Alyssa memandang bahagia kearah Nayla dan juga seorang anak kecil berusia lima tahun yang sedang saling menggelitik satu sama lain. Namun karena tubuh Nayla yang memang lebih besar dari anak itu, justru anak itu yang kini tertawa kegelian menerima serangan Nayla.
"Aaaaahhhh... Ampun... Ampun Mami... Hahahahaha..." Jerit anak itu keras membuat Alyssa yang sedang menyiapkan makan siang pada tiga buah piring sterofom tersenyum kecil.
"Biarin! Biar Alea nanti malem bobonya ngompol..." Balas Nayla semakin semangat menggelitik tubuh gadis kecil tersebut.
"Jangan Mami... Hihihihi... Nanti Alea dimarahin Kakak Finza... Hahahahaha..."
"Ayoooo kesini pada makan dulu. Udah siang!" Teriak Alyssa kepada dua orang tersebut.
"Bunda..." Seru anak itu berlari ke arah Alyssa ketika Ia akhirnya terbebas dari kukungan Nayla, sementara Nayla bangkit berdiri menghampiri anak itu yang sudah duduk dipangkuan Alyssa.
"Ini anak Bunda sampe keringetan gini main sama Mami Nayla. Nggak cape nak?" Vadis kecil dipangkuan Alyssa menggeleng kuat menjawab ucapan Alyssa. Rambut panjangnya yang berwarna coklat bergoyang indah walaupun beberapanya basah karena keringat yang keluar.
"Hmmm... Acem lagi." Canda Alyssa mengendus bagian ketiak gadis kecil itu yang bernama Azalea Athalia yang kerap disapa Alea.
"Aaaahhh, ampun bunda." Seru Alea mencoba menjauhkan kepala Alyssa dari tubuh mungilnya.
"Hhhmmm... Kayaknya Mami nih yang bakal jadi the winner."
"Nggak Mami! Alea yang jadi the winner. Bunda... Ayoo suapin, nanti Mami menang." Alea menarik tangan kanan Alyssa ketika Ia kini sudah duduk disebelah kanan Alyssa.
"Loh? Kok masih Bunda yang suapin? Kata Eyang, Alea udah bisa mamam sendiri?" Tanya Alyssa menatap Alea dengan kening dikerutkan.
"Alea kangen Bunda suapin. Ayooo Bunda..." Jawab Alea dengan polosnya namun mampu membuat hati Alyssa terenyuh. Alyssa menyendokkan nasi dan juga sepotong ayam tepung yang Ia masak subuh tadi sebelum menjemput Alea. Dan nasi yang kini ada dipiring sterofom tersebut telah basah dengan siraman kuah sop ayam yang juga Ia masak.
"Mmmm... Enak masakan bunda." Ucap Alea ditengah-tengah kunyahannya. Alyssa tersenyum lalu mengecup singkat kening gadis kecil itu yang merupakan putrinya, darah dagingnya sendiri.
***
"Ibu, Alyssa minta maaf, minggu ini cuma bisa bantu Ibu segini." Alyssa menyodorkan sebuah amplop coklat berisi empat lembar seratus ribuan kepada seorang wanita paruh baya yang kini duduk dibelakang meja dihadapan Alyssa. Wanita itu tersenyum lalu menerima amplop pemberian Alyssa.
"Makasih yaaa nduk. Ibu bersyukur kamu mau bantu-bantu di panti ini." Jawab wanita paruh baya itu bernama Frida.
"Ini udah jadi kewajiban Alyssa Bu. Apalagi Ibu dan yang lainnya udah bantu Alyssa buat ngurus Alea. Alyssa juga minta maaf Bu, kalo ada tingkah Alea yang mungkin bikin orang di panti ini kesal." Ibu Frida tersenyum menanggapi ucapan Alyssa. Tangannya terulur menggenggam tangan milik salah satu Ibu dari sang anak asuh.
"Kamu ini kayak baru kenal Ibu sehari dua hari aja. Ibu udah kebal kok sama tingkah anak-anak. Dan kamu juga nggak perlu khawatir soal Alea. Alea itu anak yang manis juga baik kok. Penurut sama kakak-kakaknya dan penyayang sama adik-adiknya disini." Alyssa mengangguk pelan membenarkan ucapan Bu Frida. Memang begitulah Alea.
Tadi pagi saat Ia dan Nayla datang menjemput untuk menghabiskan waktu di luar bersama Alea satu harian, putri kecilnya itu sedang menimang seorang bayi berusia satu tahun sambil menyenandungkan lagu nina bobo dengan pengawasan salah satu pengurus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanita Bayaran
FanficBekerja menjadi pemuas nafsu para pria berhidung belang bukanlah hal yang diinginkan oleh Alyssa Mandaya. Tidak ada yang bisa dia lakukan selain menjalankan perannya. Menjalani dunia yang penuh dengan kegelapan dan begitu suram. Bahkan sebagai wanit...