You're like a fistful of sand
It's like I can hold you but I can't.
.
.
Suzy menggaruk garuk kepala nya persis seperti orang berkutu, menampilkan cengiran kepada sang Ayah dan kedua kakak laki laki nya yang sudah mendengar soal aksi nekat dan tak terpelajar dari Suzy.
"Apakah hidup dengan banyak lelaki tampan telah membuat mu berubah haluan?." Tanya Seokjin.
Kakak keduanya , yang sangat suka memamerkan ketampanan wajah nya. Tapi percaya lah, dia ini anggota dewan mahasiswa. Sungguh terbalik dengan citra Suzy yang suka berbuat onar.
"Kenapa juga kau masih ikut ikutan permainan konyol teman teman mu ? Kalian itu sudah kuliah lho." Oceh Ian.
Kakak pertama nya , yang bekerja sebagai pengacara. Benar benar tipikal kakak yang protektif.
Sementara Jihoon, ayahnya yang tampan itu hanya geleng geleng. Tak tau kenapa Tuhan memberikan anak gadis serupa Suzy.
"Apa sih salahnya , ciuman biasa saja kok, ya memang lebih kearah lumatan. Tapi apa salahnya ? Lagi pula kan dia sendiri yang meminta agar ciuman kekasih nya di kembalikan, ya sudah ku kukembalikan saja." Jawab Suzy mencoba membela diri.
"Tapi tetap saja , kau akan jadi bahan gunjingan kampus."
"Ih memang aku peduli, memang ada rugi nya juga pada mereka , lagipula kalau aku jadi lesbi aku akan mencari gadis yang seksi seperti Bora Sistar ketimbang gadis manja dan bergantung seperti kekasih nya si albino itu." Jawab Suzy lalu mencium pipi Ayahnya dan kabur ke kamarnya.
"Adik mu astaga." Ucap Jihoon dengan raut lelah.
"Bukan tapi anak ayah." Jawab Seokjin dan Ian serempak.
.
Suzy ada kelas pagi dan harus naik bus, mobilnya di sita Ayah selama seminggu karna ciuman dan itu benar benar tak adil. Sementara kedua oppa nya serempak meninggalkan nya.
Yang paling mengesalkan, disaat pagi begini bus pasti penuh dan teman teman nya yang gila itu tak ada yang masuk kelas pagi.
Namun matanya berbinar, kala menatap mobil yang terparkir di supermarket di dekat halte. Ia tak tau milik siapa tapi ia sering melihat mobil ini bersemayam di parkiran kampus.
Akal bulus nya pun bekerja dan tanpa permisi ia masuk ke jok belakang mobil yang anehnya tak dikunci itu. Lalu pucuk di cinta ulam pun tiba, ternyata si pemilik datang.
"KAU."
Itu teriakan Suzy yang berbarengan dengan si pemilik mobil.
"Apakah kau mau mencuri mobilku?." Kata si pemilik yang familiar, Oh Sehun.
Suzy menggeleng, sembari berkedip kedip ala anak anjing pada Sehun. Meruntuki dirinya sendiri karna melakukan kebodohan di pagi yang cerah ini.
"Lalu?."
"Kau mau ke kampus kan? Aku menumpang ya, tak usah sampai gerbang kok." Ucap Suzy dengan senyum manis.
Sehun menghela nafas lalu tersenyum sangat tipis. Tak percaya ia bertemu lagi dengan si pencuri ciuman.
"Apa kau tak takut dengan gosip."
"Kau mau memberikan tumpangan tidak?Kalau tidak biar ku bawa lari mobilmu." Kata Suzy, tiba tiba mengancam.
"Eh."
"Cepat ayo ke kampus kalau begitu."
"Bukan kah ini mobil ku dan kalau kau mau menumpang harusnya kau bersikap lebih sopan."
Suzy terdiam lagi sembari melirik Sehun yang tak kunjung menyalakan mesin mobil nya.
"Ya, wahai Oh Sehun nan tampan izinkan aku menumpang ya, mohon maaf atas sikap menyebalkan ku tadi." Kata Suzy.
"Ya sudah kalau begitu duduklah di depan, aku bukan supir jadi temani aku di depan."
"Terima kasih, semoga kekasih mu tak membunuh ku setelah ini." Jawab Suzy, melompat ke jok depan.
Lagi, Suzy terjebak oleh kebodohan nya sendiri.