• 12 •

88 5 0
                                    

*happy reading and enjoy cintah*


Di markas Blacklions, suasana sangatlah ramai. Banyak sampah berserakan, serta asap rokok yang mengepul dimana-mana.

Sudah menjadi rutinitas mereka seperti ini, kumpul-kumpul bersama teman segengnya. Saling bercanda tawa, berbagi cerita, dan berkeluh kesah. Susah senang bersama. Hujan badai angin ribut halilintar mereka terjang bersama-sama. Inilah yang namanya sahabat, mereka tak pandang harta dan kasta. Mereka tulus bersahabat dan saling menyayangi. Meskipun terkadang adu cekcok, tapi tetap berdamai.

Apalah daya aku yang tak punya sahabat hikss srott. (Menangis di pojokan🥲)

"Bwangkeh, lo jangan main curang dong. " Umpat Zidan kesal. Ia sudah berkali-kali kalah dalam permainan catur yang melawan Farhan.

"Heh gue gak curang ya, lo aja yang gak bisa. " Ucap Farhan tersenyum mengejek yang membuat Zidan bertambah kesal.

"Oke!! Kita main sekali lagi, gue pastiin gue bakal menang kali ini. "Ujar Zidan dengan nada yakin.

Farhan mengedikan bahunya acuh. " Kalo kalah lagi jangan nangis ya. "Ejek Farhan terkekeh pelan.

Zidan memutar bola matanya jengah. " Gue bukan bocil SD yang kalo kalah bakal nangis. "Tuturnya sombong.

" Ya, terserah lo aja. "

Zidan kembali bermain melawan Farhan, kali ini ia pastikan dirinya yang akan menang. Lihat saja, memang hanya temannya yang bisa menang? Dirinya juga bisa.

Zidan menatap permainan catur itu dengan fokus. Otaknya mulai berpikir keras, namun memang dasarnya ia bodoh dan malas mau berpikir keras pun tak bisa.

Brakk

Zidan memukul meja di sampingnya kesal, lagi-lagi ia kalah!. Dia ingin menangis saja rasanya.

"Anjing, babi, monyet, sapi, kambing, kucing,........... " Umpat Zidan mengabsen semua nama hewan. Sabar ye😭

"Hahaha mana omongan lo tadi? Anjir ngakak gue, ujung-ujungnya lo tetep kalah. Babang Farhan kok dilawan. "Tawa Farhan hingga memukul bahu Radit yang sedang tertidur pulas sedari tadi.

Radit terperanjat kaget, ia melotot ke arah Farhan lalu menghampiri cowok itu.

Bugh

Satu bantal mengenai wajah tampan Farhan membuat seisi ruangan itu tertawa kecuali duo kutub.

"Anjing, muka tampan gue. "Lirih Farhan meringis.

" Berisik banget lo berdua, tidur gue jadi gak nyenyak. "Sungut Radit mendengus kasar.

"Shh, yang teriak itu Zidan kenapa yang lo pukul malah gue!?. "Gerutu Farhan tak terima.

Sedangkan Zidan masih tertawa terpingkal-pingkal. Memang jika memiliki sifat humoris, hal yang tak lucu pun di tertawakan. Apa dia pernah tertawa sendiri?

Arlan menatap tajam ke arah mereka yang membuat nyali mereka menciut. Sedangkan Alex, pria itu memainkan ponselnya dengan kepala menunduk.

Arlan berdiri dari duduknya membuat semua pasang mata melihat ke arahnya.

"Mau kemana lo bos? " Tanya Radit penasaran.

ARSHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang