• 7 •

292 10 0
                                    

Annyeonghaseyo all 👋

Pada nungguin gak nih?
Vote dulu dong masa cuman baca, rugi dong aku 🙃

⭐💬👇 !

~Happy reading~

Cafetaria adalah cafe yang biasa dikunjungi para anak remaja. Cafe yang didesain semenarik dan semodern mungkin ini memiliki interior design yang fashionable. Pelayanan yang ramah, dan harga nya yang terjangkau mampu memikat hati para pengunjung.

Dimeja paling pojok tepatnya ruang VIP terdapat segerombolan pemuda yang memakai jaket kulit hitam berlambang pedang dan singa. Mereka adalah anggota dari gengster Blacklions. Bukan tanpa alasan mereka kesini, mereka hanya berkumpul dan makan-makan bersama.

Dikarenakan markas sedang direnovasi jadi mereka memilih cafetaria untuk tempat berkumpul mereka.

Zidan, cowok itu tampak sedang menggombali segerombolan gadis yang berada tak jauh dari mereka. Radit, cowok itu sedang bermain game dengan Farhan dan 2 anggota lainnya yang bukan dari inti.

Alex dan Arlan? Mereka berdua asik dengan dunianya sendiri. Arlan yang tengah fokus bermain ponsel membalas chat kekasihnya. Sedangkan Alex sedang mendengarkan musik dari headset miliknya.

Arlan menatap para temannya yang sedang asik sendiri-sendiri. "Gue balik duluan" Ucapnya datar.

Semua sontak menoleh. "Mau kemana lo bos? " Tanya Zidan bingung.

"Qilla" Jawabnya singkat lalu langsung bergegas pergi.

Zidan dan Radit saling pandang kemudian sama-sama tersenyum lebar.

"Si bos udah mulai bucin" Bisik Radit diangguki Zidan.

"Biasanya orang cuek kalo udah nemuin pasangannya bakalan jadi bulol" Balas Zidan berbisik.

***

Motor sport milik Arlan berhenti di depan mansion megah keluarga Smith. Pemuda itu membuka helm nya lalu mengambil sekantong keresek yang berisi aneka snack, susu coklat, dan ice cream. Tadi sebelum ke sini pemuda itu mampir ke minimarket untuk membeli semua itu, untuk siapa? Tentunya untuk sang tuan putri alias Qilla.

Arlan memencet bel yang terpajang disamping pintu utama. Tak lama bunda Kiran keluar membukakan pintu.

"Siap-Eh nak Arlan, mau nyamperin Qilla ya? " Tanya Kiran ramah tersenyum lembut.

Arlan hanya tersenyum tipis. "Iya bun" Jawabnya.

"Yaudah sini masuk" Ajak Kiran.

Arkan masuk mengikuti bunda Kiran.

"Sana samperin aja ke kamarnya, tuh anaknya lagi main hp" Ujar Kiran diangguki Arlan.

Arlan menaiki satu-persatu anak tangga, langkahnya terhenti di depan pintu bercat putih dengan nama 'MILIK QILLA CANTIK! '. Tanpa sadar bibirnya melengkung membentuk senyuman tipis.

Arlan memegang knop pintu lalu mendorongnya pelan. Dapat ia lihat, Qilla sedang berbaring memunggunginya sembari bermain ponsel.

ARSHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang