan itu, seketika tangis Lana dan Nala semakin mengencang. Lana terlebih dahulu berlari kearah Luna, sedangkan Nala, ia memeluk Flora.

Disitu, Caithlyn dan Catherina yang menyaksikan tangisan adik kakak itu pun menangis. Bayi akan menangis jika melihat anak lain menangis.

Jadilah ruangan itu penuh dengan suara tangisan anak-anak. Itu membuat Flora sedikit tak sedih rasanya.

Only And Youngest Child [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang