Rindu // Kecewa

4.9K 347 71
                                    

Nayla menatap waswas sekelilingnya saat dia mulai melangkah meninggalkan Sutra Massage,t akut-takut jika ada mata-mata dari Amar yang mengikuti. Setelah memastikan semuanya aman, Nayla berjalan perlahan meninggalkan tempatnya bekerja sambil sesekali mengusap lengannya bergantian karena udara malam yang berhembus dingin. Setelah sampai diperempatan jalan, Nayla menghampiri sebuah taksi berwarna biru yang berhenti lalu masuk ke dalamnya.

"Jalan Prambanan Pak." Ujar Nayla saat Pak supir yang rambutnya sudah memutih memberikan isyarat bertanya kemana Nayla akan diantar. Taksi tersebut melaju dengan kecepatan sedang pada jalan raya yang kini lenggang.

Nayla mengambil ponsel dalam tasnya yang sejak tadi tak tersentuh olehnya. Terdapat beberapa pemberitahuan yang masuk dan salah satunya dari nomor Alyssa. Nayla menekan nomor Alyssa yang tak dijawab olehnya sebanyak 6 kali.

"Hallo Sa..." Sapa Nayla dengan suara agak pelan.

..........

"Enggak. Tadi si bau tanah itu nggak dateng. Mudah-mudahan aja bang Farukh nggak ember." Jawab Nayla saat Alyssa bertanya.

"Dia udah mendingan?" Kini Nayla yang balik bertanya.

"Yaudah nggak apapa, yang penting dia udah mau makan kan? Gue mungkin baru bisa jenguk besok." Nayla melemparkan pandangan pada barisan bangunan di sisi kanannya melalui jendela saat Alyssa berkata disebrang sana.

"Tenang aja. Gue itu udah nganggep kalian keluarga gue sendiri, dan sebagai keluarga kita memang harus saling ngelindungin kan?"

..........

"Iya sama-sama. Lo juga harus jaga kondisi lo yaaa. Kabarin gue kalo ada lagi yang kurang atau kalo ada apa-apa."

..........

"Waalaikumsalam..." Nayla memutuskan sambungan lalu memasukkan ponsel kecil berwarna putih itu kembali ke dalam tasnya. Ia memijat keningnya perlahan dengan pikiran melayang.

Tepat tiga hari lalu, dia dipanggil oleh Amar ke dalam ruangannya menanyakan keberadaan Alyssa karena selama dua hari sebelumnya, sahabatnya itu tak datang untuk menunaikan tugasnya sebagai pemijat plus plus.

Alyssa dan Nayla memang dikenal sebagai sepasang sahabat karib ditempat mereka bekerja, namun tidak ada yang tahu jika mereka tinggal ditempat yang sama kecuali Farukh. Dan sejak saat itu, Nayla selalu merasa ada seseorang yang diam-diam mengutit sampai ke kontrakannya dengan Alyssa, beruntung selama itu jugalah Alyssa tak kunjung kembali.

***

"Bunda, Alea kapan pulang sih ke panti? Alea kangen dede Damian." Keluh Alea dengan raut parau dan wajah pucat pasinya.

Alyssa mengusap lembut kening sang putri yang masih terasa panas, menyalurkan ketenangan pada gadis kecilnya walaupun dia sendiri lebih takut dengan kondisi Alea saat ini.

"Bentar lagi ya nak. Asal Alea mau makan banyak, minum obatnya rajin, pasti tante dokter izinin kita pulang dari sini." Bujuk Alyssa menatap sang putri.

Ini adalah hari kelima Alea menginap di ruang rawat inap salah satu rumah sakit di daerah tersebut. Selama tujuh hari sebelumnya, Alea memang terserang demam dan flu namun hanya ditangani secara biasa dan mendapat pengobatan yang tak terlalu serius karena pihak panti pun merasa jika Alea hanya terserang penyakit biasa. Sampai akhirnya pada suatu malam, Alea memuntahkan seluruh isi perutnya di ranjang saat dia hendak tidur, suhu tubuhnya tinggi disertai ruam-ruam yang mulai muncul dikulit putihnya. Buru-buru Bu Frida memboyong Alea ke klinik terdekat, namun klinik tersebut menyarankan agar Alea dirujuk ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.

Alyssa yang saat itu baru saja selesai menjalankan tugasnya di Sutra Massage langsung bergegas pergi meninggalkan tempat itu kala kabar tentang kondisi sang putri sampai ketelinganya. Hatinya cemas bercampur rasa sedih dan takut jika sang putri akan mengalami hal yang lebih buruk. Keesokan harinya setelah Alea menjalankan serangkaian pemeriksaan, gadis kecil itu dinyatakan positif mengidap DBD.

Wanita BayaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang