chapter 02﹕different chemistry

277 32 0
                                    

“sunoo! biarkan aku yang mengantar ni-ki!” bujuk jake penuh harapan. namun sunoo nampak tak membiarkan pemuda itu mengantar ni-ki yang berada dalam pengaruh alkohol, akibat terlalu banyak minum.

memilih mengabaikan permintaan jake, sunoo tetap fokus mengemudi.

kini mereka, sunoo dan jake. tengah dalam perjalanan menuju rumah milik jay, guna mengantarkan pemuda itu. mereka berdua duduk di kursi pengemudi, dengan jake yang terus mengoceh pada sunoo.

sedangkan di kursi penumpang, terlihat jay dan ni-ki niki yang nampak meracau tidak jelas akibat berada dibawah pengaruh alkohol.

perayaan kemenangan mereka telah usai beberapa saat lalu. winter selaku ketua pesta untuk perayaan kemenangan jay, tentu saja tak membiarkan dirinya terlalu banyak minum. jadi perempuan manis itu masih dapat mengantar giselle yang terlalu mabuk untuk pulang.

dan sisanya, jake bertugas mengantarkan jay. sementara sunoo mengantarkan ni-ki pulang.

mereka memilih mengendarai mobil mewah milik jay, dan meninggalkan motor mereka pada garasi di arena balapan milik kelompok mereka. yang tentu saja memiliki penjaga, dan pastinya akan aman meski di tinggalkan oleh sang pemilik.

“ayolah sunoo, kau saja yang turun. aku akan menjaga niki di sini.”

“jake, ada apa dengan mu? kau hanya perlu mengantarkan jay hingga ke depan pintu besar itu, setelah itu kau kembali ke sini.” kesal sunoo saat keduanya tiba di depan rumah mewah milik jay, namun jake nampak terus merengek agar tidak di tugaskan untuk mengantar jay ke sana.

padahal sebelumnya pemuda itu setuju-setuju saja dengan pembagian tugas di bar tadi.

“berhenti merengek, antarkan jay atau aku tidak akan mengantar mu pulang!” ancam sunoo setelah membukakan pintu mobil di samping jake, membuat pemuda di samping nya itu pasrah.

pasalnya jika jake menolak, ia akan kesulitan mencari angkutan umum untuk pulang. rumahnya begitu jauh dari blok tempat tinggal jay.

belum lagi ia malas mencari taksi ataupun bus yang mungkin tidak tersedia di pukul setengah tiga pagi ini.

“terserah.” final jake, lalu keluar dari mobil akibat dorongan sunoo.

ia pun membuka pintu penumpang, lalu menarik jay yang terlihat mabuk berat. dengan susah payah jake pun memapah pemuda itu memasuki halaman rumah mewah nya.

beruntunglah sunoo sempat membantu nya membunyikan bel, sehingga gerbang besar itu terbuka lebar saat jake sudah siap memapah jay.

‘clek!’

pintu besar itu terbuka, menampilkan beberapa pekerja di rumah jay yang nampaknya masih terjaga.

“bibi, maaf aku mengganggu waktu istirahat kalian tapi jay ─ ”

“kau memang mengganggu waktu istirahat mereka,” jake menatap kesal pemuda jangkung yang baru saja memotong perkataannya. sudah ia duga pemuda menyebalkan itu berada di sini.

pekerja yang baru saja membukakan pintu untuk jake di minta pergi oleh pemuda itu, menyisakan mereka berdua dan jay yang sesekali cegukan.

“apa yang kau lakukan pada nya?” pemuda jangkung itu melirik jay, dengan kedua tangan yang setia berada di saku jasnya.

jake sedikit di buat heran dengan penampilan pemuda jangkung di hadapan nya itu, yang terlihat sangat rapih dengan kemeja putih polos yang di balut oleh jas hitam yang terkesan sangat formal. yang lebih parahnya, pemuda itu nampak masih menggunakan dasi.

yah, meski dasinya tidak lagi terpasang rapih. tapi tetap saja itu sebuah pemandangan aneh di pagi-pagi buta seperti ini.

“menurut mu? kau tidak bisa melihat.” ketus jake yang merasakan bahunya mulai sedikit kram akibat terlalu lama menahan tubuh jay.

melting heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang