12. Tante Lily Digendong Saja

17 3 0
                                    

"Ck. Dasar lemah."

Lily pun mendelikkan manik bulat beningnya ke arah seekor tuyull bule, yang barusan saja mencemoohnya dengan suara pelan. Pasti Ethan takut ditegur sama Daddy-nya kalau ketahuan mencela dirinya.

Lagian ini bocah sebiji mulutnya memang lemes banget kaya rendeman krupuk seblak kalau sedang meledek Lily.

"Tante bukan lemah tau! Cuma ya memang lagi kurang fit aja!" Sergah Lily yang tidak terima dikatain lemah. Masa hanya gara-gara ia tidak mampu berlari dua kali keliling Stadion terus dibilang begitu.

Lagipula Stadion ini kan besar banget. Wajarlah kalau baru satu kali putaran saja sudah membuat Lily mendadak berasa punya penyakit asma.

Ini paru-paru sampai rasanya sudah berimigrasi ke ketek saking ngos-ngosannya.

"Kalau begitu mulai sekarang, Tante harus berolahraga sama aku dan Daddy tiap Sabtu. Biar badannya fit dan ngga lemes gitu," cetus Ethan lagi.

Lily dan Ethan sekarang sedang duduk di pinggir lapangan, di antara orang-orang yang sedang berlari pagi.

Sedangkan Trevor sendiri masih memutar Stadion untuk yang keempat kalinya. Ethan hanya sanggup memutar Stadion dua kali, sedangkan Lily ya itu tadi. Cuma satu kali saja sudah bikin telinganya nguing-nguing.

"Heh, apa?? Tiap Sabtu olahraga sama kamu? Enggak-enggak! Ish. Tante kan juga punya rencana sendiri, ya nggak bisa dong," tolak Lily buru-buru.

"Kan cuma sebentar, pagi doang. Pokoknya aku bakal jemput Tante pagi-pagi setiap hari Sabtu. Siap-siap aja."

Lily baru mau mendebat bocah tengil tukang paksa itu lagi, ketika tiba-tiba suara langkah kaki berat menuju ke arah mereka disusul oleh suara maskulin mulai menyapa.

"Maaf lama. Kalian mau makan dulu nggak sebelum pulang?"

"Memangnya Daddy sudah selesai ya?" Ethan bertanya sembari memberikan handuk kecil yang diambil dari dalam tas olahraga kepada Trevor.

Lelaki bule itu membuka kaca mata untuk disimpan di saku celananya, lalu mengelap peluhnya dengan handuk yang diberikan Ethan.

Tanpa sadar, Lily menggigit bibirnya sendiri melihat pemandangan Pak Trevor yang berkeringat selesai berolahraga. Bukannya terlihat kucel, tapi bosnya itu malah makin glowing dan... sangat seksi.

Ternyata Pak Trevor yang casual dan berkeringat begini damage-nya bukan main!

"Napas, Tan. Napaass...," ledek si tengil Ethan sambil tersenyum penuh arti melihat Lily yang terpukau pada Daddy-nya.

Lily yang tersadar pun sontak malu dan melotot ke arah Ethan, yang langsung cekikikan sambil kabur ke arah area kios-kios makanan yang berderet tak jauh dari mereka berada sekarang.

"Ethan, jangan jauh-jauh!" Teriak Trevor, yang dibalas oleh acungan jempol dan tawa ceria dari putranya itu.

Trevor kemudian menjulurkan tangannya kepada Lily, bermaksud untuk membantu gadis itu berdiri. "Kamu mau sarapan bareng dulu kan, sebelum pulang?" Tanya lelaki itu setelah Lily berdiri dan mereka pun berjalan bersama.

Lily mengangguk penuh semangat. Perut gembelnya memang sudah meronta-ronta sejak tadi minta disawer. Setelah berdiskusi untuk memilih mau makan apa, mereka pun memutuskan untuk duduk di depan kios penjual bubur ayam.

"Pak, kenapa memilih olahraga di sini sih? Kenapa nggak di gym seperti biasa?" Tanya Lily penasaran, setelah mereka semua duduk di bangku kayu panjang yang di desain bergaya warung tradisional, tapi lebih aesthetic dan penuh hiasan rustic karena memang ditujukan untuk kalangan menengah ke atas.

Sleeping With Mr. BillionaireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang