Bab 25. Maaf

48 10 3
                                    

Ella berjalan di belakang Kelvin di waktu jam masuk kantor. Ella jelas merasa tidak enak hati dengan semuanya, lantaran dia kembali ke perusahaan bersama atasannya. Tidak heran, jika ada beberapa karyawan lain yang bergosip negatif padanya.

"Kelvin, kelvin," panggil Ella sampai dua kali.

"Apa?"

"Aku pulang saja, ya?"

Kelvin seketika membalikkan badan, membuat Ella langsung menghentikan langkahnya sembari mengerjapkan mata mendongak ke atas.

"Jangan berisik." Kelvin menarik tangan Ella berjalan masuk menuju ruangannya di ikuti Ella dari belakang.

Setelah sampai di ruangan kerja. Ella duduk di sofa, sedangkan Kelvin berada di kursi kebesarannya.

"Kelvin, buat apalagi aku di sini? Sudah tidak ada gunanya lagi," tutur Ella.

"Sebentar lagi kamu juga akan tau," sahut Kelvin. Tenanglah Ella, tidak lama lagi kamu pasti akan mengetahuinya, batin Kelvin.

Tok ... tok ...

"Masuk," teriak Kelvin.

Pintu ruangan kerja terbuka lebar. Netra Ella terbelalak melihat Garvin dan Clara datang ke perusahaan Kelvin lantaran akan meluruskan permasalahan yang terjadi.

"Clara, kalian ngapain kesini?" tanya Ella sembari beranjak dari tempat duduknya mendekati sahabatnya.

Clara tersenyum lebar. "Garvin itu sahabatnya Kelvin. Tenang saja ya," balas Clara.

"Ada apa sebenarnya?" batin Ella.

"Bagaimana Garvin, sudah ada hasilnya?" tanya Kelvin.

"Tentu saja," sahut Garvin. "Sayang, mana ponselku," pinta Garvin pada Clara.

"Ini sayang," jawab Clara seraya menyodorkan ponsel Garvin. "Dengarkan baik-baik kalian semua," ujar Garvin sembari mencari rekaman itu di ponselnya.

Setelah ketemu, Garvin memutar percakapan Hansel dan Karin sewaktu di cafe. Percakapan itu sontak membuat Kelvin dan Ella terbakar api amarah sembari mengendus dingin.

"Jahay sekali Karin! Aku salah apa padanya," geram Ella seraya meninggikan suara.

"Tenanglah, Ella. Biar Kelvin yang mengatasinya," ucap Clara pelan seraya memegan lengan sahabatnya.

Kelvin seketika mengangkat gagang telepon di atas mejanya guna memanggil Karin, agar segera masuk ke dalam ruangannya.

"Clara, terima kasih sudah membantuku. Apakah ini semua rencana kalian?" tutur Ella.

Clara menganggukkan kepala. "Iya, karena aku percaya sama kamu, kalau kamu tidak akan melakukan hal sejahat itu," jawab Clara, seketika Ella memeluk sahabatnya. "Berterima kasihlah pada Kelvil juga," tambah Clara.

Seperti biasanya Karin masuk tanpa permisi. Atensinya seketika tertuju pada Ella. Bola mata mereka saling menatap dengan sorot mata tajam, tersitat suatu kebencian yang mendalam.

"Bagaimana bisa, Ella berada di kantor ini," batin Karin. "Garvin, lama kita tidak ketemu. Bagaimana kabarmu, sekarang," tanya Karin basa basi.

Garvin tersenyum tipis. "Baik," jawabnya datar.

"Oh ya, ada apa kamu meyuruhku ke sini, Vin?" tanya Karin sembari menatap wajah Kelvin.

"Garvin," ucap Kelvin.

Karin menoleh ke arah Garvin, mengerti dengan kode Kelvin. Dia memutar kembali rekaman itu, sampai habis. Sontak membuat Karin menjadi panik dan kelabakan.

"Kelvin, dengarkan penjelasanku dulu. Kamu jangan salah paham," ucap Karin memelas. "Aku di jebak sama Hansel," tambahnya.

"Kalau di jebak, bagaimana bisa dengan sadar kamu bisa melakukannya sampai kamu mengkambing hitamkan Ella!" pekik Kelvin.

Karin mengepalkan kedua tangannya di samping seraya menarik nafas dalam. Netranya berkaca-kaca seraya menahan buliran-buliran air mata yang menggenang di pelupuk matanya.

"Karena aku cemburu! Aku marah sama kamu, aku benci sama Ella. Kamu tidak pernah melihat ketulusanku. Aku bertahun-tahun di sampingmu agar hatimu bisa luluh, tapi nyatanya justru Ella yang baru kamu kenal dengan mudahnya masuk ke dalam hatimu," jawab Karin sembari menekan nada bicaranya. "Adilkah ini buatku?" tanya Karin seraya wajahnya di banjiri air mata.

Kelvin menghela nafas panjang. "Adil, sangat adil. Sejak dulu kamu hanya aku anggap sebagai teman tidak lebih, jadi jangan berharap banyak dariku," tegas kelvin.

"Aku tidak menyangka. Kamu bisa setega ini sama kita," tutur Garvin.

"Maafkan aku. Aku menyesal," sahut Karin tampak ketakutan di wajahnya.

Sedangkan, Ella berjalan mendekati Karin menatapnya dengan soror mata tajam.
"BANGSAT! Kamu, Karin. Apa salahku padamu, sampai kamu tega melakukannya?" tanya Ella sembari meninggikan suaranya.

Karin mengusap pipinya kasar.

"Aku iri, karena kamu bisa mendapatkan hatinya Kelvin, sedangkan aku sampai detik hanya bisa melihatnya dari kejauhan," jawab Karin dengan suara parau.

"Cukup Karin! Sebelum kesabaranku habis sebaiknya kamu angkat kaki dari sini!" geram Kelvin sembari menekan nada bicaranya. "Mengingat kamu adalah teman lamaku. Cepat keluar atau aku akan menjebloskanmu ke penjara!" bentak Kelvin.

Karin degan bercucuran air mata pergi meninggalkan ruangan kerja Kelvin. Dia, lalu mengemasih semua barang-barang dan memasukkannya ke dalam kardus, kemudian pergi meninggalkan perusahaan kelvin dengan langkah berat dan mendapat cibiran dari banyak orang.

Setelah kebenarannya terungkap. Kelvin merasa bersalah kepada Ella. Pria itu pun memegang kedua tangan gadis cantik itu sembari berkata. "Maafkan aku Ella, aku sudah berbicata kasar sama kamu."

Ella tersenyum lebar melihat ketulusan Kelvin. "Aku sudah memaafkanmu, sebelum kamu memintanya," balas sembari tersenyum manis.

"Terus ....,.kita?" lontar Kelvin, sedangkan Ella hanya terdiam.

Tamat

*****************************
Tidak terasa Love is Sweet sudah mencapai akhir
*
*
*
Saya selaku penulisnya mengucapkan banyak terima kasih yang sudah memberi Vote dan komentar, serta mendukung saya.
*
*
*
Mohon maaf jika masih banyak typo, mohon doanya agar cerita pertama saya di wattpad lolos terbit
Sekali lagi terima kasih
****************
Follow juga akun sosmed author:
Tiktok: cherrypen
IG: cherrypen_

LOVE is SWEET ( TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang