Bab 12

1 0 0
                                    

Kevan dengan penuh semangat memulai obrolan, "Bagaimana proses Anda dalam mengembangkan ide cerita untuk sebuah novel?" tanya Kevan

"Mulailah dengan mencari inspirasi dari berbagai sumber, seperti pengalaman pribadi, observasi sekitar, membaca buku, menonton film, atau mendengarkan cerita dari orang lain." Dengan sikap yang tenang dan penuh pemahaman, Alinka menjawab pertanyaan dari Kevan. Dengan suara yang mantap, Alinka menyampaikan pemikiran dan pandangannya dengan jelas.

"Bagaimana Anda merancang karakter-karakter yang kuat dan meyakinkan dalam novel Anda?" Sangga mengambil alih dan bertanya.

"Identifikasi karakter utama dalam cerita Anda dan kembangkan karakter-karakter tersebut dengan memberikan latar belakang, kepribadian, dan motivasi yang kuat." jawab Alinka cepat.

"Bagaimana Anda memilih judul yang sesuai dan menarik untuk novel Anda? Apakah ada strategi khusus yang Anda terapkan?" Setelah suara Ethan terdengar di udara, Alinka menahan nafasnya pelan.

"Pertimbangkan inti cerita, tema utama, atau karakter kunci dalam novel Anda. Judul yang mencerminkan elemen-elemen ini dapat membantu pembaca memahami isi cerita secara umum."

"Bagaimana Anda menangani writer's block atau kehilangan motivasi ketika menulis novel?" Ethan bertanya lagi.

"Penting bagi penulis untuk mengatasi writer's block dengan berbagai cara, seperti beristirahat sejenak, mengubah lingkungan kerja, melakukan kegiatan yang menginspirasi, berdiskusi dengan rekan penulis, atau mencoba pendekatan penulisan yang berbeda."
Dengan sikap yang tenang dan penuh perhatian, Alinka siap untuk menjawab pertanyaan dari Ethan dengan bijaksana dan mantap.

"Apa yang menjadi inspirasi di balik cerita dalam buku Anda?" lagi dan lagi Ethan yang berbicara.

"Orang sekitar" jawab Alinka

Dalam momen santai menjelang akhir pembicaraan, suasana menjadi hangat dan penuh keceriaan. Kevan dengan senyum menggoda memberikan informasi bahwa hari itu adalah ulang tahun Ethan. Suasana pun menjadi riuh dengan ucapan selamat dari beberapa kru, termasuk Sangga dan Kevan.

Alinka diam sejenak, kemudian dengan lembut menatap Ethan dan mengucapkan, "Happy birthday, Ethan," dengan suara yang penuh makna. Ucapan sederhana namun tulus dari Alinka menambah kehangatan dalam ruangan, memperlihatkan kepedulian dan kebaikan hati yang dimiliki Alinka terhadap Ethan.

Dalam empat menit terakhir yang tersisa, suasana keakraban dan kebersamaan semakin terasa, memperlihatkan hubungan yang erat di antara mereka. Momen sederhana seperti ini menjadi kenangan manis dalam proses pembuatan acara dan memperkuat ikatan antara Alinka, Ethan, Sangga, dan Kevan.

Ethan yang merayakan ulang tahunnya memutuskan untuk merencanakan traktiran bagi rekan-rekannya, termasuk Alinka. Keputusan Ethan untuk memberikan traktir kepada rekan-rekannya sebagai bentuk apresiasi dan kebersamaan dalam momen spesial tersebut menunjukkan sisi kedermawanan dan kebaikan hatinya.

Rencana Ethan juga menjadi kesempatan bagi mereka untuk berkumpul dan merayakan ulang tahunnya dengan penuh keceriaan dan kebersamaan.

Momen ini akan menjadi kenangan yang berkesan dan mempererat hubungan di antara mereka, menciptakan suasana yang hangat dan penuh kebahagiaan dalam tim mereka.

Setelah makan bersama, Alinka memutuskan untuk pulang setelah mengucapkan terima kasih kepada semua orang, siang itu matahari cukup terik, kulit Alinka bahkan sampai memerah akibat paparan sinar matahari yang intens.

"Lo nga mau bareng gue aja, Lin?" tawar Kevan

"Udah di jemput Sarah"

Meskipun Kevan beberapa kali menawarkan tebengan kepada Alinka, namun Alinka tidak menerimanya karena sudah ada rencana sebelumnya. Sarah telah menjemput Alinka, sehingga Alinka tidak perlu menggunakan tawaran tebengan dari Kevan.

-

Ethan kembali ke rumahnya dan tidak menemukan ibunya di sana, mungkin karena ibunya masih berada di rumah Kavi untuk membantu persiapan pernikahan sepupunya.

Sore itu, tak lama setelah Ethan kembali ke rumahnya, hujan mulai turun dengan lembut, disertai oleh angin kencang yang menerpa jendela-jendela rumahnya. Suara gemericik hujan dan desiran angin menciptakan suasana yang tenang namun juga dramatis di sekitar rumah Ethan.

Dalam keheningan dan kehangatan rumahnya, Ethan duduk di dekat jendela sambil merenung, mendengarkan irama hujan yang semakin deras dan angin yang semakin kencang. Tetes-tetes hujan yang menari di atap rumahnya memberikan ketenangan dan kehangatan di tengah cuaca yang berubah.

Dengan cahaya senja yang redup dan aroma bumi yang basah, Ethan merasakan kehadiran hujan dan angin sebagai bagian dari alam yang memberikan kedamaian dan keindahan. Sore yang hujan dan angin kencang itu membawa suasana yang memikat dan memperkaya pengalaman Ethan di rumahnya.

Ethan duduk di dekat jendela, merenung tentang kenangan manis di masa lalu. Dia teringat saat-saat bahagia ketika ia pernah mandi hujan bersama Alinka, di bawah langit mendung yang penuh dengan tetes-tetes air hujan. Mereka tertawa bersama, menikmati momen kebersamaan yang sederhana namun penuh kebahagiaan.

Ingatan tentang mandi hujan bersama Alinka membawa senyum di wajah Ethan, mengingat betapa menyenangkan dan berarti momen itu baginya. Di bawah hujan yang membasahi tanah, mereka merasakan kebebasan dan keceriaan yang hanya bisa dirasakan saat berbagi momen bersama orang yang dicintai.

Momen tersebut menjadi bagian dari kenangan indah Ethan, menggambarkan kehangatan hubungan antara dia dan Alinka. Meskipun hujan turun di luar jendela rumahnya, hati Ethan dipenuhi dengan kehangatan dan kebahagiaan dari kenangan bersama Alinka di bawah langit mendung yang indah.

Ethan memutuskan untuk menutup tirai jendela, mengakhiri pandangannya ke luar yang diselimuti hujan dan angin kencang. Dengan langkah-langkah yang tenang, dia kembali ke kamarnya, membiarkan suasana hujan dan angin di luar menjadi latar belakang yang menenangkan.

Di dalam kamarnya, Ethan menemukan kedamaian dan ketenangan yang ia cari. Suasana yang redup dan hangat menciptakan ruang untuknya merenung dan bersantai setelah hari yang penuh dengan berbagai peristiwa dan kenangan.

Dengan langkah yang mantap, Ethan merenungkan hari itu dan mengingat kembali momen-momen berharga yang telah ia alami. Di dalam kamarnya, di tengah hujan yang turun di luar, Ethan menemukan kesempatan untuk bersantai dan merenungkan arti dari kenangan-kenangan yang telah membentuk dirinya.

Di kamarnya, Alinka juga menatap jendela yang kini turun hujan dengan lembut. Suara gemericik hujan dan desiran angin menyelimuti ruangan, menciptakan suasana yang tenang dan memikat. Alinka menarik nafasnya pelan, membiarkan udara segar memenuhi paru-parunya, dan menghembuskannya dengan perlahan.

Dalam keheningan dan ketenangan ruangannya, Alinka mengucapkan doa dengan tulus, "Selamat ulang tahun, Ethan. Semoga bahagia." Doanya dipenuhi dengan harapan dan kebaikan, mengalir dengan kehangatan dan cinta yang tulus untuk Ethan di hari ulang tahunnya.

Dengan doa yang dipanjatkan dengan hati yang tulus, Alinka menyampaikan harapan terbaiknya untuk kebahagiaan dan kesuksesan Ethan di masa depan. Suara hujan yang lembut di luar jendela menjadi latar belakang yang menenangkan bagi doa Alinka yang penuh dengan kebaikan dan harapan.




the art of letting goTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang