7

937 38 0
                                    

sudah beberapa hari allesyah tinggal di rumah bapanya, pagi ini allesyah turun dan mencari ibunya

"sudah bangun sayang?" tanya dewi yang melihat allesyah sudah duduk di meja makan

"bapa mana bu?" tanya allesyah

"bapa pagi-pagi udah berangkat, katanya ada urusan mendadak" kata dewi, allesyah hanya mengangguk saja

"ayo makan dulu sayang" ucap dewi

"ibu mau pergi ke rumah sakit?" tanya allesyah yang melihat ibunya kini sudah rapi, allesyah melanjutkan makannya

"iya, hari ini ibu ada jadwal operasi" jawab dewi menyiapkan bekal untuk dirinya

"kamu hari ini kemana?" tanya dewi

"kayanya aku mau ketemu reza bu" ucap allesyah

"ibu juga udah lama loh gak ketemu itu anak" bales dewi

"sombong dia bu" jawab allesyah

"kamu ini, gak pernah akur dari dulu sama dia. tapi kalo jauhan saling cari" heran dewi pada anaknya

"hehehe, soalnya dia nyebelin mulu si bu" sebal allesyah

"kalian berdua tuh sama aja" ungkap dewi

allesyah melanjutkan makannya dengan tenang, dewi sendiri harus buru-buru ke rumah sakit agar nanti tidak terjebak macet.

"sayang nanti kamu pergi sama ajudan bapa ya" beritahu dewi pada anaknya

"gak usah bu, aku bawa mobil sendiri" tolak allesyah

"udah sama ajudan bapa aja" ucap dewi sebelum berangkat tidak lupa juga memeluk allesyah dan mencium pipi anaknya itu

allesyah akan bersiap bertemu reza dia sudah menghubungi reza terlebih dahulu, allesyah sudah tidak sabar bertemu kaka sepupunya itu. allesyah dan reza sedari kecil sudah dekat, tetapi mereka memang selalu tidak akur bila bertemu. tetapi akan saling mencari kalo berjauhan.

kini allesyah sedang di perjalanan menuju tempat reza bekerja, pasalnya dia akan menjemput dulu kaka sepupunya itu. cukup jauh dari rumah bapanya ke tempat reza kerja jadi mungkin allesyah sedikit agak telat.

sesampainya di tempat kerja reza allesyah tidak langsung masuk, pasalnya tidak sembarang orang memasuki tempat kerja reza ini. reza bekerja di kemhan sudah lama dia bekerja disana, allesyah menghubungi reza dan memberi tahu bahwa dia sudah sampai.

tidak lama reza keluar dan melihat adik sepupunya menunggu tidak jauh "allesyah" sapa reza langsung memeluknya

"gue kangen banget" bales allesyah memeluk reza

"masuk dulu aja, kerjaan gue belum beres dikit lagi. gapapa kan?" tanya reza pada allesyah

"gapapa, tapi ini gue emang boleh masuk? gue tunggu di mobil aja deh" ucap allesyah tidak enak

"gapapa, nanti lu diem di ruangan gue" bales reza

"iyaa deh" jawab allesyah males.

allesyah mengikuti reza, banyak sekali yang menjaga karna tidak sembarang orang bisa dateng kesini, ada beberapa pengawal mungkin? allesyah tidak tau juga.

kini allesyah sedang berada di ruangan bersama reza, tidak terlalu besar ruangan ini hanya terisi satu meja kerja, dan di hadapannya ada sofa juga untuk beristirahat dan di pojok ada sebuah toilet. allesyah berjalan ke arah sofa.

"al mau minum?" tawar reza yang melihat allesyah duduk di hadapannya

"gak usah za" jawab allesyah

"bentar ya gue beresin dulu, abis ini kita makan" ucap reza

allesyah menganggukkan kepalanya dia membuka ponselnya, sedangkan reza melanjutkan pekerjaannya yang belum selesai. allesyah melihat sekeliling ruangan reza ada beberapa koleksi buku yang reza simpan, allesyah mengambil satu buku yang menurutnya sangat menarik.

"reza sudah beres?" tanya seseorang yang tiba-tiba memasuki ruangan reza, allesyah melirik orang tersebut

"udah bang" jawab reza dan memeriksa kembali berkas yang akan di serahkannya

karna tersadar pria tadi di ruangan ini tidak hanya dirinya dan reza saja, melainkan ada orang asing di ruangan ini. allesyah yang di tatap seperti itu hanya tersenyum ramah, reza yang tersadar dengan situasi ini pun segera memperkenalkan sepupunya

"oh iya bang, ini sepupu saya. allesyah" ucap reza memperkenalkan allesyah

"allesyah" senyum allesyah dan mengulurkan tangannya

"teddy" menjabat tangan allesyah

"dia ajudannya bapak prabowo al, ajudan terbaik" puji reza kepada teddy

"saya hanya menjalankan tugas saja" balas teddy dengan tersenyum

"kalau tidak salah kemarin kamu hadir di acara TNI?" tanya teddy yang sadar kemarin kehadiran allesyah

"ohh, iya saya menemani bapa saya" bales allesyah ramah

"Mayjen nugi?" tebak teddy

"iya" angguk allesyah

"ini bang berkasnya, udah selesai kan? saya pamit untuk ajak makan adik saya dulu" ucap reza dan menyerahkan berkasnya untuk di berikan pada teddy

"baik, terimakasih reza" ucap mayor teddy pada reza dan menatap allesyah dan tersenyum, allesyah hanya mengangguk saja

"kenapa? ganteng kan?" goda reza yang melihat allesyah memperhatikan teddy

"hah? gak. gue cuman heran aja pernah liat tapi lupa dimana" ucap allesyah

"viral beliau di tiktok, dia jadi idaman cewek-cewek indonesia al" jawab reza sembari berjalan ke arah allesyah

"nah iya! aku pernah liat dia di aplikasi itu" heboh allesyah setelah mengingat dia melihat mayor teddy dimana

"hahaha, kamu tuh kelamaan di luar negeri sampe gak tau yang lagi viral. kamu tuh termasuk orang beruntung bertemu dan kenalan sama beliau al, banyak orang di luar sana pengen banget ketemu bang teddy, sampe bang teddy itu punya fans al" jelas reza pada allesyah sembari berjalan ke luar dan menuju parkiran

"ko bisa viral ya?" tanya allesyah heran

"karna dia ganteng walaupun duda, bang rajif juga viral loh al" beritahu reza pada allesyah

"serius mas rajif juga viral? ko lo gak viral juga si za?" canda allesyah pada reza

"ya ngapain gue viral"

"gapapa biar lo nanti bisa live dan dapet gift gitu" tawa allesyah

a wound that becomes a soothe Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang