12. Kerja sama 3

29 18 3
                                    


HAPPY READING!!!

Aaron kembali dengan membawa senampan penuh, menyusun makanan di atas meja dan kembali duduk di sebelah Bahana, "okay, makanan udah datang."

Aliesha menyimpan kembali bukunya. Rivan berhenti memainkan ponselnya dan Bahana mematikan musiknya. Mereka semuanya makan dengan tenang dan damai.

Selang beberapa waktu, mereka mulai menyusun semuanya. Aliesha mengeluarkan buku dan pulpen, "di sini gua tulis kenapa cuma 4 orang yang lulus dari 15 orang? kemana 11 orang lagi?"

Semuanya mulai berpikir. Melihat semuanya tidak ada yang mau menjawab, Aliesha kembali menulis, "ada apa dengan pistol? kenapa dari awal kita sekolah malah di suruh perkenalan dengan pistol?"

Sekali lagi mereka berpikir, beberapa menit berlalu.

"Gua gak tau ini pasti atau gak ya, soalnya gua cuma denger dari beberapa murid lain dan tentunya bukan student gold, mereka bilang para alumni student gold dikuliahkan ke luar negeri dan 4 lainnya tidak lulus buat kuliah di luar negeri," ungkap Rivan panjang lebar.

"Wait, apa lu bilang? kuliah luar negeri? gak, itu gak mungkin, kalau bener mereka kuliah di luar negeri pasti kakak gua nelpon atau ngabarin gua dong, ini udah mau masuk dua tahun dia nggak ada kabar." Bahana tidak setuju dengan ungkapan Rivan.

Aliesha mengangguk setuju dengan ucapan Bahana. Walaupun mereka dilarang untuk berhubungan dengan dunia luar selama menjadi student gold, pasti sesudah mereka lulus larangan itu tidak berlaku lagi.

Kembali lagi suasana menjadi sepi karena semuanya terdiam, berpikir. Selama berpikir Bahana terus minum sampai 5 gelas. Aaron melihat Bahana yang tak berhenti minum hanya bisa geleng-geleng kepala.

Tepukan meja membuat Aliesha, Rivan dan Aaron terbangun dari pikiran mereka. Tatapannya mengarah ke Bahana dengan ekspresi serius, "gua misi benter ke toilet ya." Bahana bergegas keluar dari meja yang sempit itu dan berlari ke toilet.

"Aelah, gua pikir tadi dia mau ngomong sesuatu," keluh Rivan.

"Kebiasaannya yang terus minum saat berpikir masih belum hilang ya, sok-sok an ngekhawarin orang lain, diri sendiri aja belum keurus," gumam Aaron diiring cekikikan.

Gumaman Aaron menarik perhatian Aliesha, ia menatap Aaron dengan serius, "lo pacar Hana?" tanyanya.

Rivan termasuk Aaron kaget dengan pertanyaan tiba-tiba Aliesha, bukannya menjawab pertanyaan Aliesha Aaron malah tertawa, "kenapa lo bisa mikir gitu sih?" ucapnya, berusaha menahan diri agar tidak tertawa lagi.

"Ya, Hana perhatian sangat perhatian ke elo dan begitu juga sebaliknya, seakan-akan kalian sudah mengenal satu sama lain begitu lama." Penjelasan Aliesha benar-benar mengejutkan Aaron.

"Wow, gak heran lo jadi student gold, hmm, ya kayaknya ini gak perlu gua sembunyiin dari kalian, sebenarnya hubungan gua sama Hana bukan hanya sekedar teman bias-" ucapan Aaron terhenti karena Rivan yang tiba-tiba menyela.

"Kalo bukan teman, fiks kalian pacaran."

"Dengerin dulu orang ngomong, maen potong aja lu." Aaron kesal dengan Rivan yang tiba-tiba menyela.

"Trus kalau bukan teman, pacaran? apa?" Aliesha masih penasaran dengan hubungan kedua orang itu yang tak lain adalah Aaron dan Bahana.

"Gua sama Hana adalah-"

"AAAAAAAAA......"

Teriakkan Bahana memotongnya ucapan Aaron, Aaron dengan cepat berlari keluar ruangan menuju toilet, sesampainya di toilet perempuan, Aaron melihat Bahana yang duduk di depan pintu toilet yang ada di tengah. Segera Aaron masuk ke dalam dan memeluk Bahana. Menangkup pipi Bahana agar wajah Bahana menatapnya.

"Apa? Ada apa? Na? lo gak papa kan?" Tanya Aaron dengan raut wajah yang khawatir.

Bahana mengangkat jarinya dan menunjuk ke arah ke toilet tengah itu. Toilet duduk dan seorang wanita duduk dengan mata yang terbuka tapi darah keluar dari kepalanya. Pupil mata Aaron melebar melihat kepala wanita itu berlubang, di kepala wanita itu? sepertinya ada bekas tembakan? batinnya.

←----------→

silahkan tinggalkan jejak seperti vote atau komen

see you in the next chapter

Published: 25 Juni 2024

Class of MurdersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang