- Lima Belas -

37 7 0
                                    

- Selamat Membaca -

|| Gadis kecil tetaplah gadis kecil yang tak pantas bersanding dengan siapa pun, 

Megan Queenie 

|| Lantas, apakah kau pantas di saat dia memilih denganku dan kau datang ingin merebutnya? Bagus sekali. Tidak punya muka.

Arunika Renjana 

————

Weekend yang cukup menguras emosi sebenarnya untuk kali ini. Tidak di kampus bahkan saat mempunyai hubungan dengan CEO dari perusahaan Anderson Group selalu saja ada yang mengganggu Renjana. Seakan dirinya tidak pantas dan tidak diperbolehkan untuk hidup bahagia saja dan menikmati hidup layaknya orang pada umumnya.

Saat tengah menemani Kaivan yang belum menyelesaikan pekerjaannya. Sempat-sempatnya si duda itu menawarkan pekerjaan kepada dirinya. Kaivan bukan melarang Renjana bekerja di sebuah cafeshop, tapi Kaivan memberikan alasan bahwa Renjana lebih cocok bekerja di kantoran saja dan Kaivan tak tanggung-tanggung akan memberikan gaji yang sangat fantastis jika mau bergabung.

“Saya belum tahu, Om. Cuma sekarang ini yang saya suka bekerja di sana dan saya mempunyai impian punya cafe sendiri yang mana di sana menyajikan sesuatu yang berbeda serta nuansa yang pastinya sangat cocok untuk anak muda seperti saya,” tuturnya dengan jelas dan tanpa sedikit ada keraguan.

Namun, yang didengar oleh Renjana Kaivan malah berdecak sebal. Aktivitasnya terhenti dan meminta Renjana mendekat. “Apa bisa jangan panggil saya Om lagi? Bukankah kita ini sepasang kekasih?” 

“Sepasang kekasih? Kau saja yang memaksa saya menerimanya dan itu pun karena wanita ular itu, kan?” 

Kaivan menghela napas panjang. Tidak ada pilihan lain selain membujuk Renjana dan dia memeluk Renjana dari belakang tatkala gadis itu sedang melihat lukisan yang terpajang di sisi kanan dekat meja Kaivan berada, tangan kekar itu melingkar di perut Renjana. “Saya jatuh cinta padamu, Na! Saya tidak tahu alasannya apa, tapi semenjak kita ketemu dan kita tak sengaja bersentuhan. Saya … saya merasa bahwa kamu—-”

“Sudah-sudah. Stop! Iya, saya kekasihmu, Om. Sudah, lanjutkan saja pekerjaanmu saya pun hanya becanda.” 

“Ganti dulu panggilanmu terhadap saya, Na!” pinta Kaivan setengah memaksa, “setelah itu saya akan bekerja lagi. Ayo!” 

Hem … belum kepikiran, but gimana dengan By aja? Baby? Hem, saya panggil akhiran aja?”

Oke, not bad.” 

Suasana kembali hening. Setelah dua jam lamanya berada di ruangan itu selepas mengerjakan pekerjaan yang tertunda kemarin dan mengirimkan file pada klien, Renjana dan Kaivan beralih menuju ke sebuah resto terdekat tanpa mereka tahu kalau ada seseorang yang mengikuti gerak langkahnya.

Bahkan saat keduanya sedang memesan makanan pun ternyata orang itu menghampiri Renjana dan Kaivan. Dengan tidak tahu malunya duduk di dekat Kaivan. 

Orang tersebut tersenyum mencoba mencairkan suasana dengan bertegur sapa dengan keduanya, tapi dia tidak menganggap keberadaan Renjana di sana membuat gadis itu kesal saja.

Kaivan sendiri menggeserkan kursinya ke arah Renjana. Suasana resto tersebut sedang ramai-ramainya tapi seketika sudut mata Renjana menangkap seseorang yang sedang duduk tak jauh dari mereka berada.

‘Oh. Gue tahu. Pasti kerjaan si uler itu,’ batinnya.

Segera Renjana mengambil ponselnya dan mengirimkan pesan kepada ketiga temannya. Di sebuah grup yang diberi nama, ‘Bar-Barable.’ 

Anda: Gess! Ada info penting nih! 

Dealove: Apa tuh? Eh njir @Na elu ke mana aja cuy? Lama nggak jalan bareng sama kita. Eh tapi, btw kemaren lo sempet dihadang ya sama si nenek lampir yang namanya siapa, Jo? Gosip beredar mengatakan kalau perusahaan si bokapnya nek lampir udah diakuisi sama nyokap bokap lo? @Na bener, kan? Klarifikasi, gimana? Penasaran.

Catlline_Daisy: Bener-bener. 

Olla: Gue gak bisa bantu. Nyokap bokap lagi di kediaman keluarga Mahendra.

Anda: gue tahu @Olla. Ini khusus buat kelean berdua, nih, ya. Gue lihat si nenek lampir alias wanita uler ada di resto Melati sekarang. Kayaknya tuh orang manfaatin mantan istrinya si mas duda deh, biar dapetin apa yang dia mau. Secara dia dah di depak dari rumahnya. Lo berdua @Catline_Daisy dan @Dealove paham, kan, maksud gue?

Catline_Daisy: Paham. 

Anda: Good Girl.

Terakhir Renjana memberikan emoji sip di roomchat mereka. 

“Aku baru tahu seleramu ternyata gadis kecil sepertinya, Kai? Kenapa? Apa tidak ada lagi perempuan lain, sehingga harus dengan gadis sepertinya?” tanya perempuan dewasa itu. 

Kaivan menyela. “Bukan urusanmu. Jadi, berhenti mengurusi urusan orang lain dan jalani hidupmu sendiri, paham?” 

“Tidak bisa. Aku … mau kita bersama lagi, tidak—-”

Brak … 

“Tenanglah sedikit, By!” cegah Renjana tatkala Kaivan sampai menggebrak meja, sesuai permintaannya tadi kalau panggilan antar mereka diubah. “Biar ini menjadi urusan saya.”

“Gadis kecil. Apa yang menyebabkan Kai mau sama kamu, apa kamu telah menyerahkan mahkotamu sampai-sampai Kai bersedia jadi pasanganmu?” 

Renjana berdecih. Ia berdiri dan menyiramkan segelas lemontea pada wajah perempuan di hadapannya. “Ini belum seberapa dengan tingkah Anda yang membuat Kai tersiksa dan mungkin bisa dibilang menyesal karena pernah menikah dengan Anda. Anda, Nona Megan Queenie, kan?” Renjana tersenyum licik ketika melihat raut wajah perempuan dewasa di hadapannya.

“Megan Queenie. Anak dari Berlinda Queenie dan Jeff Queenie. Pernah memaksa Kaivan Dwi Anderson menikah denganmu karena kau ketahuan tengah mengandung dan menjadikan Kai menanggung semua yang bukan salahnya, betul begitu?” Tidak peduli seluruh pengunjung resto itu memperlihatkan dirinya di sana. “Tidak pernah menganggap Kai sebagai suammu, pun enggan dan tidak mengizinkan Kai menyentuhmu, iya, kan? Perjalanan pernikahan kalian hanya bertahan enam bulan dan itu disebabkan olehmu karena Kai muak punya istri yang membawa pria lain keluar masuk rumahnya?”

“Heh! Gadis kecil! Dari mana kamu tahu semua itu, hah?” Kini giliran Megan berdiri mengusap kasar wajahnya. “Kau siapa sehingga bisa dengan mudah berkata demikian?”

“Arunika Renjana. Putri dari Gerry Henderson dan Freya Henderson, gimana? Anda tahu mereka?” 

Kai tak percaya dengan apa yang diketahui oleh Renjana. Dipikirnya Renjana gadis polos dan seenaknya saja atau mungkin Renjana tidak pernah tahu menahu tentang sesuatu yang mengenai kehidupan orang lain. Mungkin hidup Renjana di mata Kai cuma kuliah, belajar, jalan-jalan dan menikmati sesuatu sebagai mana mestinya anak seusianya.

Kai berdiri menarik Renjana dari sana kemudian dia menuju kasir dan meletakkan beberapa uang berwarna merah di atas sana. Kai dan Renjana sudah berada di dalam mobil milik Kai. Tidak maju atau pun bergerak di sana. Hanya diam menikmati pemandangan di luar dari balik kaca mobil tanpa ada sepatan kata pun keluar dari mulut keduanya.

“Jangan anggap remeh gadis kecil ini, By! Mungkin di matamu saya hanya anak yang kerjaannya main-main belaka, tapi tidak. Kau belum mengetahui sisi lain dari kekasihmu ini.” 


- Bersambung -

Renjana | OTW TERBIT✅ | Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang