allesyah sedang berleha-leha di ruang tengah sambil memakan cemilannya, sebelum nanti dia akan ke rumah bapanya. karna mamahnya akan berangkat ke berlin
"al ini mamah nanti nitip makanan buat ibu ya" ucap rani pada allesyah
allesyah hanya mengangguk saja dan fokus pada film di depannya, tidak lama seseorang masuk dan menghampiri mereka
"hei al" sapa om wisnu pada allesyah
"om wisnu!" teriak allesyah heboh dan memeluk omnya itu
"apa kabar sayang?" tanya om wisnu memeluk allesyah, sudah lama wisnu tidak bertemu anak ini.
"baik, om apa kabar?" balas allesyah
"baik dong, kamu ikut al?" ucap wisnu pada allesyah
"gak om" geleng allesyah
"yah padahal biar sekalian kamu ketemu calon papah baru" kata wisnu
allesyah melirik ibunya dengan tatapan heran, maksudnya om wisnu mamahnya sedang dekat lagi dengan seseorang? tapi kenapa mamahnya tidak bercerita kepadanya.
rina yang paham maksud tatapan anaknya hanya menggeleng dan tersenyum "gak sayang, om wisnu hanya bercanda doang"
"tapi kalo mamah nikah lagi gapapa ko al seneng, biar mamah gak sendirian lagi" jelas allesyah pada mamahnya
"gak sayang, mamah gak akan nikah lagi. kan mamah akan nunggu cucu dari kamu" canda rina pada allesyah
"ahh mamah bahasnya itu mulu" kesal allesyah
"hahaha, tapi kamu udah cocok loh al untuk menikah" timpal wisnu
"om!" tambah kesal allesyah omnya malah memihak kepada mamahnya
"tapi al kalo mamah nikah lagi gapapa kan?" tanya wisnu serius pada allesyah
"gapapa ko om, allesyah malah seneng" jawab allesyah
"nuu" ucap rina memperingati saudaranya
"loh gak salah dong, allesyah aja ngizinin loh na" ucap wisnu serius
"emang cowoknya siapa si om? allesyah kenal orangnya?" tanya allesyah pada omnya
"ada dia teman om, dia baik. tapi mamah mu ini al selalu nolak padahal dia sudah berusaha deketin mamah mu" terang wisnu pada allesyah
"iya kenapa si mah gak mau nikah lagi, padahal kan biar mamah gak sepi nanti mamah punya temen juga" tanya allesyah penasaran
rani hanya tersenyum dan memeluk anak semata wayangnya "gapapa, mamah hanya ingin sendiri saja"
allesyah yang mendengar penjelasan mamahnya tidak ingin bertanya lebih lanjut lagi, biar itu menjadi urusan mamahnya.
"kamu ke rumah bapa kapan sayang?" tanya rani
"setelah mamah pergi aku ke rumah bapa" beritahu allesyah
"om titip salam untuk mas nugi ya al" kata wisnu
"siap om nanti al sampaikan sama bapa" jawab al
"titipan mamah untuk ibu jangan sampe lupa loh al" peringat mamahnya
"iya al gak akan lupa ko" ucap al dan meninggal mamah dan om wisnu. allesyah masuk ke kamarnya dan akan bersiap-siap juga untuk ke rumah bapanya.
"allesyah sayang" panggil rani pada allesyah
"iya mah" ucap allesyah yang baru saja turun dari kamarnya dan sudah siap akan pergi ke rumah bapanya
"mamah pergi ya sayang, kamu dan mas doni hati-hati di jalannya" ucap rani
"hah mas doni? allesyah gak ada bilang mas doni untuk jemput deh mah" heran allesyah
"kayanya bapa mu yang suruh mas doni jemput kamu" jawab rani
"ya sudah kalo gitu mamah pergi dulu dengan om wisnu" peluk rani pada allesyah
"mamah hati-hati kalo sudah sampai kabarin allesyah ya" ucap allesyah dalam pelukan mamahnya
"iya sayang" rani melepas pelukannya dengan allesyah dan mencium pipi anaknya
tak lupa om wisnu pun memeluk juga allesyah "om jagain mamah ya" ucap allesyah melepaskan pelukannya dan om nya
"siap, om akan jagain mamah mu ini" senyum wisnu pada allesyah dan mengusap kepala ponakannya ini. kini rani dan wisnu sudah melajukan mobilnya untuk berangkat ke bandara, allesyah tidak bisa ikut mengantar mamahnya ke bandara karna akan ke rumah bapanya.
"mbak berangkat sekarang?" tanya mas doni pada allesyah
"iya mas, ayo" allesyah masuk ke dalam mobil dan menuju ke rumah bapanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
a wound that becomes a soothe
Teen Fiction"jika saya di ijinkan untuk mencintai seseorang lagi, akan saya pastikan wanita itu adalah kamu" teddy ersya wijaya ini hanya fiksi jadi tidak ada sangkut pautnya dengan yang asli, jadi mohon tidak untuk membawa cerita ini ke dunia nyata!