-Sepuluh -

47 7 0
                                    

- Selamat Membaca -

|| Ambillah apa yang sudah dimiliki olehnya, karena kutahu kau memang lebih cocok memiliki barang bekas. 

Naura Laurence 

———

“Jangan pernah mengatakan orang lain mendapatkan barang bekas, jika kamu sendiri mendapatkannya! Benar begitu, bukan?”

Keyla tidak melihat siapa yang berbicara. “Cocoklah, ya. Lo yang nggak seberapa dapat bekas mantan suami orang? Hahahah.” Keyla sangat puas sekali menertawakan Renjana, merasa menang karena telah mendapatkan seorang Hansel Marques. 

“Apakah Anda tidak punya kaca di rumah sampai Anda menghina orang lain tanpa melihat siapa dan bagaimanana Anda sendiri?”

Deg … 

Renjana dan Keyla terpaku tatkala melihat siapa yang datang. Renjana memelotot saking tak percayanya. Wanita cantik di usianya yang tak lagi muda sudah tampak berada di hadapannya. Ternyata pesan nomor asing tadi betulan memang dia bahkan ketika bertanya kepada anaknya saja memang nomor itu milik mommynya.

Wanita itu tersenyum ke arah Renjana, diusapnya lembut penuh sayang puncak kepala Renjana bak sudah seperti anak sendiri. Sementara, wanita itu mengubah pandangannya ke arah si manusia yang sudah menjelekkan calon mantunya itu. Eh, benar, kan? Ah, baiklah. Terserah Nyonya Laurence saja.

“Tente cantik—-”

“Mommy, Na! Panggil Mommy saja, ya?” Wanita itu tersenyum manis sekali ke arah Renjana.

Renjana lantas mengangguk. “Iya, Mom. Makasih, hehehe. Eh btw, Mom seriusan jemput Renjana ke sini? Memangnya mau apa dan … apa kita mau ke tempatnya Mas Kai?” Dua pertanyaan sekaligus diberikan kepada wanita itu. Renjana senyum malu-malu sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal, melupakan pertengkarannya dengan Keyla tadi.

“Mom mau ajak kamu jalan-jalan. Shopping, mungkin? Tapi sebelum itu Mom mau kasih peringatan untuk seseorang yang tidak pernah berkaca pada dirinya sendiri.” Nyonya Laurence menatap tajam ke arah Keyla, sedang tangannya mengusap lembut puncak kepala Renjana. “Keyla Salsabila. Menjadi selingkuhan dari Hansel Marques, punya sifat iri dan menginginkan semua yang Arunika Renjana miliki, berteman dengan Arunika Renjana sejak SD tapi pertemanan tersebut hancur ketika Keyla menusuk Renjana dari belakang.”

Renjana mendekatkan tubuhnya ke arah Nyonya Laurence, kemudian membisikkan sesuatu di telinganya. “Mom tahu semuanya? Wih, daebak.” 

Nyonya Laurence membalasnya dengan senyuman saja. Tangannya bergerak menggenggam lengan Renjana dan setelahnya berpamitan, tapi sebelumnya dia berkata pada Keyla, “minta Hansel mempertanggungjawabkan semua. Karena aku yakin kau merahasiakan kehamilanmu, kan?”

Deg … 

Spontan Keyla mengusap perut ratanya yang memang sedikit mengeras. Dalam hati dan pikirannya benar-benar tidak tenang. Timbul pertanyaan dan segala kemungkinan dari apa yang menjadi pemikirannya.

Renjana berbisik pada Nyonya Laurence lagi. “Mom. Mode kepo aku memuncak. Kasih tahu dong, Mom bilang apa sama si Juleha?”

Nyonya Laurence terkekeh mendengar bisikan gadis cantik di sampingnya. Ia mengalihkan topik percakapan dengan menggoda Renjana, sekedar bertanya tentang bagaimana pertemuannya dengan Kaivan sampai kelihatannya Kaivan sudah seperti dekat sangat lama dengannya.

“Kau mencintai Kai atau Kai yang beralih profesi jadi penyuka anak-anak?” 

Renjana menggeleng, sesekali menunduk menyembunyikan pipinya yang merah merona. “Becanda. Jangan terlalu kaku begitu, ya! Mom tidak akan menggigitmu, Mom hanya akan mengajakmu makan dan shopping.” 

“Mom! Maaf-maaf aja nih, ya. Daripada shopping ngambur-ngamburin duit, mending kalau punya rezeki lebih kasih ke anak yatim atau piatu aja? Mami pernah bilang kalau sebagian harta yang kita punya itu milik mereka. Jadi, daripada mubazir dan memang Renjana nggak punya hal yang harus dibeli. Mending kita sedekahin. Lumayan. Nambah pahala buat bekal nanti di akhirat.” 

***

“Maaf, Tuan. Saya mengganggu sebentar. Menurut informasi yang saya dapat kalau saat ini Nyonya Laurence sedang bersama Nona Renjana. Mereka sedang berada di sebuah restoran. Bahkan sampai menjemput Nona,” tutur Evan—-sekretaris sekaligus asisten pribadi Kaivan memberitahu.

Kai yang sedang mengerjakan setumpuk berkas di hadapannya mendengar ucapan Evan langsung menutup berkas tersebut. Dia mengangkat wajahnya menatap Evan yang masih menunduk. “Benarkah? Apa kau tahu rencana dia mengajak si kecil Na ke sana? Tidak mungkin hanya sekedar makan bersama doang, kan?” tanya Kai sedikit curiga.

“Saya belum mengetahuinya, Tuan.”

“Baiklah. Setelah selesai pekerjaanku, antar aku menemui si kecil. Aku memiliki rencana memberikan sesuatu untuknya. Tentu barang ini hanya ada satu di dunia,” ujar Kai lagi.

“Laksanakan.” 

***

Nyonya Laurence tampak begitu ceria setelah mendengarkan guyonan dan kata-kata penenang setelah dia mengungkapkan tentang putranya yang tidak pernah pulang ke rumahnya. 

Sebuah rahasia  Renjana ungkapkan demi membuat Nyonya Laurence sedikit tenang dan berjanji Renjana akan membantu Nyonya Laurence untuk Kai kembali bersama dengannya di rumah.

“Sungguh Kai bicara demikian padamu, padahal kalian baru mengenalnya belum genap dua hari? Kaivan sudah lancar dan mau saling terbuka denganmu?” tanya Nyonya Laurence sedikit tak percaya.

Renjana mengangguk. “Kenyataannya memang begitu, Mom. Dan si Tante-Tante yang namanya Jovita itu sendiri yang bilang waktu kita ketemu di mall pertama kalinya. Katanya Mom yang jodohin gitu-gitu.”

“Bahkan aku sendiri tidak pernah menyukai wanita ular itu, Na. Bagaimana bisa Kai menyimpulkan demikian?” 

“Tidak tahu, Mom. Karena Renjana tidak pengen tahu.” 

Saking blak-blakannya dan Renjana yang terlalu terbuka pada Nyonya Laurence. Renjana bilang kalau dirinya sedikit kurang nyaman setelah dipertemukan dengan Kai. Ajaibnya ketika Nyonya Laurence bertanya apa alasannya Renjana menjawabnya dengan mengatakan jantungnya tak aman. 

Renjana membutuhkan dokter untuk mengobati jantungnya yang terus bunyi sampai rasanya hendak lepas saja dari tempatnya. 

Lagi dan lagi Nyonya Laurence dibuat tertawa oleh Renjana. Pertama kalinya dalam hidup seorang Naura Laurence. “Kapan-kapan mampirlah ke mansion, cantik. Kalau perlu ajaklah kedua orang tuamu! Mom ingin mengenal kamu lebih lanjut dari orang tuamu.”

“Kalau dicerita-cerita fiksi gitu, itu tuh tandanya mendekati si camer mau lamar gadis itu untuk putranya tahu, Mom. Biasanya hem … istilahnya taaruf apa ya? Hem, kayaknya iya deh. Tapi okelah aku suka.” 

“Kalau kau mau. Mom akan melakukannya?”

Renjana menjadi kikuk sendiri mendapati jawaban di luar prediksi. Ah, kenapa juga jadi berkata demikian? Kan, pastinya dibalas. Bukankah kata-kata Renjana tadi merupakan sebuah kode untuk Nyonya Laurence? 

Acara makan bersama dengan saling bercerita dan memberikan kata-kata spesial untuk masing-masing telah selesai. Kini mereka berdua sudah berada di dalam mobil. Sedikitnya Nyonya Laurence sudah tahu bagaimana Renjana dan seperti apa gadis itu. Nyonya Laurence sengaja menjadi supir pribadi untuk Renjana hari ini.

Saat mereka sedang asyik bertukar pendapat, ada sebuah mobil toyota agya yang menyalip dan hampir saja menabrakkan mobil tersebut dengan mobil yang dikendarai oleh Nyonya Laurence. Mereka melihat seseorang keluar dari mobil itu setelah berhasil membuat orang jantungan.

- Bersambung -

Renjana | OTW TERBIT✅ | Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang