22

868 51 4
                                    

setelah beberapa hari ini allesyah dan teddy lama tidak bertemu akhirnya mereka bertemu kembali, tetapi kali ini bukan allesyah atau pun teddy yang memintanya untuk bertemu tetapi nugi ayah allesyah sendiri yang ingin bertemu dengan teddy.

"gimana ted kabarnya? saya dengar kamu memelihara kura-kura?" tanya nugi pada teddy

"iya pak, saya ingin menambah peliharaan"

"wah sepertinya peliharaan kamu makin banyak ya?" tanya nugi

"tidak banyak pak, hanya beberapa" balas teddy tersenyum pada nugi

"jadi bagaimana hubungan kamu dengan anak saya sekarang?" tanya nugi langsung pada intinya

teddy yang tiba-tiba di tanyai hubungannya dengan allesyah pun cukup terkejut, tetapi teddy mencoba tenang

"untuk saat ini mungkin saya sedang mencoba mengenal allesyah lebih dekat lagi" jawab teddy

"saya paham maksud kamu ted, saya tidak akan melarang anak saya untuk berhubungan dengan siapapun itu. itu pilihan dia untuk memilih pasangannya, dia mempunyai haknya untuk memilih siapa pasangan dia kelak nanti, satu hal yang saya minta jika kamu benar ingin bersama anak saya, tolong jangan membuatnya sedih. karna sudah cukup dia terluka karna saya, sudah cukup dia sedih karna yang dia anggap rumah hancur. jika kamu berani membuatnya sedih saya tidak akan segan menegur mu ted"

"dan saya tolong jaga dia ted, jangan membuat dia kecewa. jadi kamu tidak perlu takut saya akan menentang kalian, lanjutkan saja hubungan kalian" ucap nugi dan menepuk pundak teddy

teddy yang mendengar penjelasan nugi pun menganggukkan kepalanya "baik pak, saya akan menjaganya"

nugi tidak membalas ucapan teddy, nugi hanya tersenyum dia tidak menyangka anak semata wayangnya sudah dewasa, dan sudah mengenal lawan jenisnya. rasanya baru kemarin nugi membantu allesyah untuk belajar berjalan tetapi waktu ternyata begitu cepat, tidak terasa kini allesyah sudah tumbuh menjadi gadis cantik.

"ada apa sih pak tiba-tiba nyuruh al dateng!, kerjaan allesyah lagi numpuk lagian baru kemarin ketemu ada apa si--eh mas teddy?" kaget allesyah ternyata ada mayor teddy.

sungguh allesyah tidak tahu sedang ada mayor teddy, nugi tidak memberi tahu allesyah apapun. nugi hanya memberi tahu agar allesyah menghampiri rumahnya, allesyah sendiri bingung sedang apa mayor teddy ada di rumah nugi

"dateng rumah ko marah-marah, ucap salam dulu allesyah" peringat nugi pada anaknya

"loh ko ada mas teddy?" tanya allesyah tidak menjawab ucapan nugi

"waalaikumsalam sayang" sindir nugi pada allesyah

"eh--assalamualaikum, kenapa pa?" tanya allesyah pada nugi

"apanya yang kenapa?" tanya nugi balik

"lah tadi suruh allesyah kesini untuk apa?" tanya allesyah bingung

"loh emang bapak salah nyuruh kamu dateng kesini? apa harus nunggu sesuatu dulu kamu baru kesini?" balas nugi

allesyah sangat malas jika harus berdebat dengan bapaknya ini allesyah menghela kan nafasnya secara kasar "jadi ini ada apa bapa? ko tiba-tiba ada mas teddy?"

"bapak hanya ingin mengundang beliau makan malam saja, lagian bapak minta anaknya untuk undang mayor teddy tidak di dengar" sindir nugi

"oh iya sejak kapan al mengganti panggilan mayor teddy? sepertinya hubungannya sudah jauh" goda nugi pada allesyah

teddy yang mendengar perdebatan anak dan ayahnya pun hanya diam saja, dia tidak berani menyelanya, dia cukup memperhatikan saja dua manusia di hadapannya ini

"apaan si pa, heboh bener cuman ngubah panggilan juga" elak allesyah

"hayo jujur, bapa sudah tahu dari mayor teddy loh" ucap nugi yang masih menggoda allesyah

"nggak jelas banget nih orang tua!, lagian apanya yang mau di cari tahu"

"loh banyak dong, bapak harus cari tahu hubungan kalian berdua, bapak juga harus memastikan lelaki yang sedang dekat dengan putri bapak" ucap nugi

"loh emang aku sama mayor teddy apaan?" tanya allesyah

"loh ko nanya bapak? kalian yang menjalaninya" jawab nugi

"aduh ko ini malah ribut, maaf ya ted mereka berdua emang begitu. ribut mulu saya sendiri pusing deh liatnya" ucap dewi yang melihat ayah dan anaknya berdebat padahal ada mayor teddy yang sedang memperhatikan mereka berdua

"bapak duluan ko bu" tunjuk allesyah pada nugi

"kamu loh yang mulai al" ucap nugi tidak mau kalah

"aduhh, udah-udah nggak usah ribut mulu. ayo kita makan aja, ayo ted makan" lerai dewi dan mengajak teddy makan

"mas bapak ngomong apa aja?" tanya allesyah saat kedua orang tuanya sudah pergi

"kamu tanya saja dengan bapak" jawab teddy

"nanya bapak sama aja boong" jawab allesyah malas

"bapak nggak ngomong apa-apa ko"

"masa?" tanya allesyah tidak percaya

"ya sudah kalau tidak percaya"

"bukan gitu mas"

"terus?" tanya teddy

"emm--ya gitu deh" jawab allesyah bingung

"emang kenapa sih?" ucap teddy tersenyum

"bapa nggak ngomong aneh-aneh kan?" tanya allesyah

"rahasia" ucap teddy mengelus kepala allesyah

"ayo lah mas pliss, kasih tau" mohon allesyah

"itu urusan cowo"

"allesyah ayo sini, ajak teddy!" teriak dewi dari arah dapur

"noh ibu udah manggil" ucap teddy mengajak allesyah

"mas emang sebenarnya hubungan kita ini apa?" tanya allesyah tiba-tiba

"kamu inginnya apa?" tanya teddy balik

"loh ko nanya balik si?" kesal allesyah

"ya kan saya nanya kamu sya"

"ya mana aku tahu mas" jawab allesyah

"sudah umur segini yang pasti saya mencari yang serius sya, sudah bukan waktunya untuk main-main. saya juga ingin mencari pasangan untuk hidup saya di masa tua nanti kelak" ucap teddy menatap allesyah

"mas kayanya ibu udah nunggu deh" balas allesyah mengalihkan pembicaraan teddy

"allesyah saya paham ini terkesan sangat cepat, tapi saya rasa perasaan manusia tidak ada yang tahu kapan kita bisa mencintai seseorang. saya memang tidak pandai merangkai kata-kata yang romantis seperti orang-orang, tetapi saya yakin dengan perasaan saya saat ini jika saya mencintai kamu allesyah, saya tidak akan memaksa kamu untuk mencintai saya juga. tetapi saya mohon untuk ijinkan saya mencintai kamu dan menjaga kamu, saya tidak berjanji untuk tidak membuat kamu sedih, tetapi saya akan berusaha akan buat kamu bahagia dengan saya" ucap teddy menggenggam tangan allesyah erat.

Allesyah tidak bisa menjawab perkataan teddy, dia begitu terkejut dengan ucapan teddy allesyah pun bingung harus menjawab apa, jika ditanya apa kah allesyah juga mencintai teddy mungkin.

allesyah masih bingung dengan perasaannya sendiri, allesyah hanya takut yang di rasakannya kali ini hanya sementara saja.

teddy paham allesyah terkejut dengan ucapannya dengan tiba-tiba, teddy mengusap kepala allesyah dan tersenyum

"ayo kasian ibu udah nunggu" ajak teddy pada allesyah

a wound that becomes a soothe Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang