• 4 •

139 9 0
                                    

Jangan pelit-pelit dong, vote itu gak bayar loh.

~Happy reading~

"Qilla" Bisik Arlan dengan suara serak basah yang membuat tubuh gadis itu menegang.

Tangan Arlan berada disisi kanan kiri kepala Qilla, Arlan menatap lekat ke manik mata hazel milik gadis itu.

Jantung Qilla berdebar, berdetak lebih kencang. Ia belum pernah seintim ini dengan lawan jenis, meskipun lelaki dihadapannya adalah tunangannya. Ia tak mau tubuhnya di sentuh sembarangan.

"Arlan, pergi gak lo! " Sentak Qilla, tangannya ditahan oleh lelaki itu.

Tangan Arlan yang satunya mengelus lembut pipi Qilla.

"Qilla, lo milik gue. Selamanya akan tetap milik gue" Tegas Arlan tersenyum miring.

Cup

Arlan mengecup lembut pipi chubby Qilla yang membuat pipi gadis itu bersemu merah. Perutnya seperti ada ribuan kupu-kupu, jantungnya berdebar kencang.

"I love you" Bisik Arlan tepat di telinga Qilla sebelum ikut merebahkan tubuhnya disamping gadis itu.

Melingkarkan tangannya keperut Qilla, Arlan menyembunyikan wajahnya diceruk leher gadis itu.

"Huaa bunda, anakmu ternodai. Untung bibir gue masih suci. " Batin Qilla menjerit.

"Tidur" Tegas Arlan menatap tajam.

Qilla mencoba memejamkan matanya, beberapa menit kemudian mereka tertidur dengan saling memeluk.

***

Matahari telah menenggelamkan dirinya diufuk barat. Langit yang semula berwarna biru cerah kini berubah menjadi warna orange. Lampu-lampu jalanan sudah dinyalakan.

Sepasang remaja yang masih tertidur lelap di sebuah apartemen mulai terbangun.

"Eugh" Lenguh Qilla mengucek matanya.

Melirik tangan besar yang melingkar diperutnya, lantas Qilla melotot ketika melihat jam sudah menunjukkan pukul 17:22 pm.

Gadis itu melirik lelaki di sampingnya yang masih terlelap, dengan pelan ia menyingkirkan tangan itu lalu melangkah kekamar mandi.

Usai mencuci mukanya, Qilla menyampirkan tasnya. Menghampiri Arlan yang sudah bangun.

"Alan anterin gue pulang" Suruh Qilla.

"Panggil apa tadi? " Tanya Arlan datar.

"Alan" Jawab Qilla polos.

"Good, panggil itu terus" Pinta nya diangguki Qilla.

Arlan meraih kunci motornya lalu berjalan keluar diikuti Qilla. Lelaki itu menyerahkan helm nya ke Qilla yang diterima dengan baik oleh gadis itu.

"ALAN NANTI MAMPIR BELI MARTABAK YA" Ucap Qilla berteriak supaya kedengaran.

Arlan hanya diam, lelaki itu tersenyum tipis melihat wajah Qilla yang sangat menggemaskan.

Setelah 10 menit perjalanan mereka telah sampai dikediaman keluarga Smith. Qilla mengembalikan helmnya, lalu melangkah hendak masuk namun pergelangan tangannya dicekal.

ARSHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang