baca antara umur 15 tahun.
BANYAK ADEGAN KEKERASAN 🔞⚠️
VOTE AND COMMENT AREA!⚠️Perhatian ada banyak bahasa kiasan, diperuntukan untuk para reader untuk benar benar fokus membaca agar tidak kehilangan adegan!!
Mohon maaf untuk typonya, silahkan diperbaiki sendiri!
Thnks😭
-
-
-
-
-
-
-Hari itu cuaca pagi hari teramat tenang, burung berkicau dengan indah di bawah sinar matahari yang hangat, salju kemudian cair dengan perlahan. Tidak ini bukan musim semi, ini hanya perpindahan musim gugur ke musim dingin. Sebelum baekji akhirnya tertutup salju selama berbulan-bulan lamanya.
Kejadian begitu beruntun, siang ini moon akan di bawa menuju istana timur tempat dimana dia akan tinggal sementara waktu hingga seokjin memintanya untuk kembali ke istana. Seokjin kini berada di pavilium bulan, ia tak bisa tidur barang sedikitpun, ia hanya menatap mata moon yang terlelap seraya memegang tangannya erat sedari tadi malam hingga kini. Entah perasaan apa yang menyelimutinya namun keputusan itu sudah bulat dan disetujui oleh petinggi istana.
Perlahan moon bergerak dalam tidurnya ia membuka mata dan menatap jin dengan tatapan kosong. Kemudian Ia menarik tangannya tanpa mengucapkan sepatah kata."Moon———
"Jeonha kau sudah janji padaku untuk tidak melakukan ini, tapi kau benar-benar menendangku pergi" ucapannya menyayat hati jin. Moon segera bangkit dan meninggalkan jin sendirian. Apa yang di ucapkan moon tidaklah salah, ia hanya bingung bagaimana caranya agar moon bisa selamat dari ancamam yang orang orang buat untuknya. Hingga tak ada jalan lain selain menurunkan tahta moon dan mengsingkannya.Setelah semua barang moon naik keatas kereta kini giliran moon yang akan naik. Ia melihat sekeliling pavilium bulan kemudian dia meremat hiasan rambut milik jimin seakan dia benar-benar menyimpan setiap memori kecil yang ada di pavilium itu, termasuk cara seokjin melihatnya dengan raut wajah tuan jang yang sedikit tersenyum kearahnya, dengan wajah yang datar ia menatap seokjin lalu moon berbalik pergi dan mereka menutup tandu dengan perlahan. Ia bahkan tidak mengucapkan salam Perpisahan pada jin.
Rombongan moon berjalan meninggalkan istana. Kaki jin seakan membatu disaat rombongan itu perlahan mulai menjauh dari pandangannya, pengasingan ini akan berjalan sangat berat, moon baru bisa kembali ke istana setelah jin mencabut hukumannya atau disaat moon menginjak umur 15 tahun.
Tuan jang menepuk pundak seokjin menandakan bahwa dia harus bisa tegar dengan keputusannya sendiri atau malah bertanggung jawab atas apa yang dia lakukan, hari semakin terang aktivitas di sekitar pavilium bulan semakin sepi, lingkungan yang awalnya penuh oleh teriakan moon kini berubah menjadi sunyi.
Dilain tempat kepalan tangan yang begitu kuat terdengar menggeretak, ia marah dan kesal dalam waktu yang bersamaan, hiruk piruk suasana hutan yang begitu sunyi membuatnya tak bisa tenang barang sedetikpun. Kabar tak mengenakkan datang hari ini melalui mata-matanya dimana seokjin pada akhirnya melonggarkan sistem keamanan pangeran moon dan melengserkannya dari posisi putra mahkota.
"Apa kita akan terus bergerak dalam diam?" Ujar sang mata-mata dengan mimik yang kelewat khawatir.
"Aku hanya ingin mengetahui langkah seokjin selanjutnya, sialan aku bahkan tidak bisa melihat sekelilingku. Dimana aku harus meletak mata ini agar semuanya terlihat? Apa taehyung telah pulih?" Pengawal itu mengangguk namun raut wajahnya seperti tidak yakin."Kau harus menemuinya sendiri tuanku, tabib xin akan sangat senang jika kau datang menemuinya dan menjenguk tuan taehyung"
"......."
"Bagaimana dengan jimin?"
"Kita harus tutup mulut hingga saat yang tepat, jimin tidak boleh tau perihal moon"
"Ne!"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M YOUR KING [BOOK 2]
Fanfiction"moon-ahhh jangan bersedih, disini ada samchoon bersamamu. kita hadapi mereka semua bersama dan menjaga baekji demi nama baik appa mama dan eomma mama, ottae?" pangeran moon menendang krikil itu dengan wajah yang sedih, dia merindukan eomma dan app...