Ella menangis sesenggukan sembari meminum minuman bersoda. Dia tidak berhenti bicara menceritakan kejadian yang telah terjadi."Clara, aku tidak mungkin melakukan hal gila itu," ucap Ella setengah sadar lantaran masih di bawah pengaruh alkohol.
"Ella, kamu yakin? Coba ingat-ingat kembali, masalahnya itu melalui ponselmu."
"Aku sangat ingat. Aku selalu membawanya dan aku sambungkan ke leptop kerjaku," sahut Ella.
Clara melihat Garvin yang duduk di sebelahnya.
"Sayang, teman kamu ini pasti ada yang fitnah. Dia memangnya kerja di perusahaan mana?" tanya Garvin.
"Di perusahaan Kelvindo seingatku dan Ella ini kekasihnya Kelvin, atasannya," jelas Clara.
"Hah ..., itu kan perusahaan sahabatku Kelvin."
"Apa bisa, kamu membantu Ella. Bicarakan baik-baik sama Kelvin," pinta Clara seraya melihat Ella yang sudah tak sadarkan diri.
"Aku sangat tau sikap Kelvin. Dia orangnya memegang kejujuran, harus ada bukti yang kuat untuk membuktikan kalau Ella memang tidak bersalah," jelas Garvin.
"Bagaimana ya, di perusahaan Ella tidak ada musuh juga," ucap Clara pelan sembari memijat dagunya pelan.
Dari parkiran rupanya Kelvin mengamati Ella, Clara dan Garvin di kedai Bang Mail. Jelas saja dia langsung menuju kesana lantaran ia sudah tau kedai favorit gadis cantik itu. Kelvin memutuskan turun dari mobil. Dia berjalan sembari mengabaikan rasa sakit di dadanya, menghampiri meja mereka bertiga.
"Kelvin, bagaimana kamu bisa ke sini?" tanya Garvin.
Kelvin menatap Ella. "Karena dia. Kamu mengenalnya?"
"Ella itu sahabatnya kekasihku. Katanya dia kena masalah di perusahaan mu, ya?" tanya Garvin sembari melihat Kelvin duduk di sebelah Ella.
Kelvin menganggukkan kepala. "Garvin, bisakah kamu membantuku. Aku ingin kamu bersama kekasihmu ini atau bodyguart, mengawasi gerak-gerik pria ini. Dia bekerja di PT Abadi jaya," pinta Kelvin sembari menunjukkan foto Hansel.
"Ini kan mantan pacarnya Ella," ucap Clara pelan.
"Iya," sahut Kelvin.
"Hmmm ..., sepertinya harus menarik benang nya, agar tahu siapa di sini yang salah," saran Garvin. "Baiklah, aku akan membantumu demi sahabatku yang sekarang tidak jomblo lagi," ledek Garvin seraya tertawa kecil.
Kelvin menatap tajam Garvin. "Iya, iya, maaf," ucap Garvin.Bulan sudah terlihat di atas langit yang gelap di temani bintang-bintang yang cantik. Clara memapah Ella dan ingin mengantarnya pulang.
"Biar Ella bersamaku," ucap Kelvin sembari memegang lengan Ella dan membantunya masuk ke dalam mobil. "Aku tidak akan melepaskanmu dengan mudah, Ella," batin Kelvin.
Di dalam pikirannya berkecamuk antara hati dan isi kepalanya. Kata-kata yang keluar dari mulutnya tidak sama dengan isi hatinya, jika teringat saat-saat bersama Ella, seperti tidak mungkin kalau gadis cantik itu bisa mengkhianatinya.
"Aku titip Ella, tolong jaga dia baik-baik," ucap Clara seraya tersenyum tipis.
***
Jam makan siang. Garvin dan Clara sudah berada didepan gedung perusahaan dimana Hansel bekerja. Mereka berdua memakai pakaian serba hitam dan kacamata hitam seperti seorang detektif."Sayang, mana itu cowok belum kelihatan juga," tanya Garvin.
"Sabar, sayang. Dia pasti akan keluar untuk makan siang."
Dari kejauhan seorang pria memakai jas berwarna abu-abu seraya menenteng tas kerjanya tengah keluar dari lobbi, lalu masuk ke dalam mobil.
"Sayang, sayang itu Hansel cepat kita buntuti dia " ujar Clara sembari mencolek bahu Garvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE is SWEET ( TERBIT )
Teen Fiction* Follow dulu yuk sebelum membaca * Kesialan menghampiri Ella dengan bertubi-tubi. Sudah putus cinta, malamnya mendapat masalah dengan pria tak di kenal di sebuah klub malam. Dan lebih sialnya lagi. Pria itu adalah atasan barunya dimana Ella mendap...