Ella dengan lincah mulai mengangkat kaki kanannya berpijak pada posisi yang aman sembari kedua tangannya memegang ranting di ikuti dengan kaki kiri. Perlahan kakinya mencari ranting yang kuat dan naik kembali agar tangannya bisa meraih balon itu. Setelah memastikan dia bisa meraihnya, gadis cantik itu segera mengambilnya di mana balon itu tepat di atas kepalanya.
"Yee ..., kakak hebat," ucap anak kecil itu penuh semangat sembari bertepuk tangan dan melompat-lompat kegirangan.
Ella pun melihat ke bawah dengan tersenyum lebar seraya memperlihatkan balon tersebut. Di saat gadis cantik itu menurunkan kaki kanannya, naas kaki kanannya salah menginjak ranting yang sudah lapuk sehingga mengakibatkan Ella hilang ke seimbangan. Gadis cantik itu pun hilang kendali mengakibatkan tubuhnya terjatuh ke bawah.
"Kakak," anak kecil itu berteriak sekeras mungkin.
"Aaaaaa," Ella berteriak sembari memejamkan mata.
Kelvin yang berada tidak jauh dari posisi Ella saat akan menuju mobil seketika dirinya reflek berlari membantu gadis cantik itu. Pria gagah itu spontan menjulurkan kedua tangannya menangkap Ella tepat ke dalam pelukannya.
"Huft ..., gue selamat ataukah sudah di surga," ucap Ella pelan.
Tangannya meraba dada Kelvin dengan masih matanya terpejam. "Apakah, dadanya malaikat keras dan bergelombang seperti roti sobek," batin Ella.
"Buka matamu."
"Wah, malaikat itu menyuruhku membuka mata, pasti dia sangat keren seperti artis-artis korea idolaku," ucap Ella pelan. Gadis cantik itu pun membuka matanya pelan. "Pak Kelvin," teriak Ella sembari menelan ludah kasar. Kedua bola matanya terbelalak menatap wajah Kelvin dari dekat. Perasaannya berkecamuk, menahan malu dan gugup secara bersamaan.
"Cepat turun! Kamu berat sekali," cibir Kelvin sembari menatap wajah Ella tanpa berkedip.
Gadis cantik itu seketika melompat dari pelukan Kelvin, kemudian memberikan balonnya, pada anak kecil itu.
"Ini balonmu, di pegang yang erat, jangan sampai lepas lagi, ya," tutur Ella dengan suara lembut. "Nama kamu siapa?"
"Lily, Tante," sahut anak Perempuan itu.
"Namanya cantik, seperti kamu."
Anak perempuan itu pun tersipu malu. Tidak berselang lama Ibu dari anak itu datang menghampiri. Ibunya tampak panik lantaran anaknya di dampingi dua orang yang tak dikenal.
"Sayang, kamu tidak apa-apa? Apa yang terjadi dan siapa kalian," ucap ibu anak itu sembari memegang kedua lengan anaknya. Berulang kali ibunya memeriksa keadaan anaknya. Memeriksa kedua tangan anak itu, bahkan melihat pipinya yang gembul apakah ada luka atau tidak.
Anak itu menggelengkan kepala menatap wajah ibunya yang tampak khawatir. "Kakak itu sudah membantuku mengambilkan balon dari atas pohon, Bu. Tadi, balonnya lepas dari tanganku," jelas anak kecil itu dengan suara manjanya sembari menoleh ke arah Ella.
Ella melempar senyum manisnya seraya menundukkan kepala.
"Terima kasih ya, Nak. Maafkan Ibu tadi sempat berpikiran yang tidak-tidak. Ibu tadi ambil es krim dari toko seberang karena tertinggal, jadi menyuruh anak Ibu untuk menunggu sebentar," jelas Ibu itu seraya tersenyum ramah.
"Iya, tidak apa-apa Bu," gadis cantik itu membalas dengan sopan, sedangkan Kelvin hanya tersenyum tipis menatap Ella.
"Kita permisi dulu ya, Nak. Oh ya, di mana anak kalian," tanya Ibu itu.
Wajah Ella seketika berubah merah merona sembari tersenyum kaku melirik Kelvin. Dirinya salah tingkah menatap Kelvin di sampingnya, sedangkan Kelvin berpura-pura membetulkan dasinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE is SWEET ( TERBIT )
Подростковая литература* Follow dulu yuk sebelum membaca * Kesialan menghampiri Ella dengan bertubi-tubi. Sudah putus cinta, malamnya mendapat masalah dengan pria tak di kenal di sebuah klub malam. Dan lebih sialnya lagi. Pria itu adalah atasan barunya dimana Ella mendap...