part.9

424 59 3
                                    

_
_
_

Jimin terengah-engah karna dia berlari kencang agar sampai sebelum Yoongi pergi.

langsung keposisi pintu kemudi dan meminta sopir untuk turun lalu Jimin
mengambil alih kemudi.

Namjoon melihat aksi Jimin dari kejauhan.
"hmm, peliharaan ku mulai menunjukkan taringnya" Gumam Namjoon

Yoongi ketakutan, Merasa mobil melaju dengan kencang, berusaha meraba
siapa yang sedang mengemudi di samping nya.

"Manager Park ?, ada apa ?. kita kemana ?"

Jimin meraih tangan Yoongi, menggenggam tangan itu agar Yoongi tak ketakutan.
mengemudikan mobil, membawa Yoongi menjauh dari Hotel.

"ini aku, jangan khawatir Yoongi ssi" ucap Jimin sambil tetap mengepal tangan Yoongi.

mendengar itu malah membuat Yoongi jauh lebih khawatir.

"kenapa ?, kita mau kemana?" tanya Yoongi panik

Jimin menghentikan mobil di tempat yang sepi dan dirasa cukup jauh dari Hotel.

"Yoongi ssi, apa benar kamu
pernah di culik ?"

"Semua orang tau itu. Kenapa kamu tanya kan itu ?". Yoongi tak paham ada apa dengan si manager Park Jimin

"jadi orang yang melakukan kemarin hanya bertujuan untuk menakuti mu, sebaik nya kamu tetap disini. Jangan percaya siapapun, di rumahpun kamu gak aman."

Yoongi sedikit tersenyum aneh. "ada apa dengan anda manager Park, baru kemarin kamu menyuruh ku pulang,kenapa sekarang malah menahan ku ?"

"aku sudah tau siapa pelaku nya kemarin. Aku mohon pada mu tetaplah disini, agar aku bisa mengawasi mu"

Yoongi menunduk, menyadari ke tidak berdayaan nya, tak tau
apa yang bisa di lakukan.

"Mau sampai kapan kayak gini ?, kamu punya tanggung jawab yang besar" Bujuk Jimin.

Kata-kata Jimin melukai harga diri Yoongi, tapi entah kenapa kata-kata itu terasa ngenak  dan masuk akal,
dibandingkan ribuan kali appanya mengatakan itu

"Park Jimin, kita tidak sedekat itu sampai kamu bisa lancang menasehati ku".jawab Yoongi pelan dan menunduk menyembunyi kan air matanya.

"Kita bahkan lebih dekat dari itu. Kamu adalah Hyeong ku" jawab Jimin dalam hati

"Kita obati mata mu, dan kembali ke posisi mu yang seharusnya" lanjut Jimin, berkata dengan pelan agar
Yoongi dapat memahami maksud nya.

"ayo kembali ke Hotel". Jawab Yoongi

"Tinggal bersama ku, dan aku akan carikan pengawal orang-orang kepercayaan ku". Jimin terus berusaha membujuk Yoongi, menyentuh bahu Yoongi pelan

"Berhenti bertingkah seperti appa ku". Yoongi menepis tangan Jimin dan mulai emosi.

"Jika kamu tak ingin di kasihani, setidaknya berusahalah untuk bisa
menjaga diri mu sendiri." jawab Jimin ketus.

"apa kamu mau tau rasanya ?, di sekap di tempat gelap berhari-hari, di pukuli bahkan sampai menyebabkan mata ku buta?."

Marah, sakit hati, sedih. Kali ini untuk pertama kali nya Yoongi membahas kejadian menakutkan itu pada orang
lain

"Seseorang bahkan mati karna menyelamatkan ku. Park Jimin ssi, kamu gak akan pernah tau apa rasanya hidup seperti mati yang ku jalani ini. Aku yang seharus nya mati". teriak Yoongi Histeris.

Yoongi emosional. menangis dan histeris. Semua yang dia pendam selama ini meluap.

"Kamu tak akan pernah tau apa rasanya", ucap Suga sambil menangis sesegukan.

Jimin panik dan berusaha menenangkan Yoongi.
"hey,, heyy.. tenang. aku tau rasanya, aku tau." Jawab Jimin yang tanpa sadar juga ikut menangis.

"aku tau rasanya. aku benar-benar tau.Kamu harus berusaha melawan trauma itu. Seseorang yang mati karna menyelamat kan mu akan kecewa melihat mu begini". Bisik Jimin sambil menangis.

"aku yang seharusnya mati" ucap Yoongi dengan suara pelan dan tetap menangis

Jimin memeluk Yoongi erat,
sambil mengusap punggung
Yoongi dengan lembut agar
Yoongi tenang

Cukup lama mereka berpelukan, sampai Yoongi perlahan agak tenang dan menghentikan tangisnya.

Jimin merenggangkan tubuhnya dari Yoongi

"apa kamu bisa ku percaya ?". ucap Yoongi dengan nada berharap.

"Jangan pernah percaya siapa pun. Tapi aku adalah orang yang akan selalu mempunyai rasa tanggung
jawab menjaga mu".

Hanya jawaban seperti itu yang akhirnya bisa dikatakan Jimin, walaupun sebenarnya sangat ingin mengungkapkan
hubungan seperti apa sebenarnya antara dia dan Yoongi.

Jimin membawa Yoongi kerumah nya. Menempatkan Yoongi di tempat dimana dia bisa selalu mengawasi Yoongi.

Memecat semua pengawal Yoongi, dan membawa beberapa orang pelayan untuk
mengurus Yoongi.

Yoongi mengikuti saja semua yang di atur Jimin, entah kenapa hatinya mulai menaruh kepercayaan pada
Jimin.

Dan kembali ke tujuan awal nya adalah mengusut misteri dibalik bunuh diri appa nya, setidaknya ini juga adalah bentuk dari strategi Yoongi yang ingin memulai penyelidikan nya.

Malam harinya Jimin mendapat perintah dari Namjoon untuk datang ke rumah nya.

puluhan kali pukulan harus di terima Jimin sebagai konsekwensi dari keputusan
pribadi nya untuk membuat Yoongi tak jadi pergi meninggalkan Hotel.

Jungkook hanya boleh meninggalkan Yoongi ketika Jimin sudah kembali. Menunggu dengan gelisah, karna sudah larut malam tapi Manager Jimin belum juga datang.

Jimin akhirnya pulang dengan wajah meringis menahan sakit, melempar Jas ditangan nya, lalu duduk di sofa, dimana Jungkook dan Yoongi
menunggunya.

"Kamu bisa pulang" ucap Jimin pada Jungkook

"apa anda baik-baik saja ?" tanya Jungkook, curiga melihat Jimin yang seperti menahan sakit.

Jimin mengangguk pelan dan memberi isyarat pada Jungkook untuk tidak mengkhawatirkan nya dan segera pulang

Jungkook berpamitan pada Yoongi dan Jimin, lalu meninggalkan tempat itu.

"Sudah malam Yoongi ssi, sebaiknya anda istirahat, ayo saya antar ke kamar" ucap Jimin berdiri di depan Yoongi

"ada apa ?, kenapa Jungkook bertanya seperti itu ?. apa anda baik-baik saja
manager Park ?

'Ya, semua baik-baik aja" Jawab Jimin

Yoongi berdiri meraba, tak sengaja menyentuh lengan Jimin.

"arkhh..."reflek Jimin meringis kesakitan.

"apa yang terjadi" wajah Yoongi berubah serius, karna sentuhan biasanya bisa membuat Jimin terdengar sesakit itu. Pasti terjadi sesuatu.

- to be continued -

BLIND SUSPICION [YOONMIN] || ENDМесто, где живут истории. Откройте их для себя