chapter 十五

334 52 15
                                    

HAPPY READING

15






Felix percaya dan yakin bahwa dirinya tak sampai koma terlalu lama. Bahkan ia bisa sampai memastikan selama apa ia tertidur di kamar Hyunjin, dan lelaki rupawan itu mengatakan ia hanya tertidur tiga hari lamanya.

Hanya tiga hari—namun yang tak ia mengerti adalah, mengapa di rentang waktu sesingkat itu kehidupan seakan telah banyak berubah?

Bukan, bukan. Bukan berubah—hanya saja mengapa keadaan bisa sampai sekacau ini?

Felix meringis kecil saat perban yang melilit dadanya menimbulkan sensasi nyeri.

Namun sayangnya Asahi terlalu peka akan keadaan. "Sakit? Apakah aku terlalu kasar Felix?" tanya Asahi. Pagi yang buram, dan dokter itu telah ada di kamarnya. Sejenak bertanya kabar dan basa-basi. Membicarakan masalah misi balas dendam yang Hyunjin lakukan, dan insiden kecelakaan yang di alami oleh Haruto.

Sampai sebuah topik menyedihkan terulas begitu saja—hingga membiarkan hening menguasai suasana beberapa saat lalu.

"Haruskah kita melakukan sesuatu?" Felix bertanya sungguh-sungguh. Menawarkan banyak bantuan jika ia bisa dan di butuhkan. Sungguh, apapun itu.

Asahi tersenyum sendu. "Semua akan baik-baik saja Felix. Pikirkan tentang kesehatan mu saja."

"Tapi Jaehyun—pasti sangat terpuruk." Yeah, ini tentang Jaehyun dan kekasih polisinya. Felix bahkan tak menyangka bahwa Mingyu juga termasuk dalam korban penyerangan di hotel pada saat itu. "Apakah ada perubahan?"

Entahlah, Felix hanya rindu dengan segala tingkah serta ocehan seorang Jaehyun. Ia pikir Jaehyun akan mengganggunya ketika ia sudah sadar, namun sampai dua hari berlalu lelaki dengan kulit cerah itu tetap tak terlihat. Untung saja dokter Asahi mau menjelaskan segalanya.

"Tentu saja, masa pemulihan itu tidak singkat. Mingyu merespon pengobatan dengan baik. Setelah itu kau dan kita semua akan kembali mendengar ocehan Jaehyun dan segala tingkah anehnya."

Itu terdengar cukup melegakan, sungguh. Felix mengangguk singkat. "Lalu bagaimana dengan Haruto?"

"Pria itu juga baik-baik saja." Astaga Felix, mengapa harus mempertanyakan keadaan pria itu? Lihat kedua pipi dokter Asahi perlahan mulai memerah.

"Aku jelas ketinggalan sesuatu." Felix paham, lihat bagaimana senyum tipis itu terukir di paras dokter yang selalu terlihat kaku.

Asahi menggoyang kedua tangannya tepat di depan wajah. Well, apapun usahanya mengelak jelas percuma.

Felix ingin sekali terbahak. Kesedihan dan kegembiraan seakan di bagi rata—ada yang jatuh, dan ada pula yang meninggi.

Sebuah ketukan tepat di daun pintu menarik fokus seketika.

Seorang pelayan yang tampak membungkuk sebelum berujar lembut. "Tuan Asahi anda di perintahkan untuk membawa Tuan Felix ke ruang makan sekarang juga."

Asahi mengangguk begitu saja, memberi isyarat bahwa pelayan wanita itu bisa segera pergi.

Felix memasang wajah cerah. Ternyata Hyunjin mendengarkan keinginannya. Kemarin ia mengeluh pada Hyunjin bahwa suasana kamar membuatnya bosan, namun pria itu tak membiarkannya pergi mengelilingi kediaman meski dengan kursi roda dan banyaknya pelayan. Namun hari ini Hyunjin ternyata mempunyai caranya sendiri untuk mengabulkan keinginannya.

Flower of EvilWhere stories live. Discover now