Pergi Untuk Kembali

6.3K 506 99
                                    

Suara pelan gemuruh langit menyambut saat sebuah mobil hitam berhenti di depan salah satu pusat perbelanjaan ternama di kota itu. Hujan yang turun sejak pertengahan hari tadi hingga malam tiba belum juga menunjukkan tanda-tanda akan berhenti namun tak lantas menurunkan niat sepasang insan itu untuk menghabiskan waktu bersama.

"Ayoo..." Kaaf mengulurkan tangan di hadapan Alyssa saat Ia membukakan pintu pada posisi yang Alyssa tempati.

Alyssa menyambut lembut tangan Kaaf dan bergerak keluar. Kaaf mendekap tubuh mungil Alyssa sambil menadahkan tangannya agar Alyssa tidak terkena tetesan hujan walaupun itu tak membantu banyak. Ketika sudah sampai pelataran mall, Kaaf melepaskan dekapannya dan melihat kondisi tubuh Alyssa dari atas sampai bawah.

"Huuuh, pasti dingin yaa?" Kaaf menghapus setetes air hujan di kening Alyssa, lalu merapihkan anak-anak rambut wanita itu yang disambut dengan senyum tersipu.

"Aku nggak apapa." Jawab Alyssa memperlihatkan senyumnya.

"Besok bakal gue bunuh pegawai itu karna udah ngasih baju kurang bahan gini ke lo." Ucap Kaaf terdengar agak menyeramkan.

Alyssa terkikik mendengar ucapan Kaaf, menertawakan kebodohan Kaaf yang mengutuk salah satu pegawai hotel ketika meminta untuk membelikan pakaian wanita untuk Alyssa, dan pegawai itu justru membelikan dress panjang berwarna-warni menyapu lantai dengan bagian punggung yang agak terbuka. Bukankah pakaian itu lebih baik daripada gaun transparan pemberian Kaaf? Pikir Alyssa.

Kaaf meraih jemari Alyssa memasuki mall kelas atas tersebut. Sejujurnya, Alyssa agak merasa minder dengan hal ini. Mengenakan pakaian bagus, menumpangi kendaraan yang mewah, ditambah lagi pergi ke tempat berkelas seperti ini ditemani seorang lelaki tampan yang terpahat bak dewa, sementara dirinya bagai itik buruk rupa.

"Kita mau kemana?" Alyssa berseru ketika mereka memasuki lift dengan tombol angka tertinggi yang menyala karena tekanan Kaaf.

"Rahasia." Ucap Kaaf pelan meraih handphone-nya dari saku celana hitam yang dia kenakan. Lift berdenting pertanda mereka telah sampai pada lantai yang dituju. Sekali lagi, Kaaf menggenggam jemari Alyssa seakan tak membiarkan wanita itu melangkah menjauhinya barang sesenti pun.

"Sebentar." Kaaf berhenti hingga hampir membuat Alyssa yang berjalan di belakangnya limbung. Kaaf meraih sebuah kain hitam lalu mengikatkannya pada bagian mata Alyssa.

"Kenapa harus ditutup?"

"Sssttt,jangan berisik!" Perintah Kaaf tepat ditelinga Alyssa. Akhirnya Alyssa pasrah mengikuti Kaaf yang membawanya entah kemana.

"Awww..."

"Upss... Sorry!" Kaaf membantu Alyssa kembali ketika kaki kanan wanita itu menabrak salah satu anak tangga hingga membentur jari jempolnya yang tak tertutup bagian sepatu.

Alyssa mengeratkan genggamannya pada tangan Kaaf saat udara dingin menyambut kulit tubuh Alyssa, begitu juga bau hujan serta semilir angin yang berhembus.

"Makasih Mas." Suara Kaaf terdengar sambil melepaskan genggaman tangan Alyssa pada tangannya.

"Emm Kaaf! Kamu dimana?" Kaaf menyunggingkan senyum kecil saat Alyssa melangkah pelan mencari dirinya yang kini berjarak 2 meter dari tempat Alyssa berdiri.

"Sekarang buka." Ucapnya.

"Penutupnya?" Tanya Alyssa memastikan.

"Iyaa..." Alyssa mengikuti instruksi Kaaf. Perlahan, dibukanya ikatan kain hitam yang menutup pandangannya. Pandangan samar bercampur gelap terlihat ketika dia mencoba menyesuaikan pandangan sampai akhirnya apa yang Ia lihat jelas dimatanya.

"Ka... Kaaf..."

"This is for you..." Kaaf menyodorkan setangkai mawar merah kepada Alyssa yang masih terpaku dengan apa yang dia lihat. Tangan Alyssa bergetar mengambilnya diiringi setetes air mata bahagia. Entah karena dorongan apa, Alyssa mendekat ketubuh Kaaf dan menubrukkan tubuhnya memeluk pria itu.

Wanita BayaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang