Kaaf meraih jemari Alyssa saat wanita itu keluar dari kursi yang tadi ditempati. Kini mereka telah tiba pada sebuah gedung hotel milik perusahaan ayah Kaaf yang merupakan hotel terbesar di kota ini. Langit mendung menyapa ketika mereka memasuki pelataran di sambut oleh beberapa bellboy yang bertugas sambil mengangguk pelan seakan memberi hormat pada Kaaf.
Sepanjang perjalanan tadi, tak ada perbincangan yang terjadi diantara Kaaf dan Alyssa. Sesekali Kaaf melirik, Alyssa hanya terdiam memandang keramaian jalan seolah pemandangan itu sangat indah untuknya. Dan untuk memulai pun, Kaaf bingung harus membahas apa, terlebih ketika Ia menyerahkan sebuah gaun tidur yang dia beli pada sebuah mall tempatnya makan siang tadi.
Gaun berwarna biru muda berbahan sutra yang tersemat indah pada manequin toko khas dalaman wanita, dengan bagian depan berbentuk V rendah bertali ukuran spageti. Entah mengapa saat melihatnya, justru bayangan tubuh Alyssa terlintas dalam benaknya.
"Selamat siang Pak Rony." Seorang resepsionis wanita tersenyum ramah menyambut kedatangan Kaaf dengan sapaan yang biasa mereka gunakan, sambil menyerahkan sebuah keycard.
Alyssa yang berdiri disampingnya hanya berdiri mengikuti pergerakan Kaaf. Tak sedikit pun terpesona akan dekorasi lobby hotel yang terkesan elegan dengan percampuran warna ungu dan silver serta beberapa bunga segar yang terpajang, dan lampu berlian menggantung indah diatasnya. Ia seolah dirundung rasa kecewa yang luar biasa menerima perlakuan Kaaf.
Awalnya Alyssa berpikir, lelaki yang kini menggiringnya ke lift milik hotel tersebut akan mengajaknya ber 'jalan-jalan' dalam konteks sebenarnya, belum lagi perlakuan Kaaf tadi pagi yang memilih untuk berhenti daripada melanjutkan. Sempat terpikir pula di benak Alyssa jika Kaaf berbeda dengan laki-laki brengsek yang datang untuk dipuaskan, namun ketika dia menerima pemberian Kaaf tadi, pikirannya berubah seketika. Kaaf memandangnya hanya sebagai wanita bayaran. Tidak lebih. Garia bawahi, wanita bayaran!
"Masuk Sa." Kaaf mempersilahkan ketika kamar dengan pintu bernomor 1526 terbuka. Alyssa melenggang masuk ke dalam kamar bernuansa abu-abu dan silver. Terlihat sebuah ranjang dengan sprei putih yang dapat dipastikan empuk jika ditiduri. Dihadapan ranjang itu ada sebuah tv flat berukuran besar tertempel di dinding berwallpaper serta beberapa pajangan lain dan perabot lainnya.
"Dimana aku bisa ganti ini Kaaf?" Tanya Alyssa ketika Kaaf membuka tirai kamar hotel tersebut yang menampilkan keadaan hujan di luar. Ia sudah pasrah jika Kaaf akan menuntut hak atas harga mahal yang dibayarkan pria itu untuk pelayanan oleh dirinya. Kaaf menunjuk dengan gerajak dagu tanpa menjawab pada pintu yang ada di sisi kanan tempat Alyssa berdiri kini.
Alyssa menatap tubuhnya dari cermin kamar mandi milik kamar yang ditempatinya Kaaf dan dirinya kini. Bra serta underware berwarna pink yang dipakainya menerawang dari gaun tidur pemberian Alyssa. Setetes air mata mengalir di pipi Alyssa. Merasa beribu kali lebih rendah padahal justru pekerjaannya pun seperti itu.
Padahal sebelumnya Alyssa sudah membayangkan jika dia dan Kaaf akan menghabiskan waktu bersama. Mungkin ke taman kota, ke tempat kuliner, atau pun tempat wisata lain yang ada di kotanya ini. Sejujurnya, ketika dia mengetahui Kaaf hadir kembali setelah beberapa bulan tak bertemu, ada desir-desir bahagia yang memenuhi rongga hati Alyssa.
Ia tak memungkuri, sikap Kaaf yang lembut namun terkesan misterius justru perlahan mampu membuka bagian lain relung dalam hati Alyssa yang selama ini dia kunci rapat-rapat dan berharap tak ada yang bisa membuka. Angannya terkadang menggambar jika kelak dia bisa hidup bersama dengan pria itu, namun seketika itu juga Alyssa tepis dan menyadarkan diri akan siapa dirinya.
Sementara Kaaf termenung di ranjang sambil menerawang jauh. Pikirannya melayang kepada Alyssa yang belakangan ini menguasai otak serta hatinya. Rasa yang lama tak pernah muncul lagi justru hadir untuk wanita seperti Alyssa. Rasa ingin melindungi dan memiliki. Ia tahu ada rindu dalam hati kecilnya untuk wanita itu, namun pantaskah?
![](https://img.wattpad.com/cover/371520622-288-k32023.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanita Bayaran
FanfictionBekerja menjadi pemuas nafsu para pria berhidung belang bukanlah hal yang diinginkan oleh Alyssa Mandaya. Tidak ada yang bisa dia lakukan selain menjalankan perannya. Menjalani dunia yang penuh dengan kegelapan dan begitu suram. Bahkan sebagai wanit...