9. Keanehan Aurora Academic

45 22 4
                                    


HAPPY READING!!!

Hari ini adalah hari yang sial bagi Aliesha. Rivan yang mengganggunya, Cahaya yang mengikutinya seperti anak ayam mengikuti ibunya dan sekarang, teman-teman kelasnya mengelilinginya. Aliesha tipe orang yang tidak suka keramaian, ia benci hal itu.

"Aliesha, lo beneran di kejar-kejar Rivan?" salah satu siswi bertanya dengan mimik wajah yang penasaran.

"Rivan? njir, salah satu cowo populer di Aurora Academic, semua orang heboh waktu dia kepilih jadi student gold." Sambung Siswi lain.

"Wajarlah kalau Rivan kepilih jadi student gold, orang dia pintar," sahut cowok yang duduk di depan Aliesha.

"Eh? iya juga ya, yang anehnya itu lo, lo kok bisa ke pilih jadi student gold, pintar kagak, bodoh juga kagak, tampan kagak, jelek juga kagak." Sindir salah satu cewek yang memiliki nametag Bahana Dirga.

"Kalau mau nyindir jangan setengah-setengah, sekalian aja lo bilang gua yatim," balas cowok kesal yang memiliki nametag Aaron Raymond.

Pernyataan Aaron berhasil membuat para murid lain menatapnya dengan tatapan iba, "gua gak sekejam itu ya, sampai bilang lo yatim," elak Bahana, memukul lengan Aaron.

"Gelap, gelap."

"Sabar Ron, sabar."

"Lagian lo emosian banget sih, kek cewek pms aja lo."

Saat semuanya mengalihkan perhatiannya ke Aaron, disaat itu pula Aliesha mengambil kesempatan buat kabur dari kerumunan orang-orang.

"Eh, bentar, bentar, Aliesha mana?" akhirnya salah satu cewek menyadari Aliesha sudah tidak ada lagi di kursinya, semuanya pun kompak menatap Cahaya yang sibuk memakan keripik sambil menonton upin ipin. Sang gadis yang merasakan tatapan orang-orang kepadanya akhirnya menjawab pertanyaan mereka tanpa mengalihkan pandanganya ke tontonannya.

"Aliesha kabur waktu kalian lagi sibuk ngobrol, lagian ngapain sih ngerumunin dia, jelas-jelas tu anak gak suka keramaian," jelas Cahaya.

Mendengar penjelasan Cahaya semuanya kembali ke bangku mereka masing-masing.

•••••

Aliesha yang kembali duduk di kursi taman belakang gedung sekolah, untung Rivan sudah pergi dari sana jadi dia bisa merasakan angin lembut menyapu wajahnya, "akhirnya, ketenangan."

Baru juga Aliesha mengatakan ketenangan seseorang duduk di sebelahnya. Aliesha berdecak kesal dan berbicara tanpa melihat orang itu, "mau lo apa sih? lo tau? gara-gara lo gua diberi ribuan pertanyaan sama orang di kelas."

Rivan terkekeh dan menatap wajah Aliesha yang tenang dan datar seperti biasanya, "gua cuma mau ngajak lo kerja sama."

Aliesha langsung tertarik dengan topik pembicaraan, dia mengalihkan pandangan ke Rivan, "wait! kali ini lo gak bercanda kan?"

Tatapan dingin dan tidak percaya Aliesha membuat Rivan tersenyum, ia tahu Aliesha bakal memukulnya sekali lagi kalau dia bercanda, "Gak, kali ini gua gak bercanda," ujarnya dengan mimik wajah yang serius.

"Lo ada rasa aneh ga sama pistol?" lanjut Rivan yang tentunya menarik perhatian Aliesha, ternyata Rivan memiliki pemikiran yang sama dengannya.

"Ya, awalnya sih gua ga ada rasa aneh sama pistol cuma waktu permainan sama pengenalan yang pakai pistol buat gua jadi penasaran," Aliesha sangat yakin ada keanehan dengan akademi ini.

"Dan lo ada penasaran gak sama alumni student gold, kenapa dari 15 alumni yang lulus cuma 5 orang?"

Ungkapan Rivan membuat Aliesha merasa itu sangat mengganjal, bukannya student gold murid-murid terpilih? lalu kenapa yang lulus cuma 5 orang? batin Aliesha, "nggak, gua baru tau soal itu, gua kan anak pindahan, jadi belum tau menau soal akademi ni."

"Gua dengar dari-" ucapan Rivan terpotong karena bel masuk sudah berbunyi.

"Kita lanjutkan di cafe sebelah perpustakaan, gimana?" saran Aliesha yang dibalas anggukan oleh Rivan.

Aliesha dan Rivan berdiri dan berjalan menuju ke kelas, bersama.

←----------→

Silahkan tinggalkan jejak vote dan komen

see you in the next chapter

Published: 22 Juni 2024

Class of MurdersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang