Bab 16

2 0 0
                                    

Arina dengan penuh kasih mengungkapkan, "Ayina sayang banget sama papa, sayang banget." Ungkapan cinta dan kasih sayang Arina terhadap papanya membuat Alinka tersenyum hangat.

Alinka merespons dengan ramah, "Harus dong, papa Arina juga pasti sayang sama kamu." Kata-kata Alinka mencerminkan dukungan dan pengertian terhadap hubungan yang kuat antara Arina dan papanya, serta memberikan dukungan emosional kepada Arina dalam momen yang sensitif tersebut.

Sementara itu, Sangga tersenyum simpul melihat interaksi yang penuh kehangatan antara Alinka dan Arina. Ekspresi bahagia Sangga menunjukkan apresiasi terhadap kebaikan hati Alinka dalam menghadapi situasi yang rumit. Di sisi lain, Ethaniel tetap tanpa ekspresi, mungkin menunjukkan pemikiran dalam dirinya yang dalam terhadap dinamika yang sedang terjadi.

Arina tiba-tiba bertanya penuh harapan, "Tante mau jadi mama aku ngga?" Pertanyaan yang tak terduga dari bocah kecil itu membuat Alinka terdiam dan membeku.

Mendengar pertanyaan tersebut, Alinka mungkin merasa terkejut dan tidak siap untuk meresponsnya. Pertanyaan Arina menciptakan momen yang penuh dengan emosi dan keputusasaan, karena Alinka sadar bahwa keinginan Arina untuk memiliki seorang ibu adalah hal yang sangat penting dan sensitif bagi anak kecil tersebut.

Alam bawah sadar Alinka mungkin dipenuhi dengan berbagai pemikiran dan perasaan, mencoba mencari cara terbaik untuk merespons pertanyaan Arina dengan penuh kelembutan dan kebijaksanaan. Situasi ini menunjukkan betapa pentingnya kehadiran dan peran seorang ibu dalam kehidupan seorang anak, serta menyoroti kerentanan dan kebutuhan emosional yang muncul dari kehilangan sosok ibu dalam kehidupan Arina.

Momen ini menjadi titik balik yang mengharukan dan penuh makna di taman, di mana Alinka dihadapkan pada permintaan dan harapan yang besar dari seorang anak kecil. Keputusan Alinka dalam menanggapi pertanyaan Arina akan menjadi penentu dalam perjalanan emosional dan hubungan di antara mereka.

Ethaniel, yang juga mendengar pertanyaan Arina, buru-buru menghampiri Alinka dan Arina. "Tante Alinka ngga mau," jawab Ethaniel tiba-tiba, mencoba menjelaskan situasi kepada Arina dengan jujur dan lembut.

Arina menatap Ethaniel dengan ekspresi tidak suka, "Om ngga boleh ikut campul," ujar Arina dengan tegas pada Ethaniel. Sikap Arina yang tegas menunjukkan keinginannya untuk menyelesaikan masalah ini sendiri dengan Alinka tanpa campur tangan dari pihak lain.

Ethaniel memberikan saran, "Kamu kalau mau cari mama, cari di mall aja," mencoba mengalihkan perhatian Arina dari keinginannya untuk memiliki seorang ibu. Namun, Arina tetap kukuh dengan keputusannya, "Nggak, aku mau cuma tante cantik," ujar Arina sambil menggenggam tangan Alinka dengan penuh kasih sayang.

"Arina nggak boleh begitu, nanti Tante Alinka nya nggak nyaman," tegur Sangga pada Arina.

Arina menatap Alinka sesaat, "Maaf, Tante."

"Gapapa, sayang."

"Jadi Tante gamau ya jadi mama aku? Aku nggak nakal, loh, Tante."

"Nanti belum siap, Rin."

Ethaniel memasang wajah puas.

"Papa aku juga ganteng, kaya, pokoknya cocok sama Tante yang cantik ini."

Malah promosi Bapaknya.

Alinka tersenyum manis ke arah Arina sambil berkata, "Kalau jadi mama kamu, Tante belum siap sayang. Tapi kalau kamu mau main sama Tante, kapan aja bisa kalau Tante ngga kerja."

Arina dengan penuh harapan bertanya, "Serius? Setiap hari?" dan Alinka menjawab mantap dengan "Tante kan kerja sayang."

"Kalau tante libur boleh?"

"Boleh dong, nanti minta anter om Sangga ya"

"Siap"

-

Sementara berada di hotel, Kayla memasang wajah marah setelah melihat sesuatu yang tidak menyenangkan.

Ekspresi marahnya mengisyaratkan bahwa ia sedang merasakan ketidakpuasan atau ketidaksenangan yang mendalam akibat dari apa yang baru saja dilihatnya.

Suasana hati Kayla terlihat tegang dan jelas bahwa kejadian tersebut telah mempengaruhi perasaannya secara negatif.

"Alinka, aku akan membuatmu menderita," bisik Kayla pelan.

Pernyataan yang menyeramkan itu dipicu oleh kiriman terbaru yang diterima Kayla dari seorang teman lama - sebuah foto Ethaniel dan Alinka.

Isi dari foto tersebut sepertinya telah membangkitkan emosi yang intens dalam diri Kayla, yang kemudian mengarah pada pernyataan misteriusnya kepada Alinka.

Dengan perasaan marahnya, Kayla memposting sesuatu yang segera menjadi perbincangan hangat.

Judulnya menyebut Alinka sebagai "perebut pacar orang", memicu reaksi beragam dari para pengikut dan pengguna media sosial lainnya.

Postingan tersebut dengan cepat menyebar dan menjadi topik yang kontroversial, menciptakan gelombang diskusi dan perdebatan di dunia maya.

Kayla tersenyum puas saat para pengikutnya secara terbuka membicarakan Alinka, mencacinya, dan berbicara buruk tentangnya.

Kepuasan itu berasal dari melihat para pengikutnya mengungkapkan pendapat dan perasaan negatif mereka terhadap Alinka, yang memvalidasi sentimen Kayla sendiri.

Kritik terbuka dan pembicaraan negatif tentang Alinka membawa rasa puas kepada Kayla, mengetahui bahwa para pengikutnya sejalan dengan sudut pandangnya.

Saat dampak dari postingan itu terungkap, Instagram milik Alinka diserbu oleh penggemar-penggemar Kayla, dengan komentar-komentar peyoratif terlihat pada semua postingan Alinka.

"Murahan."

"Gampangan."

"Perusak hubungan."

Semua komentar peyoratif ini dibaca oleh Alinka, tangannya gemetar saat membacanya.

Dari luar kamar, Sarah mengetuk pintu kamar Alinka dengan tidak sabar.

Alinka melihat banyak sekali panggilan tak terjawab dari ibunya, menandakan bahwa ibunya mengetahui situasi tersebut.

Hujan tiba-tiba turun, menghilangkan suara ketukan pintu. Sarah memutuskan untuk membiarkan Alinka sendirian untuk sementara waktu.

Di kamarnya, Sarah mencoba menelepon Ethaniel dengan niat untuk memberikan kritik, namun sebelum dia bisa berbicara, Ethaniel dengan cepat mengucapkan, "Maaf, semuanya adalah kesalahanku."

Kayla bahkan membocorkan tempat kerja, alamat, akun media sosial, dan nomor ponsel Alinka. Hal ini menyebabkan pengikutnya melakukan tindakan yang meresahkan hingga ke dunia nyata.

Ethaniel mencoba menghubungi Kayla, bermaksud untuk menyuruhnya menutup kasus ini. Alinka tidak bersalah, bahkan menuduhnya mengganggu hubungan mereka tidaklah benar.

Bahkan setelah panggilan atau pesan sebelumnya tidak dijawab oleh Kayla, ia langsung membuat postingan tanpa membalas pesan Ethan.

Dalam postingan kedua, berisi percakapan Ethaniel yang memohon pada Kayla untuk mengakhiri pembicaraan ini. Ia menyatakan bahwa Alinka tidak terlibat dalam peristiwa tersebut, meskipun foto itu memang benar adanya, namun mereka tidak hanya berdua.

"Yang pacarnya aku, tapi yang dia bela malah si pelakor," tulis Kayla di sebuah unggahan Instagramnya.

Bahkan karena khawatir, Bunda Alinka menghubungi mantan suaminya, Abian, meminta bantuan untuk melindungi kesehatan mental anak mereka.

Abian akan membawa kasus ini ke jalur hukum atas penyebaran data pribadi dan pencemaran nama baik.

Alinka menangis di kamarnya, ia menyalahkan dirinya karena tidak mampu menghindari Ethaniel.

Akibat skandal tersebut, beberapa pihak memutuskan kerja sama dengan Alinka, sehingga Alinka dipecat dari pusat perbelanjaan tersebut.

Sementara itu, Kayla membaca komentar salah satu pengguna di postingannya, "Karma itu, karena pernah menjadi orang ketiga dalam hubungan suami istri orang," ia mendesis tidak suka.

Alinka menerima pesan dari Sangga yang berbunyi, "Maaf, film adaptasi novel kamu terpaksa ditunda."








the art of letting goTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang