[08] Casino

63 6 1
                                    

Pembaca yang baik tahu bagaimana cara menghargai penulisnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pembaca yang baik tahu bagaimana cara menghargai penulisnya.

Masa Lalu

Kini gadis kecil itu berdiri kaku sambil memandangi keramaian lingkungan kasino, sedangkan tangannya meremat erat-erat pakaian feminin berupa dress lucu bermotif bunga. Tentu ia merasa terguncang, ini untuk pertama kalinya ia pergi ke tempat paling dewasa yang pernah ia ketahui, kasino. Meski tak ada yang begitu mempedulikan kehadirannya, akan tetapi atmosfer dan segala aktivitas yang berjalan sekitar cukup membuat Aeri agak kelabakan dalam bertingkah sambil memastikan posisi perekam suara yang ia sembunyikan dalam saku celana pendek di balik gaunnya, sebelum Hyuga yang menepuk pundaknya pelan untuk mengikutinya.

Sekitar beberapa hari lalu, mengingat diskusi diam-diam para pewaris Kuryu yang penasaran akan si pemandangan bisnis baru Kuryu memang berjalan-jalan di pikirannya. Sebelum, ia pun sadar bahwa ia sendiri masihlah di bawah umur, dan rasanya tak etis anak kecil sepertinya masuk ke dalam area perjudian. Namun, ada gejolak rasa penasaran yang membara, membuat dirinya ragu-ragu dalam mengambil keputusan. Sampai, Masakazu-lah yang menarik pikirannya.

"Kau ke sana bukan untuk bermain, 'kan? Tenang saja, bersikaplah normal, apabila ada yang menanyakanmu jawab saja 'aku seorang nona muda'. Meski itu berkesan sombong, percayalah padaku itu masuk akal."

Akhirnya Aeri menelan semua ucapan itu, demi mencairkan rasa penasaran yang berdiam. Yang dikatakan MAsakazu ada benarnya. Kasino merupakan tempat paling sempurna orang-orang kaya dan bergengsi berkumpul, apabila ia mengatakan ia seorang nona muda mereka pasti akan mempercayainya. Toh, bisa jadi pikiran yang muncul adalah Aeri hanyalah anak kecil yang dibawa oleh majikan, atau keluarganya yang konglomerat.

Sekitar delapan orang anak muda dari Kuryu itu sama sekali tak melirk gegap-gempita perjudian kasino-mungkin Yoshitaka yang melirik diam-diam-lantaran satu-satunya tujuan mereka adalah si gladiator yang mereka bahas sekitar seminggu lalu.

Kasino ini ramai seperti biasa, meski begitu bukan kebisingan yang memekkan telinga. Melainkan, sebuah gegap-gempita mahal yang jarang Aeri dengar. Ia tetap mengekori para pemuda berpakaian suit di hadapannya, sambil melirik-lirik sekiitar dengan penasaran.

Mendadak, Masakazu menghentikan langkahnya, sedikit merendahkan tubuhnya untuk menyamakan tingginya dengan gadis itu. Awalnya Aeri tersentak kaget, dan reflek hendal mundur menjauh, sebelum Masakazu mengeluarkan sebuah pin kecil berwarna emas yang familiar.

Orang-orang Kuryu menganggap pin emas ini bagaikan suatu hal keramat yang mennandakan seseorang telah menjadi keluarga dari Kuryu. Tentu bukan orang sembarang yang bisa memilikinya, meski para putra-putra pewaris sekali pun masih belum bisa mendapatkannya.

KAZINO [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang