Bab 11. Harga diri Ella terangkat

64 23 2
                                    

Ketemu lagi nih ....
*
*
*
Happy reading sahabat
****************************

Hansel menatap tak percaya sembari memegang dada sebelah kirinya. Proposal yang dirancang dengan sedemikian sempurna agar bisa bekerja sama dengan PT Kelvindo kini sudah menjadi sampah yang tidak berharga, sedangkan Ella tampak tersenyum bahagia melihat mantan pacarnya mendapatkan balasan yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.

Wanita di sebelah Hansel menggigit bibir nya lantaran kesal. "Pak Hansel, apa bapak sadar dengan perbuatan anda saat ini?" Kelvin masih diam seraya melirik tajam wanita itu. "Dengan anda merobek-robek surat itu, berarti anda sudah membatalkan kerjasama dengan perusahaan PT Abadijaya. Anda tahu sendiri kalau kebutuhan perusahaan anda, yang punya bahan baku dengan jumlah terbesar adalah dari kita!" tambah wanita itu sembari menekan nada bicaranya.

Kelvin mengendus dingin. "Bagaimana bisa aku menjalin kerjasama dengan orang yang tidak punya etika. Memperlakukan orang lain dengan seenaknya bahkan menghinanya dengan terang-terangan. Kalian pikir, aku tidak mengetahui perbuatan kalian sebelum aku masuk ke sini!" geram Kelvin sembari menggebrak meja.

Wanita itu seketika mulutnya terkunci rapat-rapat, tidak punya nyali kembali membantah perkataan Kelvin. "Tapi, hanya perusahaan dia yang bisa memberi keuntungan besar untuk perusahaan keluargaku," batin wanita itu.

"Sikap kalian itu sangat jelas menunjukkan cara kerja kalian juga," tandas Kelvin seraya menekan nada bicaranya.

Bola mata Ella yang bulat langsung berkaca-kaca karena bahagia. Pria yang bukan siapa-siapanya telah membela dan juga menaikkan harga dirinya.

Pak Kelvin, ternyata sangat baik. Oh tidak, dia sudah membuatku senam jantung karena sudah galak dan memberiku banyak pekerjaan, tapi hari ini dia menjadi pahlawanku. Dia keren sekali, batin Ella dengan netra berbinar sembari menatap raut wajah atasannya yang masih berdebat dengan Hansel juga wanita itu.

BRAK ...

Kelvin menggebrak meja kembali dengan kasar sembari berdiri dari tempat duduknya. Pria itu menunjuk wajah Hansel dengan sorot matanya yang tajam seperti singa yang tengah kelaparan yang ingin menelan hidup-hidup kedua orang itu.

Suasana menjadi tegang lantaran mereka bertiga beradu argumentasi dan tidak ada yang mau mengalah.

"Tutup mulut kalian, aku semua yang kalian katakan sama Ella. Aku tegaskan pada kalian, Ella adalah sekretaris pribadiku yang secara khusus aku tunjuk," jelas Kelvin sambil meninggikan suaranya.

Deg ..

"Pembelaan Pria Kaku membuatku benar-benar terharu," batin Ella.

"Ella, bereskan semuanya," titah Kelvin.

Gadis cantik itu pun menganggukkan kepala  dengan cekatan langsung memasukkan beberapa dokumen penting yang masih terselamatkan dari amukan Kelvin.

"Semua makanan di meja ini. Aku yang akan membayarnya. Ella kita keluar sekarang juga. Aku rasanya mual melihat wajah-,wajah yang tidak punya tata krama!" pekik Kelvin sembari melangkahkan kaki keluar dari ruangan VIP di ikuti Ella dari belakang.

Hansel langsung menenggak minuman di depannya sembari menghela nafas kasar.

"Aku tidak terima, akan aku buat Kelvin terutama Ella hancur!" Hansel murka dengan sikap Kelvin lantaran dirinya merasa di rendahkan.

***

Alunan musik yang lembut mengalun dengan begitu merdu di telinga. Gadis cantik itu masih menundukkan kepala sembari memipil ujung roknya. Selama di dalam mobil, Kelvin dan Ella belum saling mengeluarkan sepatah kata pun.

Ella melihat Kelvin dengan perasaan yang tidak enak. Ia merasa gelisah harus bicara apa sama atasannya. Sampai akhirnya dia mengumpulkan keberanian untuk membuka mulutnya.

"Pak Kelvin, saya minta maaf yang sebesar-besarnya atas kejadian hari ini. Gara-gara saya, kerjasama ini jadi gagal padahal perusahaan kita membutuhkan bahan produk dari perusahaan PT Abdi Jaya," ucap Ella dengab hati-hati dan sopan.

Kelvin menambah kecepatan laju mobilnya seraya menatap ke depan." Santai saja Ella. Kita pikirkan nanti saja soal itu," jawab Kelvin.

Ella menghela nafas pelan melihat Kelvin dari samping. "Pak, saya juga minta maaf atas kejadian di klub malam. Saya sangat menyesal," lontar Ella.

Kelvin memalingkan wajahnya menatap Ella. "Kalau kamu menyesal, lakukan sesuatu untukku," Kelvin membalas dengan suara tegas.

Ella terkesiap mendengar permintaan atasannya. "A-apa yang Pak Kelvin inginkan dari saya," sahutnya dengan terbata-bata.

Kelvin melempar senyum tipis. "Nanti kamu juga mengetahuinya."

Kalau pria kaku memintaku tidur dengannya bagaimana ini? Aku harus menolaknya, enak saja cuma aku memakinya hidung  belang bukan berarti, aku menyerahkan keperawananku, batin Ella dengan spontan dia mengacak-ngacak rambutnya sembari berkata. "Oh tidakkkkkk," teriak Ella dengan spontan.

"Gak usah mikir yang aneh-aneh," celetuk Kelvin.

Wajah cantik Ella langsung memerah karena merasa malu. Ia langsung merogoh tas nya mengambil tas make up yang berukuran minimalis. Gadis cantik itu pun menancapkah bedak kembali untuk menghilangkan Rasa malunya.

"Ah, bodo amat, pria kaku itu melihatku merias diri. Cuek sajalah," batin Ella.

Gadis cantik itu pun melanjutkan kembali dengan menempelkan blush on pada pipinya yang putih tanpa ada noda bekas jerawat. Kelvin lagi-lagi terpesona dengan kecantikan sekretarisnya yang polos.

"Pak Kelvin, kita kembali ke kantor, kan?" tanya Ella penasaran.

Ponsel Kelvin bergetar di dalam saku celananya, ada sebuah telepon masuk sebelum menjawab pertanyaan Ella. Kelvin pun memasukkan tangannya kemudian menarik ponselnya dari dalam saku dan langsung menjawab panggilan itu.

"Hallo."

"Kamu cepat ke rumah, jangan lama-lama."

"Iya, sebentar lagi akan sampai."

Telepon dari siapa, sampai pria kaku itu meninggikan suaranya. Apa sama seseorang yang berurusan dengan dia? Masalahnya tadi sebelum masuk ke dalam ruangan VIP, dia bilang mau mengurus sesuatu sebentar, batin Ella.

"Baiklah, hati-hati di jalan."

Setelah selesai, Kelvin kemudian mematikan teleponnya. Pria itu dengan lincah memutar setir mobilnya dan berbalik arah. Kakinya yang jenjang menginjak gas mobil guna menambah kecepatan. Ella hanya bisa terdiam karena tidak berani menanyakan jawabannya lantaran Kelvin terlihat sedang memendam amarah.

Tidak dapat di pungkiri gadis cantik itu merasa ada rasa takut yang mengusik hatinya sampai membuatnya gelisah. Dia berulang kali meminum air mineral dan mengunyah permen yang setiap hari selalu ada di dalam tas.

Ya Tuhan, semoga aku aman, batin Ella.

Setelah menempuh perjalanan selama tiga puluh menit. Mobil mewah yang di kemudikan oleh Kelvin masuk ke dalam halaman rumah yang sangat besar. Rumah mewah bergaya eropa dengan segudang fasilitas membuat netra Ella tak berkedip menatap.

"Wah ..., keren sekali rumahnya," ucap Ella pelan sembari melihat dari kaca.

"Ayo turun Ella."

"Saya ikut masuk ke dalam, Pak?"

Kelvin menganggukkan kepala. "Di dalam ada Papa, Ibu tiriku dan satu adik tiriku," sahut Kelvin seraya menatap ke dalam rumah.

"Tapi, Pak. Ini kan rumah keluarga Bapak. Sebaiknya saya pulang sendiri saja. Saya tidak mau mengganggu acara keluarga Pak Kelvin," jelas Ella dengan tersenyum manis.

"Kamu ingin membayar rasa penyesalanmu sewaktu di klub malam, kan? Sekarang waktunya dan cepatlah turun," titah Kelvin sembari menekan nada bicaranya.

☺️ Terima kasih sudah mampir dan memberi Vote. Maaf ya teman-teman kalau ada typo.
Semoga ceritaku membuat teman-teman merasa senang. ❤


















LOVE is SWEET ( TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang