sebenarnya allesyah sangat malas untuk turun dan bergabung dengan teman bapanya, tetapi dia lapar. bisa saja dia meminta tolong pada pekerja di rumah bapanya ini, tapi dia pasti akan kenal omel ibu dan bapanya.
mau tidak mau allesyah turun dan bergabung dengan teman bapanya, saat allesyah berjalan ke arah meja makan allesyah melihat mayor teddy. sejak kapan dia datang bukan kah tadi saat allesyah dateng dia tidak ada?
"ayo sayang sini" panggil dewi pada allesyah
allesyah duduk berhadapan dengan mayor teddy, allesyah tersenyum saat melihat mayor teddy memperhatikannya.
"saya beberapa kali dateng kesini tidak pernah melihat anak mu pak" ucap teman bapa yang bernama agus
"dia memilih tinggal sendiri" kata nugi pada temannya.
"kalo saya punya anak lelaki mungkin saya akan meminta menjodohkannya" ucap hadi teman bapa satunya lagi
allesyah yang mendengar itu hanya tersenyum saja, dia rasanya ingin cepat-cepat menghabiskan makanan yang ada di hadapannya ini.
"biar kan dia memilih pasangannya sendiri" ucap nugi tersenyum pada temannya ini.
sedangkan mayor teddy yang ada di hadapan allesyah hanya diam menyimak saja, dia melihat ke arah allesyah yang sepertinya tidak nyaman dengan obrolannya.
allesyah segera mungkin menghabiskan makannya dan pergi meninggalkan teman bapanya, allesyah tidak langsung memasuki kamarnya dia duduk terlebih dahulu di area belakang rumahnya. dan membawa secangkir coklat panas.
allesyah menikmati angin malam yang sangat dingin, saat allesyah memejamkan matanya dia merasakan seseorang duduk di sebelahnya. allesyah melihat orang tersebut ternyata mayor teddy.
"terimakasih" ucap teddy dengan tiba-tiba
allesyah bingung dengan ucapan teddy tersebut "untuk?" tanya allesyah
"DogTag yang kamu temui" tunjuk teddy pada kalung yang di pakainya
allesyah tidak berniat menjawabnya dia hanya diam saja dan melihat sekeliling halaman rumah bapanya.
"bagaimana saya membalas terimakasih untuk kamu karna sudah menemukan DogTag saya" ucap teddy
"tidak perlu pak, bapak tidak usah memberi saya imbalan apapun" kata allesyah dan menatap teddy
teddy menggagguk saja sebagai jawaban "saya minta maaf, karna saya kamu jadi ramai di bicarakan"
"bapak tahu?" tanya allesyah pada teddy
"saya di beritahu yang lain" kata teddy
"maaf membuat kamu tidak nyaman" sambung teddy pada allesyah
"tidak apa-apa pak, lagian itu juga bukan salah bapak" ucap allesyah
"apakah saya setua itu sampai di panggil bapak?" kata teddy yang menyadari allesyah sedari tadi memanggil dengan embel-embel pak.
"ehh, terus saya harus panggil apa? om?" tanya allesyah bingung
"saya bukan om kamu allesyah" ucap teddy tersenyum
"ya apa dong, saya bingung" balas allesyah
"panggil saja nama saya"
"gak bisa, itu gak sopan. lagian kayanya bapak lebih tua dari saya" kata allesyah tidak enak bila dia langsung memanggil mayor teddy langsung namanya saja tanpa embel-embel.
"gimana kalo panggil mayor teddy aja?" tanya allesyah
"terlihat sangat formal sekali" ungkap teddy
"terus apa dong? mayor?" tanya allesyah lagi
"hahaha, tidak usah kamu panggil nama saya saja" tawa teddy saat allesyah mengidenya untuk memanggil dirinya mayor
"ko ketawa si? ya udah deh gak mungkin juga saya panggil bapak langsung nama, gimana kalo mas teddy aja?" tanya allesyah
"boleh" kata teddy tersenyum tidak lupa juga lesung pipinya yang membuat wajah teddy terlihat tampan.
"emm pak- eh maksud saya mas saya mau nanya boleh?" tanya allesyah
teddy tersenyum saat mendengar allesyah meralat ucapannya, dan mengangguk "boleh mau nanya apa?"
"mas teddy risih gak sih banyak orang yang kenal mas, terus banyak orang juga ingin mencari tahu tentang mas teddy" ucap allesyah
"sebenernya saya pun risih dengan keadaan seperti ini, cukup mengganggu saya. dan membuat saya tidak nyaman saat bekerja, apa lagi saat saya sedang berkerja pasti banyak sekali yang ingin meminta foto. saya bukan seorang publik figur saya hanya TNI yang di tugaskan untuk menjaga seorang mentri. apa lagi saya sangat terkejut saat tiba-tiba saya banyak di kagumi orang terutama cewek-cewek dan mereka mencoba mencari tahu tentang saya" jelas teddy pada allesyah.
allesyah yang mendengar penjelasan teddy cukup prihatin, benar yang di katakan teddy. dia hanya bekerja saja tetapi kenapa orang-orang banyak sekali yang suka pada teddy
"tapi kan mas teddy jadi banyak di kenal orang, bagus dong jadi punya fans" ucap allesyah
teddy tersenyum mendengar jawaban allesyah "saya tidak suka di kenal banyak orang, apa lagi sampai mempunyai fans apalah itu"
"padahal kalo mas teddy banyak di kenal orang biasanya mereka suka memanfaatkan dengan datang ke beberapa podcast, atau acara stasiun tv" jelas allesyah
"saya tidak mau memanfaatkan ketenaran ini, untuk apa? itu hanya akan membuang-buang waktu saja, saya hanya ingin bekerja dengan tenang tanpa ada yang menggangu saya allesyah" jawab teddy
"kamu sendiri kenapa jarang sekali muncul di publik?, padahal kamu juga banyak di kenal orang karna kamu anak seorang mayjen nugi" lanjut teddy pada allesyah
"saya gak suka banyak di kenal orang, apa lagi orang hanya mengenal saya sebagai anak mayjen nugi. lagian saya lebih suka dengan keadaan seperti ini, orang-orang tidak mengenal saya jadi saya bebas mau melakukan apapun tanpa takut untuk menjelekkan nama baik bapa" ucap allesyah
"apa karna kejadian dulu?" tanya teddy dengan hati-hati
"mungkin itu juga menjadi penyebabnya" senyum allesyah pada teddy.
teddy sedikit tahu berita dulu menimpa allesyah, karna kala itu beritanya sangat beredar luas jadi siapapun itu pasti mengetahui berita tersebut.
kini keduanya sama-sama diam menikmati angin malam, sampai akhirnya allesyah merasa dirinya sudah mengantuk
"mas saya pamit untuk masuk ke dalam ya" ucap allesyah pada teddy yang masih asik duduk
"iya silahkan, saya juga akan masuk mungkin mereka sudah menunggu saya juga" kata teddy dan berdiri dari duduknya.
allesyah pergi terlebih dahulu meninggal kan teddy, tanpa mereka ketahui sedari tadi ada yang memperhatikan mereka. orang tersebut hanya tersenyum saja saat melihat itu semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
a wound that becomes a soothe
Fiksi Remaja"jika saya di ijinkan untuk mencintai seseorang lagi, akan saya pastikan wanita itu adalah kamu" teddy ersya wijaya ini hanya fiksi jadi tidak ada sangkut pautnya dengan yang asli, jadi mohon tidak untuk membawa cerita ini ke dunia nyata!