Prolog

13.6K 406 16
                                    

Warning: Ini cerita lamaku 10 tahunan yang lalu juga. Dari deskripsi cerita kalian pasti uda tau garis besarnya. Kalo nggak suka silahkan baca yang kalian suka aja ya. Hehew

===

Alyssa, seorang wanita berusia genap 22 tahun sebulan lalu memandang nanar bangunan tua dengan gerbang besi berwarna putih pudar dibelakangnya. Langkahnya sudah sampai 5 meter dari bangunan itu, namun rasanya enggan untuk meninggalkan.

"Ayooo Sasa! Demi dia." Gumamnya dalam hati menyemangati lalu melangkah pergi meninggalkan bangunan itu dengan hati pedih mengingat sebentar lagi dia akan menguntai dosa yang entah sudah sebanyak apa. Jarak dari tempat ini ketempat yang akan ditujunya memang memakan waktu hampir 1 jam, belum lagi jika harus berebut angkutan umum.

"Baru nyampe Sa?" Gadis berambut panjang bernama Nayla menyambut Alyssa ketika Ia tiba dalam satu ruang khusus yang dipenuhi baju-baju dan beberapa meja rias lengkap dengan perlengkapannya.

"Ahh, iyaaa. Biasa, dia nggak mau gue pergi." Jawab Alyssa menghapus peluh-peluh keringat diwajahnya akibat terik matahari menyengat.

"Oh iyaaa, tadi bang Farukh nanyain lo. Katanya gaji lo bulan ini bisa diambil di dia." Alyssa mengangguk lalu mulai melepaskan kemeja serta celana panjang yang dikenakannya sembari berjalan menuju kamar mandi yang ada di ruangan itu.

"Gue keatas duluan ya Sa. Ntar bisa-bisa ngamuk Bang Farukh ngeliat gue nggak ada disana. Apalagi kata anak-anak bakal ada inspeksi dadakan dari si bangkot."

"Dasar tua bangka! Nggak malu apa yaa dia sama peci di kepalanya." Seru Alyssa yang kerap disapa Sasa sebelum masuk ke kamar mandi.

"Namanya juga menutup kedok Sa. Yaudah ah, jadi ngobrol mulu kan gue kalo ketemu lo. Byee..." Nayla melambaikan tangan sambil menghisap sepuntung rokok di tangan kanannya.

Alyssa menutup kedua matanya ketika air hangat membasahi kepala hingga ujung kakinya. Tangannya dengan lihai membelai seluruh tubuh sambil mengusapkan sabun cair untuk membersihkan sekaligus memberi aroma segar ditubuhnya. Ia tersenyum getir sejenak melihat pantulan tubuhnya di cermin panjang yang terpasang dikamar mandi, lalu beralih membasahi lagi untuk menghilangkan busa-busa sabun kemudian menyikat giginya dan melakukan ritual mandi lainnya dan diakhiri dengan memakai baju yang sudah tersedia pada walk in closet.

"Selesai!" Ucap Alyssa pelan ketika Ia telah selesai memoleskan lipstic merah menggoda di bibirnya. Ia kembali memantulkan pandangan lagi ke cermin disebelahnya. Tampak dirinya yang kini sudah memakai pakaian berbahan brokat putih dilapisi dengan tanktop putih yang tersamar dari luaran yang dikenakan. Bahunya yang mulus terekspos sempurna. Lalu rok span biru sebatas paha melekat pas dan dipadu dengan high heels putih gading menutupi kakinya.

Alyssa melangkah kearah tangga yang menghubungkan dengan lantai atas. Suasana sepi langsung menyambut saat Ia tiba, padahal ada sekitar 10 wanita sepertinya yang duduk di kursi masing-masing.

Alyssa melemparkan senyum khasnya kepada teman sejawat ketika dia melangkah dan duduk dikursinya. Ia menoleh ke kursi yang seharusnya Nayla duduki, namun kini sudah tak berpenghuni. Mungkin salah satu sahabatnya di tempat ini sudah terpilih dan tengah menunaikan tugasnya, pikir Alyssa. Nayla yang malang namun dirinya justru yang lebih malang, pikirnya lagi.

Alyssa membalikkan tubuhnya lagi kearah kaca rayben hitam yang terbentang membatasi antara ruangannya dengan ruangan diluarnya. Jika dari dalam ruangan yang ditempati Alyssa kaca itu membuat pandangan keluar menjadi hitam dan tersamar, maka sebaliknya. Bagian luar justru memandang dengan jelas apa yang ada diruangan Alyssa kini.

================================================================================

Halloooo... Maaf ya, mood menulisku belum balik, tapi aku tetap mau ngasih kalian bacaan. Masih tetap pengen menyapa kalian lewat tulisanku. Jadi sementara aku kasih dulu ya tulisan lamaku ini sambil menunggu moodku membaik hhuuu:' Sejujurnya sedih karena aku ngerasa kayak nggak bisa menuangkan isi otakku yang uda penuh dengan ide. Setiap kali aku mulai ngetik, aku langsung berhenti karena ngerasa nggak enak dihati:' Tapi nggak apapa, aku cuma butuh kalian doain aja hehe

Selamat menikmati cerita yang ditulis sepuluh tahun lalu sama seperti Ibu Pengganti. Tapi untuk cerita kali ini nggak akan dipanjangin setelah tamat. Yang dipanjangin khusus Ibu Pengganti aja karena emang sesayang itu aku sama Sha, Mama Sha dan Papa Sha hehe Ideku uda banyak tentang mereka tapi sabar ya, mungkin aku emang butuh rehat. Tetap samaku ya hhiii Luv u guys🫶🏻 Btw ini bakalan langsung aku up 3 part. Tapi kalo suka jangan lupa tinggalin jejak ya biar aku makin semangat. Cheers;)

Wanita BayaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang