3

1.1K 39 0
                                    

"assalamualaikum" ucap allesyah memasuki rumah orang tuanya

"akhirnya kamu pulang juga al" ucap rani ibunda allesyah

allesyah menyalimi rani dan memeluk ibunya dengan erat, rani membalas pelukan anaknya dan mencium pipi allesyah

"sudah makan nak?" tanya rani

"belum mah" jawab allesyah

"ya udah ayo makan, mamah udah masak buat kamu" ajak rani pada allesyah

allesyah melihat masakan mamahnya yang sangat menggoda seleranya. perutnya makin meronta untuk segera di isi, allesyah duduk dan menggambil masakan mamahnya

"nak udah ketemu bapa?" tanya rani kepada allesyah yang sedang sibuk menyuapkan makan

"belum mah" jawab allesyah pada mamahnya

"temui bapa sama ibu nak" ingat rani pada anaknya

"iya" jawab allesyah

iya orang tua allesyah sudah bercerai saat umur allesyah 17 tahun, ayah allesyah tidak lama menikah lagi dengan seorang dokter teman lama ayahnya. allesyah tidak membenci ayahnya dia masih berhubungan baik dengan ayahnya begitu pula dengan ibu tirinya, allesyah sudah menganggap ibu tirinya seperti ibu kandungnya. sebaliknya ibu tirinya pun sudah menganggap allesyah seperti anak sendiri karna ibu tirinya itu tidak bisa mendapatkan keturunan.

rani dan istri baru bapaknya pun cukup akur tidak ada drama musuhan, karna ibunya juga sudah mengiklankan masalah yang sudah berlalu.

"kamu itu jangan iya iya tapi tidak di lakukan" ungkap rani yang sudah tau kelakuan anaknya ini

"lagian kan bapa juga sibuk tugas mah" kata allesyah

pasalnya allesyah sangat tahu bapanya itu sangat sibuk, jarang ada di rumah. karna dia tau tuntutan pekerjaan bapanya itu sangat penting, bapa lebih memprioritaskan negara di banding keluarga, tapi bapa tetep tidak akan lupa kepada keluarganya.

bapanya itu seorang TNI yang dimana dia harus membela negara dan harus siap kapan saja bila negara membutuhkannya.

"bapa mu lagi ada waktu luang, jadi bapa minta kamu untuk datang kesana" jelas rani pada anaknya

"iya nanti aku mampir kesana" kata allesyah

"gimana kerjaan kamu sekarang?" tanya rani

"baik gak ada kendala apapun" balas allesyah

"mamah lusa mau berangkat ke berlin" beritahu rani

"business trip?" tanya allesyah

"iya"

"berapa lama?" kata allesyah

"mamah belum tau untuk berapa lama" jelas rani pada anaknya

"bareng om wisnu mah?" tanya allesyah pada ibunya

"iya, om wisnu katanya mau ketemu kamu. udah lama dia tidak ketemu kamu" beritahu rani

"padahal aku udah beberapa kali ketemu tante keke tapi ngga ketemu om wisnu" jelas allesyah yang sudah beberapa kali bertemu istri omnya itu, om wisnu adalah sodara dari mamah rani. selama ini om wisnu yang membatu business mamahnya dan sudah menggap mamahnya ini seperti adiknya sendiri.

"lagian kamunya juga sama sibuknya, jangan terlalu fokus sama kerjaan lah al. kalau kamu terlalu fokus sama kerja kapan kamu punya pacar?" omel rani kepada allesyah

allesyah yang mendengar ibunya sudah mengomel tentang lelaki dia berlari ke dapur menyimpan piring kotornya, dan menuju kamar yang dulu sering dia tempati

"kebiasaan banget tuh anak kalo di tanya tentang cowok pasti kabur" heran rani pada anaknya. rani membereskan meja makan agar nanti pekerja yang membatunya tidak terlalu banyak mengerjakan pekerjaannya.

allesyah melihat kamarnya masih sama tidak ada yang berubah, dia menghampiri meja belajarnya dan melihat beberapa kertas yang sudah sangat lama. dan ada boneka kecil juga di meja itu, allesyah mengambil boneka itu beberapa detik dia menatap boneka pemberian seseorang dan menyimpannya kembali.

a wound that becomes a soothe Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang