11. Kerja sama ²

32 20 0
                                    


HAPPY READING!!!

Rivan menatap tajam ke arah mereka berdua, Bahana sama Aaron. Aaron tersenyum lebar menatap Rivan, entah kenapa Rivan merasa kesal melihat senyuman Aaron.

"Ngapain sih, bawa dua bocah tengil yang gak guna gini," ucapan Rivan menyinggung perasaan mereka, tapi, karena Aaron memiliki mental baja, dia hanya menganggap ucapan Rivan tadi sebagai angin lalu.

Sedangkan Bahana membalas dengan tutur kata yang juga terdengar kejam, "lo pikir, karna lo pintar, lo hebat gitu? masih ada langit di atas langit, dasar anak manja."

Rivan geram dengan ucapan Bahana. Dirinya sangat ingin membanting cewek yang ada di hadapannya ini.

Dentuman keras terdengar dari Aliesha, ia memukul meja dengan rotan yang entah dimana ia dapatkan, "apa? mau berantem? ayok ke lapangan." Tantang Aliesha, menatap tajam ke satu persatu temannya sambil menunjuk mereka dengan rotan.

"Dari mana lo dapat rotan?" tanya Aaron penasaran.

"Gua beli," jawab Aliesha acuh.

"Ha? rotan di beli? di bawa ke sekolah? buat apa?" gumam Aaron tapi terdengar oleh telinga tajam Aliesha.

"Buat banting kalian semua, biar damai."

Aaron mengangguk mengerti, matanya tidak mau bertemu dengan mata dingin Aliesha, njir, kalo gua bikin ni anak kesal, bisa habis gua, batin Aaron.

"Sudahlah, sekarang kita mulai." Aliesha mengeluarkan buku di dalam tasnya dan meletakkannya di atas meja.

"Bukunya udah gua bagi jadi beberapa bagian, halaman ini untuk menulis keanehan akademi ini, halaman ini untuk petunjuk dan halaman terakhir untuk kejadian beberapa tahun lalu. Oh, by the way kalian ingin kerja sama kami apa alasannya? kalau boleh tau."

Mau Aaron atau Bahana hanya bisa diam. Mereka saling tatap menatap satu sama lain, keheningan melanda ruangan kecil itu. Setelah keheningan beberapa menit akhirnya Bahana berbicara, "kami mau nyelidikin hilangnya kakak kami, kami bisa jadi student gold pun bukan karena nilai murni, Aaron yang ngerubah nilai, biar bisa jadi student gold, walau punya otak pas-pasan ni anak hacker terbaik yang gua kenal."

Ungkapan Bahana tentu mengagetkan Aliesha maupun Rivan, "oh, gua kira lo gak guna, ada gunanya juga nih buat curi data akademi diam-diam," ujar Rivan lumayan kagum dengan kemampuan Aaron.

"Kalau kalian?" sekarang giliran Aaron bertanya kepada Aliesha dan Rivan.

"Gua cuma penasaran sih, seru juga kan nyelidikin sesuatu kek detektif-detektif gitu," ucap Rivan. Sekarang semua tatapan menuju ke Aliesha. Gadis itu tidak langsung menjawab pertanyaan Aaron. Ia malah mengangkat satu alisnya dan diikuti bahunya.

"No special reason."

Teman-temannya hanya mengangguk paham. Keheningan kembali melanda ruangan Kecil itu sampai Aaron memukul meja, "gimana sebelum lanjut bahas ini kita makan dulu? gua belum makan dari tadi."

Bahana memukul lengan Aaron, "udah berapa kali gua bilang jangan makan telat, nanti asam lambung lo kambuh lagi." Ada nada suara kekhawatiran dari Bahana.

Aaron hanya cekikikan dan melingkarkan lengannya di bahu Bahana, "lain kali gua janji bakal makan lebih teratur." Jari kelingking Aaron terkait dengan jari kelingking Bahana. Bahana menghela nafas panjang, ia tidak bisa lagi untuk menasehati Aaron.

Entah kenapa Aliesha merasa aneh dengan hubungan Bahana dan Aaron. Melihat Bahana sangat khawatir kepada Aaron membuatnya berpikir, apa mereka pasangan?

Aaron pergi untuk memesan paket makanan yang lagi diskon. Lagi dan lagi keheningan kembali melanda ruangan itu, seperti cuma Aaron yang bisa menghidupkan suasana dari keempat orang itu.

Aliesha membuka buku kecil kesayangan dan membacanya. Sedangkan, Bahana mendengarkan musik dan Rivan sibuk bermain mobile legend.

Kapan Aaron kembali? pikir mereka serempak walaupun tidak tahu bahwa mereka memiliki pikiran yang sama.

←----------→

Silakan tinggalkan jejak seperti vote atau komen

see you in the next chapter

Published: 24 Juni 2024

Class of MurdersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang