Bab 17. aliran listrik

47 16 2
                                    

Kedua bola mata mereka saling berpapasan melirik satu sama lain. Dari dalam selimut Ella sudah mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat, dia sudah siap memukul Kelvin bahkan akan menjambaknya sekuat tenaga, jika pria itu bersikap tidak senonoh padanya.

"Aku hanya mau ambil bantal," ucap Kelvin.

Ella bernafas lega seraya melonggarkan tangannya setelah melihat Kelvin keluar dari kamar. Dia kemudian turun dari ranjang duduk di sudut sofa yang ada di dalam kamar sembari mengirim pesan pada sahabat karibnya.

Ella: Clara, sudah tidur belum? Bagaimana tadi ketemu calon mertua.

***
Clara memeluk guling di atas ranjang sembari menahan rasa sesak yang menghimpit dadanya. Buliran-buliran air mata terus berlinang membasahi wajahnya yang mempesona.

Drttt ....

Getar ponsel gadis seksi itu berdering di sebelah tubuhnya. Ia kemudian membalikkan badan lalu membuka ponselnya seraya membalas pesan dari sahabatnya. Ya, pesan dari Ella setidaknya mengalihkan rasa sedihnya, meskipun hanya sekejap.

Clara: Semua berjalan lancar. Ella, tadi kamu pulangnya aman, kan?
Ella: Waktu perjalanan pulang aku aman, tapi saat sampai depan apartemen Hansel mencoba menyakitiku, untungnya ada si pria kaku datang menolongku
Clara: Ya Tuhan, kamu baik-baik saja? Apa ada yang terluka?
Ella: Aku baik-baik saja, sekarang aku tidur di apartemen si pria kaku.
Clara: Apa? Serius?
Ella: Hu um, ceritakan padaku bagaimana pertemuanmu sama keluarga pacarmu.

Clara menghela nafas panjang. Matanya kembali berkaca-kaca.

Clara: Papanya tidak menyetujui hubunganku.
Ella: Clara jangan bersedih pasti ada jalan keluarnya, selama cowok kamu memperjuangkanmu, semuanya pasti aman.
Clara: Aku hanya desainer biasa
Ella: Clara, tenang ya, jangan menangis. Kamu pasti akan jadi disaner terkenal yang semua gaun-gaunmu akan di pertontonkan di catlwalk. Semangat sahabatku.
Clara: ( emoticon tersenyum )

Gadis seksi itu tersenyum gelisah membaca pesan dari Ella. Apakah mungkin gadis biasa seperti dia akan bisa diterima di keluarga Garvin dengan tangan terbuka, sedangkan Papanya menginginkan menantu yang setara dengannya.

Clara termenung merenungi kisah cintanya sampai air mata membanjiri wajahnya. Matanya yang indah enggan terpejam untuk menghadapi hari esok. Dia pun akhirnya memustuskan menggambar membuat desain gaun untuk menghilangkan kegelisahannya.

Sementara, Ella di kamar Kelvin merasakan tenggorokannya terasa kering. Ia pun keluar dari kamar kemudian membuka kulkas dan menuangkan segelas air dingin.

"Ada kamar kosong, kenapa Kelvin lebih memilih tidur di sofa," ucap Ella pelan sembari mengamati sekelilingnya.

Merasa penasaran gadis itu pun mendekati kamar itu kemudian membukanya pelan.

"Wahh ..., keren sekali," ujarnya sembari masuk ke dalam.

Ruangan khusus yang di desain sama Kelvin, di mana didalamnya terdapat koleksi pribadi. Dari jam tangan bermerek, sepatu, pakaian bahkan foto-foto masa kecilnya bersama keluarganya terpajang rapi di dinding.

"Sedang apa di sini?" tanya Kelvin yang tiba-tiba datang.

Ella spotan berbalik melihat Kelvin di daun pintu. Bola matanya terbelalak menatap pria itu bertelanjang dada hanya mengenakan handuk putih yang menutup bagian bawah. Ella seketika menutup matanya sembari tersenyum kaku.

"Keren sekali," batin Ella. "Maaf, aku akan keluar sekarang," ucapnya.

Ella pun keluar sembari menutup matanya, tetapi saat akan melewati Kelvin, tanpa sengaja siku tangannya menyentuh dadanya pria itu. Bagaikan terkena aliran listrik Kelvin seketika menelan ludahnya kasar sembari menarik napas dalam-dalam, naluri kelakiannya bangkit bersamaan dengan runtuhnya tembok raksasa yang berdiri kokoh di dalam hatinya.
Kelvin membalikkan badan melihat Ella lari terbirit-birit masuk ke dalam kamar lagi.

LOVE is SWEET ( TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang