• 13 •

196 8 0
                                    

*Happy reading ngab🙈*

Siang ini Qilla tidak pulang bersama Arlan, karena lelaki itu akan latihan basket bersama tim nya untuk turnamen besok lusa. Mau tak mau Qilla memesan ojek online, supirnya tidak bisa menjemputnya sebab ban mobilnya kempes.

Qilla duduk di halte bus yang tak jauh dari sekolahnya, sembari menunggu ojek yang ia pesan. Samar-samar netranya melihat sebuah motor sport yang melaju kearahnya. Siapa?

Saat sudah berada di hadapan Qilla, orang tersebut membuka helm full face nya lalu turun dari motor menghampiri gadis itu. Qilla tak kenal dengan orang itu, dari seragamnya, lelaki ini bukan teman sekolahnya.

"Hai,"sapa lelaki itu kemudian duduk disamping Qilla yang hanya diam tak berniat membalas.

"Btw kenalin, gue Kevin dari SMA Jaya Sakti, kalo lo?"tanya Kevin mengulurkan tangannya berniat kenalan.

Sok asik, najis!

Qilla melirik sebentar tanpa membalas uluran tangan itu, "Qilla,"jawabnya singkat.

Kevin mengangguk sembari menarik tengannya kembali, canggung. "Lo ngapain disini sendirian?"

"Nunggu ojol, " jawab Qilla seadanya, ia sama sekali tak ingin akrab dengan lelaki ini. Instingnya mengatakan kalau lelaki disampingnya ini memiliki niat tersembunyi.

"Gue anter aja kalo gitu, ojol nya di cancel, " kata Kevin menawarkan, bibirnya mengulas senyum, senyum yang tersirat banyak makna.

"Gak usah, sebentar lagi juga dateng, " tolak Qilla datar.

Tak lama kemudian, ojol pesanan Qilla telah sampai, gadis itu naik ke atas motor lalu menatap Kevin sekilas. Lelaki itu diam mengamati gadis jutek itu yang sudah mulai menjauh dengan ojek online. Sudut bibirnya terangkat dengan pikiran yang bercabang.

Let's play

Qilla mengganti tujuannya menjadi ke sebuah perusahaan besar yang ada di Ibukota. Gadis itu turun dari ojek tak lupa membayarnya. Setelahnya, ia berjalan dengan langkah kaki bak model yang membuat ia semakin berkharisma. Semua karyawan menunduk hormat ketika berpapasan dengan gadis itu, mereka sangat tau siapa Qilla disini dan posisi gadis cantik tersebut.

Qilla memasuki lift lalu memencet tombol lantai 25, setelah sampai, gadis itu memasuki ruangan yang bertuliskan 'ROOM CEO'.

Qilla duduk di kursi kebesarannya dengan laptop yang berada di depannya.

Tok tok tok

"Masuk, " sahut Qilla ketika ada yang mengetuk pintu ruangannya.

Ceklek. Bunyi pintu yang dibuka mengalihkan atensi gadis yang masih memakai seragam sekolahnya. Fery, tangan kanan Qilla yang selama ini sudah bekerja dengan gadis itu. Fery juga yang selalu menggantikan Qilla dalam urusan kantor. Pria berusia 23 tahun itu sudah menganggap Qilla seperti adiknya sendiri.

Qilla tersenyum senang lalu menghampiri Fery dan memeluk pria itu. "Abang, Qilla kangen tau," ucapnya dengan bibir mengerucut setelah melepaskan pelukannya.

Fery menggeleng gemas dengan tangan yang menjawil hidung gadis itu. "Kan kamu yang jarang kesini, sok sibuk," cibir Fery.

"Hehe aku mager kalo mau kesini, pasti bakal dikasih tugas yang menumpuk kayak gunung. Mending dirumah rebahan, scroll toktok, call sama ayang, dan baca novel." ujar Qilla cengengesan.

ARSHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang