3. Sebagai Pasangan

39 4 0
                                    

KEMBALI KE SAAT INI...

Tak ada seorang pun yang berbicara selama di dalam mobil. Trevor yang berada di balik kemudi sejak tadi diam tak juga membuka pembicaraan, begitu pun dengan Lily.

Lily yang semula menolak keras tawaran Trevor untuk mengantarnya pulang, kini tak bisa mengelak lagi karena bosnya itu ingin membahas hal penting tentang perkatannya ketika masih berada di kamar hotel, yang membuat kepala Lily serasa mau meledak karena memikirkannya.

"Tapi sepertinya kamu melupakan satu masalah penting, Lily. Bagaimana jika kamu malah mengandung anakku?"

Kalau saja tidak ada Pak Trevor di sini, Lily sudah pasti akan membenturkan kepalanya ke jendela mobil sekarang.

'Kenapa aku bisa bodoh sekali, sih? Kalau sudah begini bagaimana dengan masa depanku bersama Rama?! Aarrggghh!! Stupid me!'

Suara deheman pelan yang keluar dari bibir Trevor membuat Lily berhenti mengutuk diri sendiri dalam hati.

"Lily, saya--"

Suara dering pelan ponsel yang tiba-tiba terdengar memotong ucapan lelaki itu.

"Sebentar ya. Saya angkat telepon dari Ethan dulu," ucap Trevor setelah mengecek siapa yang meneleponnya.

"Halo, Ethan."

"Maaf, semalam Daddy harus bekerja lembur dan lupa memberitahu kamu."

"Um... ya, tentu saja Daddy lembur sama Tante Lily." Trevor melirik Lily penuh arti, namun wanita itu malah membuang wajahnya ke arah jendela.

"Apa? Kenapa hari ini kamu malas sekolah?"

"Okay, begini saja. Bagaimana kalau hari ini kamu ke kantor Daddy sepulang sekolah? Deal?"

"Good. That's my boy! See you after school, Champ!"

Ketika Trevor mematikan sambungan teleponnya, lelaki itu kembali melirik Lily yang masih saja menatap ke jendela.

"Ethan akan ke kantor sekitar jam 11 siang ini. Dia agak marah karena semalam saya tidak pulang," tutur Trevor, yang membuat Lily kembali menatapnya.

"Apa perlu saya booking makan siang di resto kesukaan si anak set--maksud saya, Ethan?" Tawar Lily, yang hampir saja keceplosan menyebut Ethan sebagai 'anak se-tan'.

"Ide bagus, Lily. Tolong lakukan itu."

Lily pun mengangguk. Ia sudah hapal kalau Ethan menyukai resto seafood bakar yang berjarak hanya sekitar 3 kilo meter dari Gedung Bradwell Company.

"Noted, Pak." Lily mulai mengeluarkan ponselnya untuk mencatat.

"Jadi, Lily. Soal semalam--"

Lagi-lagi ucapan Trevor pun terputus saat saat suara dering ponsel kembali terdengar. Namun kali ini, milik Lily.

"Maaf, Pak. Boleh saya terima dulu? Ini dari... uhm, tunangan saya." Lily sengaja menekankan kata 'tunangan', meskipun tidak terlalu mengerti maksud serta tujuan dirinya berbuat seperti itu. Mungkin ia hanya memberi 'batas' yang sudah sepantasnya tidak dilanggar antara dirinya dan Trevor.

Ya... memang, meskipun sekarang sudah terlambat kalau membicarakan soal 'batas', karena mereka berdua telah menabrak batas itu.

Trevor tidak menjawab, atau pun untuk hanya sekedar mengangguk. Ia hanya diam tak bergeming dengan pandangan lurus ke jalanan di depannya, seakan berpura-pura tuli.

'Ah, bodo amat. Lagipula aku bukannya benar-benar minta ijin sih, cuma basa-basi juga ish,' batin Lily dalam hati.

"Halo, Ram."

Sleeping With Mr. BillionaireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang