setelah penyambutan orang-orang penting nugi dan yang lainnya tidak menunggu sampai akhir acara, kini mereka berjalan ke arah tempat parkiran, tidak lupa juga dengan layar lebar yang di pertontonkan oleh banyak orang yang menyoroti mereka. karna nugi berjalan berbarengan dengan presiden dan presiden terpilih, terlihat allesyah berjalan menjaga jarak karna dia tidak ingin ke hadirannya di ketahui oleh orang-orang, mungkin saja sebagian orang ada yang mengenal allesyah maka dari itu allesyah menghindari itu.
karna posisinya allesyah ada di belakang jadi kapten irsan tidak terlalu memperhatikannya, saat allesyah sedang fokus berjalan tiba-tiba seorang lelaki berjalan bersampingan dengan allesyah, allesyah hanya menoleh dan tersenyum saat melihat siapa lelaki tersebut.
"hai allesyah" sapa rizky berdampingan dengan allesyah
"hai mas" sapa allesyah ramah
"kenapa berjarak banget jalan sama mayjen nuginya al?" tanya rizky
"tuh mas nggak liat layar di depan segede apa nyorot ke arah bapak dan yang lainnya" tunjuk allesyah pada layar tersebut
"loh masih takut ternyata?" tanya rizky kembali
"ya gitu mas, tapi masa mau sembunyi terus? sesekali aku juga ngeberaniin diri" jawab allesyah
"keren al" ucap rizky memberi semangat
"eh mas rizky tau juga beritanya?" kaget allesyah setelah menyadarinya
"saya tahu, dulu beritanya ramai sekali, sekarang saja kamu udah beda banget sama yang dulu mbak, udah lumayan berubah juga, terakhir kayanya kita ketemu waktu kamu masih kecil" jelas Rizky
"wah ternyata mas Rizky ngikutin beritanya juga ya?" ucap allesyah lirih
"tenang kamu tidak perlu takut saya akan menghujat kamu al, malah saya setuju dengan tindakan kamu dulu yang melanjutkan sekolahnya di luar negeri" ucap rizky menenangkan allesyah, dia tahu allesyah takut.
mungkin kala itu jika tidak terjadi perceraian orang tuanya allesyah tidak akan setakut ini sekarang, allesyah tidak akan menyalahkan kedua orang tuanya yang bercerai, tetapi allesyah sangat membenci pemberitaan kala itu. pemberitaan yang membuatnya kacau dan menyebabkan trauma, berita-berita yang tidak bertanggung jawab itu yang akhirnya memutuskan allesyah menarik diri dan tidak berani muncul di hadapan publik.
"mbak hati-hati" ucap letda gilang ajudan bapa yang ternyata berjaga di belakang allesyah.
allesyah tidak sadar di hadapannya ada sebuah lubang kecil, kalau saja letda gilang tidak memberitahunya allesyah sudah jatuh, allesyah sungguh tidak sadar dia terlalu memikirkan masalah yang dahulu yang mungkin menyakiti bagi allesyah tidak hanya menyakiti tetapi membuatnya trauma.
"terimakasih mas gilang" ucap allesyah
teddy yang menyadari allesyah tidak fokus pun khawatir dengan allesyah, tetapi dia harus tetap profesional dalam berkerja nya, teddy cukup memantau allesyah dari jauh.
saat sudah sampai kini bapak presiden memasuki mobilnya tidak lupa sebelum memasuki mobilnya untuk berpamitan dengan bapak prabowo, dan tidak lupa juga dengan mayjen nugi yang berada di sebelah bapak prabowo.
setelah melihat mobil bapak presiden melaju meninggalkan tempat acara ini, bapak prabowo menatap nugi dan ada yang mereka sepertinya bicarakan juga, saat allesyah sedang memperhatikannya bapak prabowo. bapak prabowo menyadari bahwa ada allesyah dan memintanya untuk menghampirinya
"ternyata kamu ikut juga?" tanya bapak prabowo
"iya pak, saya menggantikan ibu untuk mendampingi bapak" jawab allesyah sopan
KAMU SEDANG MEMBACA
a wound that becomes a soothe
Roman pour Adolescents"jika saya di ijinkan untuk mencintai seseorang lagi, akan saya pastikan wanita itu adalah kamu" teddy ersya wijaya ini hanya fiksi jadi tidak ada sangkut pautnya dengan yang asli, jadi mohon tidak untuk membawa cerita ini ke dunia nyata!