Bab 9. gunung es mencair

69 27 3
                                    

Happy reading teman-teman

*********************************

Perlahan pintu kaca mobil yang gelap itu terbuka. Pria berkacamata yang tampan rupawan memalingkan wajahnya ke arah Ella sembari melambaikan tangannya.

"Cepat masuk mobil, Ella. Aku akan mengantarmu pulang," ucapnya.

Gadis cantik itu melangkahkan kakinya mendekati Kelvin dari luar dan menjawabnya dengan senyum manis. "Tidak, Pak. Saya bisa pulang sendiri."

"Cepat masuk, jangan membantah terus," kekeh Kelvin.

Tidak ada pilihan lain dan juga gelapnya malam semakin menyelimuti ramainya kota Jakarta.Ella mengiyakan ajakan Kelvin, lalu berjalan memutar dari depan mobil dan membuka pintu belakang.

Spontan Kelvin menoleh ke belakang. "Aku bukan supir kamu. Duduk di depan saja," tegas Kelvin.

Ella menatap bengong lalu menjawab. "Baik, Pak."

Ella menutup kembali pintunya dengan perlahan kemudian membuka pintu bagian depan lalu duduk di sebelah atasannya. Gadis cantik itu berusaha menarik seat belt di samping kirinya, tetapi lantaran tersangkut dirinya merasa kesulitan.

"Ih, kok gini sih."

Kelvin seketika memiringkan tubuhnya menarik seat belt pada kursi Ella, sampai tubuh mereka berhadapan. Mata yang indah milik Ella tak berkedip sedikitpun menatap wajah Kelvin yang kuning langsat tanpa pori-pori hingga jarak diantara mereka begitu dekat. Detak jantung gadis cantik itu seketika berdetak lebih cepat sampai terdengar di telinga. Aroma maskulin parfum atasannya membuat Ella hanyut dalam pesona Kelvin yang berkharisma.

Pria idaman semua wanita si pria kaku ini, andai saja gue punya pacar seperti Pak Kelvin tidak akan kubiarakan dia keluar jalan sendirian, batin Ella.

"Kedipkan matamu," Kelvin berucap dengan nada lembut. Mengetahui kalau Ella memperhatikannya.

Gadis cantik itu seketika memutar bola matanya ke atas lantara salah tingkat dan menahan senyum sembari memainkan bibirnya.

"Sial, dia tau kalau gue merhatiin dia," batin Gadis cantik itu. "Dan juga si kaku ini wangi sekali, bahkan aroma nafasnya saja sangat harum," tambahnya berkata dalam hati.

Malam kian sunyi, di sepanjang jalan hanya ada beberapa orang yang masih berjualan menggunakan tenda. Gadis cantik itu hanya bisa terdiam selama di dalam mobil lantaran merasa canggung berada dalam satu mobil dengan atasannya. Berulang kali dia membetulkan posisi duduknya agar lebih nyaman.

Kruk ... kruk...

"Sial, perutku keroncongan. Jangan sampai si kaku mendengarnya, bisa malu gue," batin Ella sembari memegang perutnya yang rata.

"Jam segini tempat makan yang masih buka dimana, Ella?" Kelvin spontan bertanya pada gadis cantik di sebelahnya.

Ella seketika menoleh melihat Kelvin dari samping. Pria yang dianggapnya kaku dan dingin ternyata mempunyai pribadi yang hangat juga perhatian meskipun caranya tidak seperti laki-laki lain yang terlihat gombal seperti mantan pacarnya Hansel sangat manis memperlakukan Ella, tetapi bermain dengan wanita lain di belakangnya.

"Kedai Bang Mail, Pak. Disana ada nasi goreng mie goreng, mie rebus, capcay kuah, ayam goreng semuanya enak, apalagi semur jengkolnya, Pak. Wih ..., mantap betul tidak ada tandingannya," cerocos Ella menjawab atasannya tanpa ada titik koma sembari mengacungkan dua jempol ke atas.

Kelvin hanya tersenyum tipis melirik Ella yang seperti anak kecil. Berbeda saat di kantor sikapnya berubah menjadi dewasa dan rajin bekerja. Senyum alami yang ditunjukkan Ella memancarkan keceriaan dan ketulusan disetiap sudut bibir gadis cantik itu membuat dadanya Kelvin tergelitik tersentuh merasakan ada sesuatu yang berbeda. Ya, hati yang selama ini dingin seperti gunung es kini perlahan mulai mencair.

LOVE is SWEET ( TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang